Aku dan Nenekku Satu-Satunya Yang Paling Sayang Padaku

in #indonesia7 years ago (edited)

IMG_3101.JPG

bersama sehari Nenek
Rupanya negara tertua di dunia bukan lagi Bangladesh! Bang Ladesh adalah negara yang negara lain harus memanggilnya Bang! Tahun lalu ditemukan negara tertua yang lebih tua dari Bangladesh yaitu Michigan. Negara lain harus memanggilnya Michik, panggilan untuk nenek dalam bahasa Aceh.
Tapi michik adalah penggilan nenek bagi rakyat jelata, sedangkan untuk keturunan bangsawan, negarawan, rupawan (rupa seperti hewan) seperti saya, memanggil nenek saya dengan pangilan ‘Nyakchik’ Saya punya beberapa Nyakchik, di keluarga besar kami cuma tersisa satu orang. nenek dari pihak ibu.
Suaminya Tgk.Teuku. Ismail (alm) yang ternyata kakekku, meninggal saat saya berusia 4 tahun. Beliau mewariskan satu sepeda ontel dan buku sejarah Aceh, serta silsilah keluarga sampai ke Teuku Umar dan kitab-kitab agama yang sempat saya lihat-lihat sebentar yang kemudian tanpa sepengetahuanku dibakar oleh nenek karena alasan “Han ek nyakchik kaloen, seumak rumoh-rumoh” (tidak sanggup di lihat nenek, karena bikin semak saja) hilanglah seluruh bukti dan saksi kalau saya ini keturunan ke-13 dari tetangga raja Aceh.
Nenek saya seorang perempuan, untuk apa itu dibilang. Kan semua orang juga tahu. Beliau masih kuat walaupun umur sudah tujuh belasan di putarbalikkan. Cut Khatijah namanya. Cut keke dan Nova Eliza juga memanggil nenekku dengan nama yang sama saya panggil. Saya bersaudara dengan dua artis itu, tapi itu susah diluruskan kami saudaranya bagaimana. Karena bukti dan saksi sudah di bakar oleh nenek.
Cucu kesayangan nenek adalah saya. Karena saya anak pertama anaknya. Sedangkan Cut Keke dan Nova eliza anak dari kakaknya. Wah, sudah sedikit bisa di luruskan silsilahnya. Ibu dan Ayahku menitipkan saya kepada nenek, kalau mereka berpergian dan dinas di luar kota, karena waktu kecil saya gendut dan nakal jadi tidak portable dan susah di bawa kemana-mana.
Nenek adalah orang tua yang berjasa yang turut andil dalam kebijakan saya bisa memanjat pohon, berenang dan naik sepeda. Sebagai keturunan raja hutan Aceh, saya di latih nenek menjadi orang utan. Semua anak-anak di desa kami yang selesreting saya rata-rata bisa memanjat pohon kelapa dan pohon lainnya kecuali anak manja. Yang tidak bisa di panjat sama anak kampong kami adalah pohon toge, pohon cabe, pohon tomat, pohon kacang panjang dan pohon bawang. Apakah itu termasuk dalam jenis pohon?
Ketika lebaran nenek tidak banyak permintaan, beliau hanya minta kain sarung untuk ke masjid sedangkan mukena masih ada mukena lama. Yang sangat di sayangkan saat lebaran adalah salam tempel untukku, dari tahun sembilan satu, sampai sekarang untukku cuma sepuluh ribu.
Selain mengawasi saya di atas pohon dan menangkap ikan. Nenek juga bersama saya dulu mengembala sapi, hal yang menarik dari mengembala sapi adalah mencari sapi di sore hari dan menggiringnya kembali ke kandang. Setelah pulang sekolah, pulang mengaji saya bersama nenek saya memulai petualagan mencari sapi. Sampai suatu saat tak sanggup kami urus lagi, sapi itu semuanya dijual, paling unik saat itu saat pembelinya menaikkan sapi ke mobil, dia menggigit satu persatu ekor lembu kami, dan lembu itupun melompat sendiri ke mobil. Saya lupa nama-nama sapi saya, karena memang tidak saya kasih nama.IMG-20160910-WA0006.jpg
Tiba-tiba Dua hari yang lalu saya di hubungi bunda untuk membawa nenek kerumah sakit. Karena bunda tahu, saya sedang penganguran sementara. Karena kerja belum bermula. Mungkin bulan tiga atau bulan selanjutnya, bunda dan semua keluarga lain yang bisa bawa motor, sibuk semua. Beliau menyuruh menjemput nenek jam tujuh, saya hanya tertawa, mana ada instansi pemerintah yang buka jam segituh.
Aku datang jam delapan. Setengah Sembilan lah. Baru para petugas puskesmas bermunculan. Tunggu! Ini puskesmas atau rumah sakit? Membuka pintu dan jendela, serta melahap sarapan. Saya bilang mau buat surat rujukan. Walaupun saya belum melaksanakan pernikahan dan perkawinan, apalagi hal yang dibenci Allah; perceraian. Tapi di puskesmas ini, rupanya bisa buat rujukan.
Habis waktu setengah jam. Aku merasa kesal para perawat yang tidak mempersilahkan duduk nenekku, padahal mereka masih muda-muda dan bisa berjalan normal seperti biasa sedangkan nenek berjalan sudah terbata-bata. Maklum, umurnya sudah tujuh belas tahun dibalik angka.
Surat rujukan siap. Kami menuju rumah sakit. Disana, kulihat saja rame sekali orang yang sakit. Pertama aku ke pengendali kartu, membuat kartu berobat. Disuruh fotokopi lima lembar jamkesmas dan surat rujukan. Lalu disuruh tunggu di poli penyakit dalam. 20160904_140903.jpg
Banyaknya pasien di RS adalah karena berbagai macam sebab. Sebab yang pertama adalah mereka sakit, sebab yang kedua adalah sedikit sedikit sakit tapi kerumah sakit, misalnya batuk, flu dan sakit-sakit yang ringan, ngapain ke rumah sakit. Kenapa gak minum saja betadin.
Yang ketiga adalah di Aceh berobat gratis. Segala sakit diobati dengan cuma-Cuma sama pusat kesehatan masyarakat ini, kecuali mati yang di kubur orang desa. Dari penjuru segala desa sigli berobat kemari. Senang rasanya melihat keramaian, karena rumah dan hati saya selalu sepi. IMG-20160914-WA0005.jpg
Yang kedua adalah orang yang gak tahu jalur, tanpa ditemani muhrim beliau memberanikan diri kerumah sakit. Tunggu berhari-hari di depan poli. Tunggu di panggil dokter. Ketika dikonfirmasi serambi semalam begini keluhannya:
“Saya sudah menunggu dua hari, tapi saya tidak dilayani, apa karena saya tidak ada saudara di rumah sakit. Apa dokter pilih kasih?”
Di tanya wartawan “bapak sudah buat kartu?”
Kartu apa?
“kartu berobat”
“untuk apa”
Lama kan? Itu saja udah habis waktu kita bahasnya. Lanjut kepada yang ketiga. Poli yang paling banyak penghuninya adalah poli THT (telinga dan HaTi) disini banyak berkumpul para ababil dan orang-orang yang kurang ilmu agamanya. Mereka sedang sakit hati, dokter jadi tambah sakit dan botak kepala mendengar curhatan mereka. rata-rata curhatnnya begini.
“Dok , lumpuhkanlah ingatanku, kalua itu tentang dia, hapuskan memoriku tentangnya”
“dok,kenapa cowok saya mutusin saya?”
“dok, saya sudah berusaha setia, tapi kenapa dia beralih ke wanita lain dok?” saya sebeeeel dok, kata ibuk itu sambil gigit alat tensi darah.
Lalu kata dokter bertanya
“apa alasan suami anda melakukan perselingkuhan?
“katanya studi banding dok! Hati saya hancur berkeping-keping dok!” kata adek itu sambil menangis
“kalau hati anda hancur, cintailah dia dengan kepingan hati yang tersisa” jawab dokter sambil masuk ambulan.

Para dokter pun di sini memang banyak-banyak tingkahnya. Beberapa saya salut. Beberapa lagi membuat pasien takut. Dokter yang membuat saya salut hari ini adalah dokter Iksan. Spot. M.kes. dia adalah dokter tulang. Sebelum nenek saya ada seorang pasien wanita. Dia terjadi pembekakan tulang miskinnya. Apalah tulang miskin bahasa indonesianya?
Dokter bilang obat yang mujarab untuknya adalah menikah. Dengan menikah segala penyakit akan sembuh, kamu sakit karena banyak pikiran akan masa depan. Kalau sudah menikah, kamu tak perlu pikirkan. Tinggal suami aja yang pikirkan,
Selanjutnya tiba giliran nenek. Dari pertama saya bilang sama dokternya. Ini dok jangan bilang di suruh menikah nenek saya. Kami keluarga besar tidak siap menerima kakek baru. Tidak kata dokter. Dokter hanya menyarankan nenek jangan banyak kerja.
Dokter telinga lain macam, ketika saya masuk dia hanya memandang sekilas saja, lalu menyenter, lalu memberi obat. Sedangkan kalau kita pergi ke prakteknya. Kita banyak sekali di Tanya, disuruh nonton tv, dilayani baik sekali. Kadang sampai 30 menit di dalam ruang, sedangkan ini di RS, Cuma sebentar saja.
Di rumah sakit kita belajar bersyukur. Kita masih punya tangan, masih punya kaki yang sehat untuk berjalan. Sedangkan ada anak muda disini kakinya di pasang pen besi yang timbul keluar, saat saya bertanya sakit ini bang? Dia hanya tersenyum dan bilang, masih banyak yang lebih sakit dari abang.
Di ruang lain ada pasien lain yang sangat menyedihkan. Lambungnya bocor. Kata keluarganya dia dari kecil suka makan pedas dan yang asam-asam. Keluarganya sudah pasrah, katanya dia tinggal menunggu hari.
Di sampingku duduk seorang gadis, sebenarnya dia yang duduk dulu, lalu aku datang. Bukan aku mendekati, tapi dari tadi aku berdiri, dia memberi isyarat untuk di sampingnya. Dia terlihat tadi menangis. Bedak yang di pakai sudah belepotan di sekitar mata. Aku mau bertanya dia sakit apa, tapi hati ini malu rasanya. Karena aku tidak piawai dalam menyapa gadis. Dari tangisannya. Berat dugaan dia telat di jemput ayahnya. Makanya nangis di ruang tunggu Radiologi.
Lalu saat dokter bertanya pada saya
“kamu sakit apa dok?” eh
“kamu sakit apa dek?”
“mual-mual dan mau muntah dok”
“sejak kapan sakit nya?”
“sejak melihat wajah dokter” jawab saya

Sekian dari saya, melaporkan untuk PAPDOG.TV

took and edit from my own work on my facebook notes
https://www.facebook.com/notes/riazul-iqbal-pauleta/bersama-sehari-nenek/10151309153662491/

P.S: Kalau tuan berobat ke kota kami, siapkanlah waktu selama satu hari. Pagi jam setengah Sembilan anda harus ke puskesmas, kalau tidak harus lama mengantri.

Sort:  

Semoga diberikan umurnya panjang

Foto fotonya tdk mendukung rio.. Tapi sudahlah. Chit lagee nyan droe kan...

ini akibat malas menulis, jadi juga malas mencari gambar yang sesuai

😂😂😂😂😂 oh Tuhaan..

Hahahaha michik gan.... How People...

Bangkok lom... haha

Kukomen dile baro kubaca..

Bacalah maka kamu akan mengenal dunia..menulislah maka kamu akan dikenal dunia

bereh

Terimakasih kakak. Hhee

Saya baru siap tonton film Bareily ki Barfi, kubaca tulisan @
droeneuh⁩ meutamah patah kukhem.. 😃

Terimakasih adinda..

Salam buat saudara mu, bang @riodejaksiuroe . Buat cut Keke dan cut tari

Cut tari hana ku kira syara le..haha