Padangsidimpuan Bisa Beres dan Bersinar, Akankah?

in #indonesia7 years ago

FB_IMG_1516940650164.jpg

Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Bapak Andar Amin selaku Walikota Padangsidimpuan yang sudah menyelesaikan tugas dan amanah yang telah diemban selama 5 tahun lamanya, dengan jargon Sehat Maju Sejahtera (SMS). Terlepas jika beliau ingin menjadi pucuk Pimpinan di Daerah Padang Lawas Utara (PALUTA).

FB_IMG_1516940697545.jpg

Selamat berkompetisi juga saya sampaikan kepada Bapak Ir. Rusydi Nasution-Abd Rosad Lubis yang memilih jargon Bahagia-Inovatif-Sejahtera Asri (BISA), Bapak Irsan Efendi Nasution- Ir. H. Arwin Siregar dengan jargon Paduli-Cerdas-Santun-Pekerja keras (BERSINAR) dan bapak Insandar Nasution- Alipada Harahap jargon unggulan tetap menyandang nilai kesejahteraan, yaitu Berbudaya-Religius-Sejahtera.

Saya tidak akan mengkaji Hasil Sidang Paripurna yang dilaksanakan tahun lalu sebelum pergantian tahun yang dimana APBD Kota Padangsidimpuan bertambah sebesar Rp53.738.568.493, dimana semulah sebesar Rp837.413.925.164 dan jumlah Pendapatan setelah perubahan sebesar Rp890.152.493.957, jumlah Belanja semula Rp836.868.161.454, di dalam putusan sidang Paripurna bertambah Rp49.126.753.087 dari belanja semula, dan Jumlah Pendapatan setelah perubahan sebesar Rp885.994.914541.

FB_IMG_1516940746349.jpg

Artinya surflus, karena apabila APBD yang baru di sahkan saya kaji tidak begitu seksi dalam pandangan saya, APBD ini hanya persoalan waktu saja untuk di pakai oleh para elit elit Pengusaha di Kota Padangsidimpuan, bahkan para elit sudah antri untuk bisa memainkan tender ini setelah di umumkan di Sidang Paripurna pertanggal 6 Desember 2017, yang ingin saya fokuskan untuk penggantungan harapan saya sebagai Pemuda Asli Kota Padangsidimpuan adalah Nilai Moralitas,
Pertahunnya Nilai moralitas Anak Bangsa terkhusus di Kota Salak tanah kelahiran tercinta semakin merosot, ini di akibat pergaulan bebas, begitu juga akibat pemakaian barang terlarang Narkoba, dimana hari ini juga telah beredar Berita Anak Muda Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terjaring Razia Pemakai barang haram.

Pemuda adalah tonggak dari perubahan bangsa, Pemuda adalah Pembaharu perkehidupan bangsa apalagi pada tahun 2020 Indonesia secara keseluruhan akan mendapatkan Bonus Demografi, dimana 3/4% Negara dipadati oleh para kaum pemuda.

Persoalan yang mendasar bagi pemikiran saya sebagai sarjana Kelulusan Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan yang menimbah ilmu di Bidang Bimbingan Konseling Islam adalah persoalan Moral, hingga detik ini belum ada Pemerintah yang mampu dan berani untuk menertibkan Lokalisasi, praktek Prostitusi dan Cafe maksiat di Padangsidimpuan, jangkauan ini semakin merambat sampai ke sektor anak yang masih di duduk di Bangku Sekolah Menengah Pertama, dan tidak menutup kemungkinan akan merambat ke sektor Anak Sekolah Dasar, unsur pemacunya adalah pondok tertutup yang ekonomis secara pembiayaan, seperti pondok jalan baru misalnya, beberapa bulan terakhir kita sudah saksikan bahkan kita lihat dari media cetak dan media massa pondok tertutup di jalan baru akhir dari kehancuran kegadisan/keperawanan anak bangsa, akhir dari penyelesaian kehidupan anak bangsa pertanggal 3 November 2017 (Berita Pembakaran diri). Dan banyak lagi persoalan-persoalan yang miris moral,
Bagaimana bangsa akan disokong oleh pemuda nantinya di bonus demografi namun moralnya hancur? Ini sangat mustahil bisa diemban bagi pemuda jika potensi kehancuran moral sangat besar di Daerah, semua ini tidak terlepas dari peran penting kesikapan maupun kebijakan tegas oleh pemerintah dalam memberantas problematika moral bangsa, pemerintah memiliki peran besar dan rakyat sebagai pendukung kebijakan.

Adakah Kandidat yang berani melakukan janji politik untuk menutup lokalisasi dan praktek Prostitusi di Kota Padangsidimpuan?
Dan kembali saya pertanyakan untuk para kandidat yang akan berkontestasi,
"Padangsidimpuan BISA BERES dan BERSINAR,
Akankah?
IMG_20180124_171908.jpg

Sort:  

Ah kau

Kita harus bisa beres dan bersinar bang