CAKE KEU KARAH ACEH
Aceh has many kinds of traditional cakes one of them is keu karah, this cake is made from various materials that are easy to get and how to make it not as complicated as imagined when viewing the results that are ready to eat. keu karah cake is a cake that is sought by the Acehnese even on traditional occasions such as fiancée, between newlyweds (Intat Dara Baroe) this cake is never missed as cake souvenir from the bride.
HOW TO MAKE AN ETERNAL CAKE
Ingredients:
Rice flour
Sugar
Minya fried
Water
Tools:
Stove
Cooking oil
Mold from coconut shell
Filter
Rice soaked in water for one night or ± 12 Hours then the rice is washed thoroughly. Furthermore, the clean rice was pounded by using a jengki or dimple and sifted with a scarf sieve and then the finished flour is dried in the sun until it is completely dry. After the flour is dry then sift / filtered again then the flour is ready to serve as the ingredient of keu karah cake
Mixing Flour with Sugar
Take Flour and sugar and then mixed in a bowl of mixing, after fused flour with sugar and poured water little by little continue in stir until thickened, the viscosity about this mixture material can come down from coconut shell mold. After the dough is done then the ingredients of the cake can be directly dituankan in the dough mold and flowed to the oil vessel that has been heated to boil and then fried while the mold is rotated around a frying pan with a thickness of ± ½ cm, then fried food that has been cooked in a vessel formed in accordance with our wishes and lift and then drained to cool for dipacking and ready to eat.
If we want to enjoy this keu karah cake no need to wait Lebaran or wedding ceremony because keu karah is easy we get traditional market, outlets or in supermarkets in Aceh, this cake has become a habit of local tourists and from outside the area and even tourists often buy this keu karah cake as souvenir for friends or relatives when returning from visiting Aceh
KUE KEU KARAH ACEH
Aceh memiliki banyak jenis kue tradisionalnya salah satunya adalaha keu karah, kue ini dibuat dari berbagai bahan yang mudah didapat dan cara membuatnya tidak serumit yang terbayang saat melihat hasil yang sudah siap saji. kue keu karah merupakan kue yang sangaT diminati warga Aceh bahkan pada acara adat seperti tunangan, antar pengantin baru (Intat Dara Baroe) kue ini tidak pernah ketinggalan sebagai kue bawaan oleh-oleh dari mempelai wanita.
CARA MEMBUAT KUE KEUKARAH
Bahan-bahan:
Tepung beras
Gula pasir
Minyak goreng
Air
Alat-alat:
Kompor
Baskom
Cetakan dari batok kelapa
Saringan dandang
Beras direndam dalam air selama satu malam atau ±12 Jam kemudian berasnya dicuci sampai bersih. Selanjutnya beras yang sudah bersih itu ditumbuk dengan memakai jengki atau lesung dan diayak dengan ayakan selendang kemudian tepung yang sudah jadi tersebut dijemur dipanas matahari hingga betul-betul kering. Setelah tepungnya kering lalu ayak/disaring lagi maka tepungnya siap dijadikan sebagai bahan kue keu karah.
Meramu Tepung dengan Gula
Ambil Tepung dan gula lalu dicampur dalam baskom adukan, setelah menyatu tepung dengan gula lalu dituang air sedikit demi sedikit terus di aduk-aduk sampai mengental, kekentalannya kira-kira bahan adukan ini dapat turun dari cetakan batok kelapa. Setelah adonan selesai dikerjakan maka bahan kue tersebut bisa langsung dituankan dalam cetakan adonan dan dialirkan ke bejana minyak makan yang sudah dipanaskan mendidih lalu digoreng sambil cetakannya diputar melingkari wajan penggorengan dengan ketebalan ± ½ cm, kemudia gorengan yg sudah matang dalam bejana dibentuk sesuai dengan keinginan kita dan angkat lalu ditiriskan supaya dingin untuk dipacking dan siap saji.
Bila kita ingin menikmati Kue keu karah ini tak perlu menunggu lebaran atau acara pernikahan karena keu karah ini mudah kita dapatkan dipasar tradisional, gerai-gerai atau di supermarket di Aceh, kue ini sudah menjadi kebiasaan para wisatawan lokal maupun dari luar daerah bahkan wisatawan mancanega sering membeli kue keu karah ini sebagai oleh-oleh untuk teman-teman ataupun sanak saudara ketika pulang dari mengunjungi Aceh.
Bereh that, pakon hana bahasa Aceh saboh treuk?
Takot dianggap anti binneka
wahahahahaha
Fnyan kali ukeu payah peuget boh usen teuma Bang @safwan hahahaaa
that brat meulabo jaroe teuh tapeuget keu karah
hahahahaha