The end of December 2017, started from today, is the most awaited time for some teachers since announcement of Teacher Education and Professional Development Program (PLPG) for teacher certification in 2017 will be published. After conducting a series of activities ranging from making reports conducted online for approximately 2 months to carry out the Professional Teacher Training activities conducted for 11 days by each - the appointed Institute of Teacher’s Education (LPTK)
Not only the training to be followed by PLPG 2017 participants, the participants will also receive the Workshop materials in accordance with the subject of Certification. In this workshop the participants of PLPG will be going through a series of activities such as peer Teaching and so forth. In addition to attending the workshop, participants are also required to take the Written Exam and the participants are given twice opportunities to have remedial if the score does not fulfill the minimum standard.
INDEPENDENT STUDY UP TO MIDNIGHT
On the last day of this workshop, the participants of PLPG 2017 are required to follow Written National Test (UTN). In the implementation of this UTN, PLPG 2017 participants must obtain a minimum standard score of 80.
The UTN questions consists of about 60-100 items of multiple choice (it can be vary according to the subject of study) with 120 minutes of working time. The implementation of UTN itself is done online.
The minimum score of UTN graduation determined by the government of Indonesia is 80. This is considered very burdensome for PLPG participants because a minimum score of 80 is considered too high.
The solution provided by the Government is that if there are PLPG participants whose score of UTN below 80, the government provides an opportunity to re-conduct the exam as many as 4 times within a period of 2 years.
To simplify, for the PLPG participants who got UTN score less than 80, they will not get the educator certificate and given the opportunity to take the exam again as many as 4 times for two years or every 6 months.
This is one of the Indonesian government's efforts to improve the quality of education. With competent teachers, it is expected would produce competent students as well. The results of the National Teacher Competency Test in 2015 showed that the average results achieved were still very low, ie only 56.69 nationally.
In 2016 and this year the Government did not carry out this test.
The result is predictable as today most teachers have to accept the fact of failure in the certification selection process. Among 32 PLPG participants in one class that I followed this year in LPTK Banda Aceh, only 6 out of 32 or less than 20% participants who passed the test
IN-CLASS ACTIVITIES
According to educational observers the ideal score should not be 80 but 65 to 70. As a matter of fact the minimum required score on certification selection before this or in 2015 and below is only 42. So a 100% increase of the previous minimum criteria is considered unreasonable. WHAT DO YOU THINK?
Thank you for READING.
I do appreciate your COMMENTS, UPVOTE and RESTEEM . Follow me @suryansah
INDONESIA
*Program Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG), SEBUAH KESUKSESAN ATAU KEGAGALAN*
Akhir Desember 2017 atau dua hari terakhir ini adalah waktu yang paling ditunggu sebagian guru yaitu pengumuman kelulusan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) atau sertifikasi tahun 2017. Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari membuat laporan yang dilaksanakan secara daring selama kurang lebih 2 bulan sampai melaksanakan kegiatan Pelatihan Profesi Guru yang dilaksanakan selama 11 hari oleh masing-masing Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) yang ditunjuk
Tidak hanya pelatihan yang harus diikuti peserta PLPG 2017 ini, para peserta juga akan menerima materi Workshop sesuai dengan Mata Pelajaran Sertifikasinya. Pada pelaksanaan Workshop ini peserta PLPG nantinya akan melalui serangkaian kegiatan seperti peer Teaching dan lain sebagainya. Selain mengikuti workshop, peserta juga diwajibkan mengikuti Ujian Tulis dan peserta diberikan kesempatan sebanyak dua kali untuk mengulang apabila nilainya masih belum mencapai standar minimal
BELAJAR MANDIRI SAMPAI TENGAH MALAM
Pada hari terakhir pelaksanaan workshop ini, para peserta PLPG 2017 ini diwajibkan untuk mengikuti UTN atau yang dikenal dengan Ujian Tulis Negara, Pada pelaksanaan UTN ini para peserta PLPG 2017 harus memperoleh nilai standar minimal 80.
Bentuk Soal UTN ini terdiri dari sekitar 60-100 butir soal pilihan ganda (berbeda untuk tiap mata pelajaran yang diujikan) dengan waktu mengerjakan 120 menit. Untuk mata pelajaran Bahasa Inggris ada 70 soal dan pelaksanaan UTN sendiri dilakukan secara online.
Yang menjadi nilai penentu kelulusan UTN yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia adalah 80. Hal ini dirasa sangat memberatkan peserta PLPG karena nilai 80 terlalu tinggi, belum lagi si pembuat soal sering membuat soal yang sangat mengecoh.
Solusi yang diberikan oleh Pemerintah adalah jika ada peserta PLPG yang memperoleh nilai UTN dibawah 80, pemerintah memberikan kesempatan untuk melakukan UTN ulang sebanyak 4 kali dalam jangka waktu 2 tahun.
Secara sederhana bisa dikatakan bahwa bagi peserta PLPG yang mendapat nilai UTN kurang dari 80, maka tidak akan mendapatkan sertifikat pendidik dan diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian kembali sebanyak 4 kali selama dua tahun atau setiap 6 bulan sekali.
Ini adalah salah satu usaha pemerintah Indonesia untuk memperbaiki mutu pendidikan. Dengan guru-guru yang berkompeten, diharapkan akan menghasilkan siswa yang berkompeten pula. Hasil dari Uji Kompetensi Guru yang dilakukan secara Nasional pada tahun 2015 lalu menunjukkan, hasil rata-rata yang dicapai masih sangat rendah yaitu, hanya 56,69 secara Nasional.
Pada tahun 2016 lalu dan tahun ini Pemerintah tidak melaksanakan tes ini.
Hasilnya bisa ditebak, hari ini sebagian besar guru harus menerima kenyataan gagal dalam proses seleksi sertifikasi. Diantara 32 orang peserta dalam 1 kelas yang mengikuti PLPG tahun ini yang saya ketahui dikelas saya hanya 6 orang yang lulus atau sekitar 20%.
KEGIATAN DI KELAS
Menurut para pengamat pendidikan nilai yang ideal seharusnya bukan 80 tetapi 65 sampai 70. Mengingat nilai minimal yang diminta pada seleksi sertifikasi sebelum ini adalah 42. Jadi kenaikan nilai 100 % dari kriteria minimal sebelumnya dianggap tidak masuk akal. Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu sekalian ?
Terima kasih telah MEMBACA. Kalau suka silakan komentar, UPVOTE dan RESTEEM. Follow me @suryansah
sebaiknya guru tidak mengejer sertifikasi walaupun itu diwajibkan dan penting bagi karier, bagi saya, lebih baik guru itu fokus pada pendidikan menulis dan semua yang kreatif karena akan sangat membantu kemajuan guru itu sendiri serta anak didiknya... Ajak masuk guru-guru ke Steemit untuk bisa belajar sekaligus berbagi..
Saran yang sangat bagus kak @mariska.lubis, dan memang saya sudah mulai mencoba untuk mempromosikan media sosial steemit ini ke rekan-rekan guru. Soalnya saya baru juga dan baru tahu cara daftar dan buat 1-2 artikel, lain-lainnya banyak yang harus dipelajari di Steemit. Kalau ada group WA atau komunitas Steemit, mohon saya dimasukkan. WA saya085260028778 (surya).Saya pikir media ini sangat bagus untuk melatih menulis dan otomatis kita juga terbiasa membaca dan berpikir kritis. Menyangkut sertifikasi, saya lihat memang kecendrungan untuk mengejar sertifikasi sangat besar. Siapa yang tidak tergiur dengan gaji dua kali lipat dengan beban kerja yang sama antara guru PNS biasa dengan yang sertifikasi? :-) Meskipun berdasakan hasil uji kompetensi guru yang terakhir serempak dilaksanakan secara Nasional akhir 2015 lalu untuk mengukur kompetensi seluruh guru di Indonesia menunjukkan bahwa hampir tidak ada perbedaan nilai UKG antara guru yang sudah sertifikasi dan yang belum. Malah banyak yang sudah sertifikasi nilai ujiannya terjun bebas. Terima kasih sudah berkunjung,
bereh li cek gu @suryansah
Haha..