Indonesia terdiri dari 16.056 pulau yang sudah diberi nama dan terverifikasi. Satu laporan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dirilis pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, Agustus lalu sudah menggetarkan kita, apalagi jika disertai dengan ragam kekayaan alam yang ada diseluruh pulau yang ada.
by www.flickr.com
Pulau Sumatera, Aceh misalnya. Mengutip informasi yang terdapat dalam website lovetheleuser disebutkan bahwa Leuser memiliki keanekaragaman spesies termasuk diantaranya 105 mamalia, 382 jenis burung, 95 jenis reptil dan amphibi dan lebih dari 8500 jenis tanaman.
Contoh lain adalah Sulawesi. Dari laporan yang pernah diterbitkan kompas disebutkan bahwa Pulau Sulawesi memiliki keanekaragaman spesies endemis yang tak dapat ditemui di kepulauan Indonesia dan bahkan di negara lainnya.
Tercatat ada 127 jenis mamalia Sulawesi yang 79 di antaranya merupakan spesies endemis, 328 jenis burung termasuk 88 spesies endemis dan 104 jenis reptilian dengan 29 spesies endemis.
Lebih mencengangkan lagi bila diungkap data unik lainnya. Saat berada di Barus, Tapanuli Tengah, Jokowi menyebut, Indonesia memiliki 714 suku bangsa atau etnis dan memiliki 1.100 bahasa daerah. Tapi, mengacu pada data BPS 2010 disebut bahwa ada 300 kelompok etnis dan 1.340 suku bangsa.
Tahun 2016, nationalgeographic pernah menurunkan laporan bahwa Indonesia memiliki 742 bahasa. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara nomor dua terbanyak bahasa di dunia setelah Papua Nugini. Makin unik lagi karena Pulau Jawa dengan jumlah penduduk 123 juta hanya memiliki 20 bahasa. Sebaliknya, Papua dilaporkan memiliki 271 bahasa padahal hanya berpenduduk 2 juta orang.
Sebuah media bernama netral pernah menurunkan tulisan berjudul "Ini Keunikan Indonesia yang Tidak Dimiliki Bangsa-bangsa Lain" yang menggambarkan keunikan Indonesia.
Semua itu adalah lautan konten yang tidak mungkin habis dikreasikan menjadi konten, apalagi bagi seorang yang disebut sebagai kreator konten. Jadi, tidak ada alasan bisa kehabisan bahan dan ketiadaan ide. Satu-satunya alasan sah bagi terjadinya plagiat adalah karena malas membaca dan malas belajar menjadi seorang kreator konten. Sebab lain karena sudah terperangkap dalam berbagai doktrin menulis yang harus memakai rumus ini dan itu. Atau karena terkungkung oleh petunjuk harus menulis seperti wartawan atau penulis keren yang sering menulis di media ini dan itu.
Ini sudah era digital dimana media bukan lagi sekedar buku, sekedar koran, sekedar tabloid dan majalah, sekedar media online bernama acehtrend. Ini era digital di mana dengan media sosial yang ada dan terus berkembang hingga menghadirkan media blockchain kita tidak lagi sekedar konsumen, tapi juga sebagai kurator plus kreator konten. Jadi, setiap bertemu konten yang mungkin dikreasikan dengan teks, visual, audio, gambar, grafis, dan sebagainya, mainkan dengan kreatif.
Nampak buah durian jatuh dari pohon, kreasikan secara teks untuk menulis uniknya cara durian kampung kami saat jatuh. Jika belum punya kemampuan berkreasi dengan teks, visualkan cara durian jatuh dengan gambar, jika tidak bisa menggambar, kebetulan ada kamera, duduk di bawah pohon durian dan tunggu durian jatuh, lalu foto atau videokan. Hati-hati jatuh durian di kepala hahaha. Jangan tunggu mengikuti rumus 5 W + 1 H atau tunggu sampai doa dikabulkan untuk menjadi seperti novelis Pramudia. Sampai tua bangka belum tentu bisa menghadirkan konten.
Jadi, kreasikan konten dan belajarlah dari perjalanan konten yang kita kreasikan. Bergaullah dengan kreator konten yang sudah memiliki riwayat keberhasilan dan berdiskusilah untuk menyerap pengalaman dia menjadi kreator konten untuk media-media sosial, terkhusus sekarang media sosial berbasis blockchain. Pelajarilah evolusi media sosial dan lihatlah perubahannya, apakah era menulis judul yang viral masih berlaku di media blockchain, apakah gaya piramida terbalik juga masih berkenan bagi pembaca, dan apakah tulisan panjang lebih disukai atau tidak. Atau jangan-jangan yang sangat dibutuhkan oleh media blockchain adalah konten-konten yang bisa divalidasi, ontetik dan orisinil.
Hal lain yang sudah mesti dipertimbangkan adalah apakah menjadi kreator konten di era media blockchain masih perlu tampil individual, atau sudah saatnya mengkreasikan konten secara bersama-sama dalam komunitas. Misalnya, ada tema atau topik bersama yang digarap bersama pula dari berbagai sisi kreativitas. Strategi ini memungkinkan untuk memunculkan gelombang perhatian dari orang ramai sehingga mendatangkan upvote lebih banyak.
Selama ini, menjadi kreator konten lebih mengandalkan daya kreasi individual sehingga upvote datang karena reputasi, pertemanan, dan nama besar kreator. Akhirnya, ketika tidak mendatangkan upvote lahirlah godaan untuk menghadirkan upvote melalui jalur bayaran dengan cara mengirim SBD kepada pemilik Steem Powe besar. Lebih menyedihkan lagi jika sampai ada yang berusaha "mengemis" untuk di upvote. Masak ada pengemis bernama kreator konten?!
Terbentuknya komunitas steemian di mana-mana adalah kesempatan untuk memenej kegiatan mengkreasi konten, tidak lagi sekedar tempat berbagi link post. Lebih dari itu, komunitas-komunitas yang ada harus menjadi tempat "memasak" ragam kreativitas agar tidak lagi sekedar menjadi konten yang normal-normal saja, melainkan menjadi konten yang memiliki daya ledak tinggi sehingga menarik perhatian, mendorong perubahan, dan karena itu semua hasil kreasi konten kita memang layak mendatangkan upvote. []
Sepbereh bg @rismanrachman... Memberi inspirasi bagi kita semua...
Pencerahan yang baik..
kapan ke banda? Ta jep kupi sikhan haha
Hahaha... bereh bang, tajeip kupi sikhan sapo.. Awal desember bang, InsyaAllah..
siap menanti haha
Postingan yang sangat bagus.
Sudah saya Resteem dan Upvote artikel anda demi kemajuan dan maju bersama.
Hidup Steemit
Very good post.
and very useful.
I have Resteem and Upvote your article for progress and forward together.
Steemit
Terimakasih @khalilulhadi, anda baik sekali
Penjiplak zaman now udah pintar, Bang. Banyak kali akal.
Ndak berhasil aku susun kek tulisan dirimu kemarin hahaa. Sepberehkiraju, gagal lagee. Memang harus belajar langsung.
Ough, saya pikir apaan tadi.
Format di atas juga udah mantap, Bang.
Hahaha
Masih penasaran tadi.
Bang, daftar steemi.chat, biar enak komunikasi kita.
Aku test ya
Tulisan yang sangat bermanfaat dan mendidik bagi penulis pemula seperti saya ini. Terima kasih infonya bang
Kalau udah reputasi 50 ke atas udah lulus ujian menulis haha
@mrainp420 has voted on behalf of @minnowpond.
If you would like to recieve upvotes from minnowponds team on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond.
To receive an upvote send 0.25 SBD to @minnowpond with your posts url as the memo To receive an reSteem send 0.75 SBD to @minnowpond with your posts url as the memo To receive an upvote and a reSteem send 1.00SBD to @minnowpond with your posts url as the memo
Aku mah nulis2 ajalah bg... Sambil blajar hehe
Soal judul aku harus belajar dari dirimu. Jangan segan kita saling belajar ya.
Mungkin jika Indonesia itu adalah buku, maka judul yang bagus untuk buku tersebut adalah "Zamrud Khatulistiwa Indonesia" Bang @rismanrachman
Akbar menerapkan teknik ketika di twitter dulu. Dulu di twitter sangat banyak yang mengemis follow, padahal twit yang dia hadirkan untuk follower tidak bermanfaat apa-apa, hanya retweet-retweet akun motivasi. Akbar coba konsisten menulis apa yang diketahui, juga sesekali buat #kultweet. Ternyata follower datang sendiri karena suka dengan konten kita. Hal ini Akbar ulang lagi di steemit dan berhasil. Tentunya ditambah dengan bantuan kawan-kawan di KSI Steemian Banda Aceh, juga bang @rismanrachman yang sudah sebarin postingan aku kemana-mana
Berteman, saling belajar adalah koenci.
Postingan yang sangat bagus...terima kasih sudah berbagi
#Sepberehkiraju om :)
#sendirijugabisa hahahha
Postingan yang bagus, semoga karyagkarya anda akan lebih bagus lagi untuk kedepan
Saya masih terus belajar, belum juga menemukan passion yang cocok, yang saya salut sama @silvia, coba deh kunjungi post dia yang konsisten terus di food. Keren sangat!
Semoga melalui Steemit ini akan banyak lahir penulis-penulis yang bersih dari yang namanya plagiat bung @rismanrachman.
keren li @ririn ni