Filsafat Aceh

in #indonesia7 years ago

Bab ini merupan bab 16 dari bab satu volume pertama, bab ini terdapat didalam buku Acehnologi volume kedua, didalam bab ini saya akan mereview membahas filsafat Aceh. Ada empat hambatan didalam menggambarkan apa Yang dimaksud dengan filsafat Aceh. Point pertama, upaya untuk meronstruksi gagasan atau ide orange Aceh selama ini belum sampai pada tahapan membangun suatu bidang keilmuan Yang kokoh, seperti halnya kajian kajian filsafat Yang Sudah mapan, seperti filsafat Barat, dimana cendrung melihat Yunani Dan Romawi sebagai rujukan utama. Adapun filsafat Timur , terkadang menjadikan mesir Dan Persia sebagai basis utama di dalam membedah kefilsafatan dikawasan ini.

Point kedua dijadikan suatu kajian Yang mendalam untuk membangun fondasi metafisika bagi filasafat Aceh, tampaknya tidak ada tokoh atau intelektual dark Aceh Yang begitu dikenal di kalangan peminat kajian filsafat. Hal ini memberikan pekerjaan tambahan untuk mengumpulkan artefak pemikiran Yang berserakan di Aceh, untuk dijadikan sebagai kajian awal mengenai fondasi Dan ''desain rumah '' filsafat Aceh.

Point ketiga, hambatan secara konseptual. Dalam studi filsafat, istilah istilah kunci lebih banyak merupakan hasil tradisi intelektul di Eropa. Sehingga, istilah istilah Yang muncul di dalam masyarakat non Eropa, kerap dicari padananya dalam bahasa bahasa eropa. Tidak hanya itu, beberapa istilah terkadang sulit diterjemahkan ke dalam bahasa lain, karena dapat menghilanfkan makna Dan subtansi dari bahasa asli.

Point keempat, hambatan terhadap pengteoritisasian ilmu ilmu di Aceh. Dewasa ini, kajian filsafat Yang merupakan langkah awal untuk membangun teori teori ilmu pengetahuan, memang bukan ranah tradisi ilmu Yang Sudan berkembang selama ratusan tahun di Aceh. Kondisi ini Tidak begitu memudahkan bagi siapapun untuk mengingatkan ilmu ilmu lokal di Aceh, Yang kemudian dapat disejajarkan dengan ilmu ilmu Yang Sudah mapan, seperti Yang tlah dilakukan oleh para serjana Barat.
Namun demikian, bukan berarti Tidak boleh diupayakan untuk menggali gagasan gagasan mengenai filsafat Aceh. Sebab, kemajuan Dan bertahan dari pengaruh pemikiran dari luar terutama pada era modern, ditambah dengan kemunculan karya karya intelektual di Aceh, membuktikan bahwa ada suatu sistem ide Yang dikembangkan di negri ini.

Isaiah menyebutkan bahwa tujuan filsafat adalah '' dua hal tersebut, yakni pertualangan ide ide Dan pola manusia memahami diri mereka di dalam keterbukaan, sesungguhnya pernah terjadi Aceh, terutama ditambah dengan hasil hasil pemikiran orang Aceh Yang memiliki karekteristik ke Aceh an, Yang telah diterima Tidak hanya ditingkat national, tetapi juga dilevel international.
Persolan Yang paling subtansif adalah bagaimana orang Aceh memahami tuhan Dan alam semesta. Jawaban dari bagaimana selalu menuntut penjelasan proses Yang memiliki pangkal Dan ujung Yang kemudian berwujud sebagai sistem ide.

Dalam konteks ini, salah satu cara untuk studi filsafat adalah melalui perbandingan filsafat. Hal ini disebabkan, melalui perbanfingan filsafat, Alan diketahui bagaimana perkembangan ide ide Yang berkembang di dalam suatu masyarakat. Tidah hanya merujuk atau membandingkan apa Yang telah dilakukan oleh filosofi Barat.
Filsafat Aceh adalah kesadaran menemukan jati diri dikalangan orang Aceh untuk meluapkan rasa ini ingin tahu dari hal hal Yang paling hakiki untuk diketahui oleh manusia yaitu than, alam, dan manusia itu sendiri. Dan disini dipahami bahwa filsafat Aceh membentuk karakter dan ciri khas orang Aceh Yang memiliki kesadaran pada titik titik kemajuan berpikir di dalam suatu ruang dan waktu untuk membuktikan bahwa keinginan pada diri orang Aceh agar dapat bertahan suatu entitas peradaban di dunia ini.

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa filsafat Aceh belum masuk pada pendidikan formal. Namun, kehidupan orang Aceh pernah dilandaska pada pemikiran filosofis. Konsep konsep inti kehidupan orang Aceh selalu memiliki makna Yang sangat dalam. Di dalam volume sebelum dan sesudahnya, dipaparkan bagaimana kekuatan konssep konsep dari hasil pikiran orang Aceh. Karena begitu banyan ide Yang berserakan dan telah memiliki pengaruh dari cakrawala berpikir luar Aceh, maka cakupan filsafat Aceh Yang perlu dipelajari adalah apa Yang berhubungan dengan filsafat manusia, filsafat alam, filsafat ketuhanan dan filsafat ilmu didalam bangunan fondasi filsafat Aceh.

Upaya mengkonseptualisasi filsafat Aceh melalui pendidikan formal tentu mendatangkan sejumlah pertanyaan. Sebab di Aceh studi Yang serius di perguruan tinggi tentang filsafat masih dapat di katakan sepi peminat sedangkan di luar kampus, para peminat filsafat masih berjibaku dengan pemikiran pemikiran Yang bersal dari luar Aceh. Bahkan, beberapa anak muda Aceh sudah menggeluti filsafat dari kalangan syi'ah. Tidak hanya itu, kenyataan bahwa Tidak ada buku pegangan kajian khusus tentang filsafat Aceh juga memicu bahwa ilmu ini masih belum berkembang pesat.
Dibandingkan studi studi lain, Yang terlihat di dalam volume ini, studi filsafat Aceh memang Tidak perlu tergesa tergesa dikristalkan, namun kehadiran Acehnologi sendiri merupakan hasil dari penalaran nilai nilai, etika, dan moral Yang terkandung didalam budaya Aceh. Karena itu usaha membangun Acehnologi, pada prinsipnya adalah usaha awal membantu para peneliti untuk menemukan filsafat Aceh.

Sort:  

hmmm baru tau saya ada buku acehnologi.. semoga bisa membaca buku rujukan tersebut. oh ya, ceritanya lumayan menarik, namun alangkah baiknya bila disertakan gambar penghias dan jangan lupa untuk memuat sumber gambar juga.