Band lokal tersebut memang berasal dari Pematangsiantar, Sumatera Utara. Sebelumnya mereka tak banyak dikenal oleh masyarakat, hanya dikenal oleh masyarakat lokal saja. Tetapi peruntungan mereka berubah ketika seorang bocah perempuan dengan polos dan cemprengnya menyanyikan lagu Sayur Kol milik band tersebut untuk kemudian diunggah ke media sosial dan viral. Penggalan lirik lagu tersebut juga ikut membuat mereka viral: "makan daging anjing dengan sayur kol..."
Tepat malam minggu lalu, saya dan dosen yang sedang mengerjakan riset tentang Danau Toba keluar ke salah satu cafe yang ada di Pematangsiantar. Lupa saya apa nana cafe nya. Kalau tidak salah "3D Cafe". Nah, rupanya malam itu pemilik cafe sedang mengadakan acara konser kecil-kecilan yang diisi oleh band-band lokal.
Adapun guest starnya adalah Punxgoaran itu. Ketika band tersebut tampil, sontak saja semua penghuni cafe histeris. Histeris itu taulah kan kelen? Teriak-teriak, menjerit-jerit, meronta-ronta, geleng-geleng kepala. Lalu mati. Saya yang tak mengerti satupun bahasa batak hanya bisa melongo dan menjadi asing di tengah keriuhan itu.
Band Punxgoaran itu saya akui cukup pintar mengambil hati penonton. Vokalisnya bernama Firdaus, berkali-kali memperlihatkan aksi panggung yang menawan dan membuat decak kagum. Ibu-ibu muda yang datang menonton mereka benar-benar larut dalam kemeriahan aksi band tersebut. Tiba waktunya lagu Sayur Kol dinyanyikan, kelen taulah gimana suasananya: pecah!
Suasananya benar-benar semarak, meriah dan riuh tentu saja. Kemudian saya, seonggok daging yang asing di tengah kerumunan itu benar-benar telah melewatkan salah satu malam paling tengik dalam hidup. Logat batak makin kuat terdengar kiri-kanan. Ibu-ibu yang goyang tadi belum juga berhenti. Vokalis Punxgoaran itu benar-benar menghipnotis semua pengunjung. Kecuali saya tentu saja.
Saya sudah habis akal untuk tidak menjadi asing di sana malam itu. Tetapi kelen tau lah lay, berteriak di tengah orang batak yang sedang joget-joget dan hanyut dalam keriuhan macam itu adalah perbuatan yang paling sia-sia. Akhirnya, untuk menjaga sisa-sisa kesia-siaan, saya pun mencoba pura-pura mengerti apa yang sedang terjadi di sana. Sesekali saya melihat pemberitahuan di Facebook yang dipenuhi berita mabuk berat ala Tribunnews. Makin pusing aku lay.. Ternyata menjadi asing di tengah kerumunan memang tak enak lay...
Regards
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq