Badan pelabuhan Balohan Sabang sudah terlihat. Semua penumpang bergegas untuk turun dari tubuh kapal. Beberapa petugas masuk ke dalam kapal untuk mengingatkan bahwa perjalanan sudah sampai di tujuan. Mendengar aba-aba awak kapal seperti itu, wajah para penumpang sumringah persis seperti anak-anak yang sedari tadi menunggu masakan kesukaan disajikan.
Beberapa penumpang bahkan sudah berdiri tegap yang menandakan mereka siap keluar dari kapal. Di tengah kapal seorang bocah menggumang pada perempuan yang saya pastikan adalah ibunya, "Ma, nanti kita akan foto dengan ikan Nemo, kan?" Dengan manja perempuan setengah baya yang memakai baju putih itu membalas percakapan sang bocah, "ya, kita akan foto dengan ikan itu nanti. Sekarang pakai sendalnya dan pegang tangan mama, kita turun dari kapal."
Barangkali, bagi sebagian orang itu adalah percakapan biasa antara dua manusia yang berbeda peran. Jika bocah itu adalah anak, maka perempuan teduh itu adalah ibu. Hanya itu. Tapi tidak dengan saya dan orang-orang melankolis yang mengagumi momen seapik itu. Bagi saya, percakapan tersebut lebih dari sebuah basa-basi seorang perempuan pada bocah agar dia bersiap-siap untuk turun dari kapal. Bagi saya, percakapan itu adalah sebuah fragmen yang membuktikan bahwa setiap manusia membutuhkan manusia lain untuk saling menguatkan, saling menegarkan dan saling mengingatkan. Maka ketika kamu memiliki kesempatan yang tepat untuk mengingatkan teman, sahabat atau mantan, maka lakukanlah. Jangan ditunda.
Kemarin adalah perjalanan saya yang kedua ke Sabang. Pulau yang katanya paling eksotis di Serambi Mekah. Mungkin anggapan itu benar, bahwa, Sabang, dengan segala keindahannya adalah destinasi yang paling wajib dikunjungi di Bumi Serambi Mekah. Meski demikian, dengan berbagai alasan yang tak mungkin dirunut dalam tulisan ini, tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat Aceh yang belum memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Sabang. Maka, saat saya sudah dua kali berkunjung ke Sabang, tentu perjalanan tersebut adalah hal terberi yang patut, sangat patut saya syukuri.
Ini adalah kali kedua saya berkunjung ke Sabang. Kesempatan pertama terjadi tahun lalu. Saat itu adalah perjalanan tanpa persiapan apapun, kecuali nekat yang begitu gawat antara saya dan seorang teman di kampus. Meski lebih seru dan penuh fragmen-fragmen yang bisa disebut filmis, kunjungan ke Sabang pertama dulu memang menyisakan beberapa kesan yang mungkin akan saya ingat hingga lupa. Bercakap dengan bule Perancis hingga tidur di ruang tunggu di pelabuhan adalah beberapa momen yang masih teringat hingga hari ini.
Namun, kunjungan kali ini adalah benar-benar liburan yang telah dipersiapkan dengan matang oleh keluarga kedua saya dari Siantar. Ya, perjalanan ke Sabang kali ini adalah keinginan Pak Ade dan Buk Ade. Mereka adalah keluarga kedua saya yang tinggal di Siantar. Karena sebuah penelitian, saya tinggal di rumah mereka hampir empat bulan. Pada beberapa diskusi saya sering bercerita tentang betapa Sabang adalah destinasi yang barangkali akan mengungguli Bali jika dikelola dengan benar. Mungkin karena saya sering bercerita tentang Sabang, mereka berdua ingin berkunjung ke Sabang. Dan setelah beberapa persiapan, akhirnya kami ke Sabang.
Sabang adalah perwujudan alam yang cantik tanpa banyak pernak-pernik buatan tangan manusia. Keindahan alamnya sudah bagus tanpa campur tangan manusia yang bahkan tak sedikit justru merusak alam itu sendiri. Laut biru tosca dan pasir putih adalah dua alasan yang membuat Sabang selalu dirindukan. Sabang itu persis seperti perempuan cantik bermata biru tanpa dandanan yang menor. Ia cantik alami tanpa embel-embel yang dibuat manusia.
Tak butuh waktu lama kamu akan jatuh hati dengan udaranya yang segar, air lautnya yang jernih dan tentu saja terumbu karangnya yang luar biasa indah. Jika beruntung, kamu akan terpukau dengan biota lautnya yang bernama Ikan Nemo. Kamu juga akan terkagum-kagum dengan perahu yang terapung di atas air jernih layaknya cermin dan bule-bule yang belajar Bahasa Indonesia. Hal-hal seperti itu sudah bisa membuatmu untuk jatuh hati pada Sabang. Maka ketika kamu dengan mudah jatuh cinta dengan Sabang, jangan takut karena itu adalah wajar dan lumrah layaknya seorang laki-laki yang tak butuh waktu lama untuk jatuh cinta pada perempuan cantik dan berhati lembut. #ehhhh..
Saya pikir siapapun akan jatuh hati dengan segala yang dimiliki oleh Sabang. Ia adalah pulau romantis untuk pengantin baru yang ingin berbulan madu. Sabang juga tempat di mana kamu bisa membuka kanal-kanal inspirasi. Sabang juga tempat yang tepat bagi mereka yang sedang kasmaran dan ingin bercerita banyak tentang hidup tanpa ada suara bising yang memuakkan. Sabang adalah sepotong surga yang tuhan tempatkan di Aceh, pulau di ujung barat Indonesia.
Jika kamu adalah penyuka jalan-jalan dan doyan dengan photography, maka Sabang adalah tempat yang paling recommended yang bisa saya sarankan. Melalui Steemit ini saya ingin mempromosikan Sabang kepada semua Steemian. Jika di antara teman-teman ada yang sudah menabung untuk jalan-jalan, maka Sabang adalah tempat yang tak akan membuat kalian rugi karena telah mengunjunginya. Karena Sabang bukan hanya tentang pulau mungil yang terletak di ujung barat Indonesia. Sabang adalah potongan surga kecil yang dititipkan tuhan untuk Indonesia. So, let's visit Sabang Island, guys!!!
Salam dari pejalan jauh~
Regards
Guao is incredible, so I would like to start with my trips, I congratulate you for this publication, I am new in this wonderful community, I will be aware of your publications
Thanks bro.. Having fun.. :)
Mantap bagus kali tulisannya bg, enak di baca dan mudah dipahami dan pingin juga ke situ
Terima kasih bro.. Nanti ke sini sekali-kali yaa.. :)
Amiin,, semoga bisa tercapai lagi bg
Sabang lagi samy? Kamu ingin pacaran dengan Sa Bang ya? Tapi kan dia laki-laki mi. Meskipun diibaratkan bagai perempuan yang cantik dan berhati lembut. Eeh..
Hahaha... Karena Sa Bang begitu menggoda.. 😂😂