Menyebalkan Antri BBM Premium

in #indonesia6 years ago


Sangat menyebalkan antri BBM premium. Bukan sebal karena harus antri. Tapi sebal karena ada permainan pengelola SPBU. Sebuah SPBU milik Pertamina dalam kabupaten Pidie sudah sangat keterlaluan dalam hal pengelolaan BBM bersubsidi premium. Setiap BBM premium masuk di SPBU tersebut, antrian panjang kendaraan sampai 20 kendaraan bahkan lebih berjejer di bahu jalan. Menunggu selesai bongkar dari mobil tangki Pertamina ke dalam tangki penampung di SPBU.

Biasanya jadwal masuk BBM premium di SPBU ini pada malam hari. Begitu selesai bongkar. Mulailah kendaraan dilayani satu persatu. Disinilah letak kekecewaan pengantri. Betapa tidak. Setiap mobil kerap dibatasi jumlah BBM. Pelayan kerap hanya mengisi Rp. 200.000 saja setiap mobil bila dihitung dari jumlah uang yang harus dibayarkan. Kecuali pemilik mobil mau bersitegang dengan pelayan baru mau diisi sampai penuh dengan pelayanan yang tidak lagi ramah.

Sakitnya lagi, setelah selesai satu kendaraan diisi BBM premium. Petugas di SPBU menyerahkan corong pompa pada pembeli dengan jirigen. Bukan satu jirigen saja tapi mobil pickup yang sudah dimodifikasi dinding bak mobil setinggi atap bagian kepala mobil. Mobil pickup yang dipenuhi jirigen atau drum minyak itu langsung parkir di samping mesin pompa. Dan setiap selesai satu mobil pribadi mengisi BBM selalu corong pompa dialihkan pada pemilik pickup dan mengisi satu persatu jirigen.

Baru kemudian kembali dilayani kendaraan berikutnya. Sebal bukan? Parahnya lagi BBM itu hanya bertahan sampai shubuh atau sekitar pukul 05 pagi hari. Selalu begitu. Parahnya SPBU ini tutup pukul 23:00 WIB, begitu pukul 23:00 WIB mobil yang sedang antri tidak dilayani lagi. Mau tidak mau harus kembali keesokan harinya. Syukur-syukur bila BBM premium masih tersisa. Kecewa sudah pasti dirasakan pengantri yang tidak mendapatkan jatah pada saat itu dan lebih kecewa lagi bila keesokan paginya BBM sudah habis. Plang PREMIUM DALAM PERJALANAN sudah terpasang di pintu masuk.

Di lain kesempatan saya pernah antri menunggu siap bongkar BBM premium. Saya datang sekitar pukul 22:00 WIB dan mobil sudah berjejer. Saya tidak tau berapa banyak mobil yang sedang antri menunggu siap dibongkarnya BBM premium, menurut perkiraan saya sudah lebih dari 20 mobil ada di sana. Tepat pukul 23:00 WIB mobil tangki keluar dari SPBU. Pekerja SPBU dengan pongahnya langsung menarik pintu gerbang. Sebagai pertanda SPBU sudah tutup.

Semua yang sedang antri kecewa, tidak satupun mobil dilayani atau diisi BBM. Lalu satu persatu mobil mulai meninggalkan antrian, ada yang memutar haluan ada juga yang langsung tancap gas melanjutkan perjalanan. Saya salah satu dalam barisan yang kecewa. Saya pulang dan keesokannya setelah shalat shubuh sekitar pukul 05:30 saya kembali lagi ke SPBU itu. Ternyata BBM sudah habis padahal BBM baru masuk malam itu tapi bisa habis dalam hitungan 5 s/d 6 jam.

Mobil bak terbuka yang dindingnya baknya sudah dimodifikasi, setiap jadwal masuk BBM bersubsidi selalu standby di SPBU ini. Jumlah pickup mencapai 5 unit bahkan lebih. Merekalah yang selalu menguras habis premium di SPBU Pertamina ini. Saya rasa permainan busuk itu berlangsung dimalam hari ketika SPBU sudah tutup dan para pengantri premium meninggalkan SPBU. Atau tepatnya mungking dilakukan dini hari ketikal lalu lalang kendaraan sudah sepi. Saat itulah pelayan SPBU bermain mata dengan pemilik pickup yang sudah dipenuhi jirigen atau drum minyak.

Jadi wajar saja bila kita datang setelah shalat shubuh premium sudah habis.