DWITUNGGAL
Beberapa kali sepanjang tahun 1946, Tan Malaka datang khusus untuk menemui panglima besar keamanan negara, Jendral Soedirman.
Harry A. Poeze, sejarawan Belanda yang banyak menulis tentang Tan, kedua tokoh tersebut sangat dekat. Mereka bertemu pertama kali dalam konferensi persatuan perjuangan di Purwokerto, Januari 1946.
Mereka mempunyai persamaan pendapat dan ideologi katanya.
Adam Malik juga sempat menyebut kedua tokoh tersebut sebagai dwitunggal. Ia menyamakan hubungan kedua tokoh tersebut dengan relasi Soekarno-hatta. Adam menilai Tan dan Soedirman memiliki urat dan akar di kalangan pemuda radikal, anggota pasukan pembela tanah air, dan bekas romusha.
Yang sangat saya ingat mereka berdua memiliki kesamaan sikap : menentang jalan diplomasi pemerintahan Sultan Sjahrir. Bagi mereka
Kemerdekaan harus seratus persen dan berunding berarti kemerdekaan kurang dari seratus persen
Akibat jalan oposisi yang di tempuh oleh Tan Malaka berbuah penjara. Menteri pertahanan pada masa itu menangkapnya beserta beberapa pemimpin pergerakan. Namun Soedirman tidak tinggal diam, ia memerintahkan panglima divisi III membebaskan semua tahanan, dengan perintah ini panglima menyerbu penjara Wirogunan. Aksi ini membuat presiden Soekarno marah dan memerintahkan Soeharto untuk menangkap Sudarsono.
Setelah peristiwa ini, hubungan keduanya mulai merenggang antara Tan dan Soedirman, Soedirman menganggap Tan terlalu jauh menekan Soekarno. Dan Soedirman tidak setuju Tan membantu laskar rakyat yang secara politik bertentangan dengan tentara.
Soekarno berhasil menyakinkan Soedirman untuk meninggalkan tan, sebagai balasan ia mendukung penuh keputusan Soedirman sebagai panglima besar tentara. Namun sejarah kembali mencatat Soedirman dan tan kembalikw jalan gerilya setelah agresi Belanda ke II.
Dalam agresi itu Belanda menangkap Soekarno, Hatta dan pejabat pemerintah lainnya, mereka di Asingkan ke Bangka. Soedirman lolos dari sergapan Belanda dan masuk hutan, ia bergerilya di Jawa tengah.
Dan Tan Malaka pun tak tinggal diam iya berangkat ke Kediri dikawal dengan 50 orang, di markas pertahanan Kediri ia mendirikan gabungan pembela proklamasi yang kemudian menjadi gerilya pembela proklamasi.
Ia banyak menulis pamflet yang di beri nama * dari markas murba terpendam*, lewat RRI kediri, Tan menyerukan rakyat untuk terus bergerilya melawan Belanda seperti Soedirman.
Several times throughout the year 1946, Tan Malaka came specifically to meet the Commander of the country's security, General Sudirman.
Poeze, Harry a. Netherlands historian who wrote about the character second Tan, very close. They met the first time in the Conference the Union struggle in Purwokerto, January 1946.
- They have similarities of opinion and ideology * he said.
Adam Malik also briefly mention both figures such as this Binitarian ** **. He likened the relationship that both figures with Soekarno-hatta. Adam judge Tan and Sudirman has veins and roots among the radical youth, members of the forces of the defenders of the motherland, and the former romusha.
That I remember them both have the same attitude: oppose the path of diplomacy Sultan Sjahrir. For those
Independence must be one hundred percent and negotiate means independence less than a hundred percent
Due to the way the opposition who traveled by Tan Malaka fruitful prison. The Defense Minister at the time arrested him along with some leaders of the movement. But the living room does not stay silent, he ordered the Commander of Division III release all prisoners, with this command Commander Wirogunan prison storming. This action makes the President Sukarno, angry and ordered Suharto to catch Sudarsono.
After this event, they began a relationship between Tan and stretchable Soedirman, Sudirman considers Tan too far pressuring Sukarno. And the Soedirman disagree Tan helped laskar folk who are politically opposed to the army.
Sukarno successfully convinced Sudirman to leave tan, in return he supported full decision Sudirman as the Commander of the army. However the history back and tan kembalikw Sudirman noted Street guerrilla aggression after the Netherlands II.
In the Netherlands it aggression capture Sukarno, Hatta and other government officials, those in Assat kidnapped by Bangka. Sudirman escaped the RAID on the Netherlands and enters the forest, he told in Central Java.
Tan Malaka and not stay silent iya to Kediri escorted by 50 people, at the headquarters of the defence of Kediri he founded the defenders of joint proclamation that later became the guerrilla defenders of the proclamation.
He wrote a pamphlet on the name * of the headquarters of the murba pent-up *, passing RRI kediri, Tan called on the people to continue to fight against the Netherlands told like the living room.
Mantap.. Tulisannya membuat kita tau bagaimana perjuangan orang2 terdahulu
Salam