"Manfaatkanlah keberadaan orang-orang hebat di sini. Setidaknya, jika pun kita tidak mengecap pendidikan lebih jauh, kita bisa belajar di Steemit dari orang-orang tersebut. Saya sering menemukan postingan di Steemit yang bahkan tak saya peroleh di bangku kuliah. Bahkan ada postingan di Steemit yang jika disamakan dengan mekanisme dan sistem kuliah sama dengan 3 SKS. Bedanya, jika di bangku kuliah kita wajib membayar SPP dan membuat skripsi di akhir, di Steemit kita tak perlu melakukan itu. Cukup rajin mengikuti postingan-postingan macam itu, maka cerdaslah kita."
Saya pribadi merasa kalau bangsa kita belum seutuhnya merdeka di dunia pendidikan. Asumsi dan indikatornya cukup banyak dan membikin dada sesak. Betapa tidak, hampir satu abad merdeka dari penjajah, Indonesia masih memiliki angka buta huruf dan tak melek teknologi. Kedua elemen tersebut tentu tak salah jika dimasukkan kedalam kategori atau alat ukur pendidikan. Bagi saya, kemerdekaan sesungguhnya adalah kemerdekaan di dunia pendidikan. Hal tersebut hanya bisa dicapai tentu saja dengan memerdekakan semua rakyat Indonesia dari buta huruf dan gaptek.
Namun kalau boleh jujur, rasa-rasanya bangsa kita masih menyisakan banyak pekerjaan rumah agar bisa disebut merdeka di dunia pendidikan. Sampai hari ini masih ada anak-anak putus sekolah. Pun demikian, di saat dunia berlari kencang dengan terus menciptakan berbagai teknologi, bangsa kita masih berjalan mundur dengan adanya sekolah-sekolah laskar pelangi yang beratap daun rumbia, berdinding papan lapuk dan beralaskan tanah. Hingga hari ini kita masih menemukan itu di Indonesia. Maka dari itu saya berpikir bahwa pendidikan kita sangat perlu dibenahi oleh kita bersama. Ada yang komplain, bahwa itu tugas negara. Saya balik bertanya, sejak kapan negara peduli betul untuk hal-hal sentimentil yang terjadi di masyarakat akar rumput?
Maka oleh sebab itulah, sebagai steemian Indonesia, kita berkewajiban untuk terus berbenah diri dan terus menebar pengetahuan yang bermanfaat bagi sesama, demi terwujudnya kemerdekaan di dunia pendidikan. Sebagai steemian Indonesia, kita sangat bisa ikut andil dalam memajukan pendidikan. Caranya? Jauhi memproduksi berita hoax, hindari plagiat dan konsisten memproduksi konten positif. Dengan demikian kita sudah melakukan hal baik dan secara tidak langsung telah berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan.
Menjadi malas dan bodoh memang sebuah pilihan. Namun, menjadi steemian terdidik juga salah satu opsi yang bisa dipilih. Tapi syukurlah, kebanyakan steemian Indonesia telah memilih menjadi orang terdidik di platform ini. Buktinya apa? Buktinya adalah kita dengan mudah menemukan konten edukatif di Steemit. Postingan-postingan yang membahas tentang lembar-lembar ilmu pengetahuan dan sebagainya. Jika kita betul-betul mengikuti, kita bahkan bisa sangat cerdas dengan bergabung di Steemit.
Maka oleh sebab itu, manfaatkanlah keberadaan orang-orang hebat di sini. Setidaknya, jika pun kita tidak mengecap pendidikan lebih jauh, kita bisa belajar di Steemit dari orang-orang tersebut. Saya sering menemukan postingan di Steemit yang bahkan tak saya peroleh di bangku kuliah. Bahkan ada postingan di Steemit yang jika disamakan dengan mekanisme dan sistem kuliah sama dengan 3 SKS. Bedanya, jika di bangku kuliah kita wajib membayar SPP dan membuat skripsi di akhir, di Steemit kita tak perlu melakukan itu. Cukup rajin mengikuti postingan-postingan macam itu, maka cerdaslah kita.
Pada dasarnya orang-orang terdidik bukanlah mereka yang bergelar doktor atau profesor, melainkan orang-orang yang terus berbuat baik dimana pun dia berada. Tak ada alasan berhenti berbagi ilmu pengetahuan karena background pendidikan kita rendah. Itu adalah sebuah kekeliruan yang harus dibuang jauh-jauh dari kepala. Menebar kebaikan, duhai steemian, tak perlu gelar bejibun. Kamu hanya cukup membaca banyak bacaan, sering berdiskusi dan nimbrung dalam forum-forum ilmiah, dengan begitu kamu sudah memiliki lisensi untuk berbagi sesuatu di Steemit ini.
Bagi saya, orang-orang terdidik sangat berbeda dengan orang-orang bergelar. Orang-orang bergelar belum tentu bisa mendidik dan berbagi ilmu pengetahuan. Namun orang-orang terdidik sudah pasti bisa melakukan hal tersebut dengan mudahnya. Maka pintar-pintarlah membedakan mana orang terdidik, mana orang bergelar semata. Maka di ujung postingan saya ingin mengucapkan selamat hari pendidikan nasional untuk kita semua yang ada di Steemit. Semoga kita semua menjadi steemian terdidik yang terus memerangi kebodohan dengan postingan-postingan positif yang bisa kita buat. Salam literasi.
Regards
Saya suka belajar dan sangat cinta dunia pendidikan. Mohon bimbingannya :-)
Mari kita belajar bersama-sama.. :)
Sanagt bermanfaat bgi pembaca kawan@samymubarraq bisa di katakan support.
Terima kasih teman.. Semoga bermanfaat.. Salam :)
Salam kembaliSama sama @samymubarraq
selamat hari pendidikan juga ya@samy
Iyooo kak.. 😀