Hendaklah Kita Beradab Di Hadapan Allah Swt Dengan Adab Seorang Hamba Yang DijadikanNya Untuk Beribadah KepadaNya
Telah kita ketahui bahwa, Ibadah yang diperintahkan Allah itu ada yang wajib dan ada yang sunah. Yang wajib ibarat harta pokok. Dia adalah modal perdagangan yang dengannya kita bisa selamat. Sementara yang sunah itu ibarat laba yang dengannya kita bisa meraih derajat mulia.
Dalam sebuah Hadist Qudsi, Nabi saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman, ‘Tidaklah orang-orang mendekatkan diri pada-Ku dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan pada mereka, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri padaku dengan amal-amal sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya yang mendengar, matanya yang melihat, lidahnya yang berbicara, tangannya yang memegang, dan kakinya yang berjalan.”
Kita tidak akan dapat menegakkan perintah Allah, kecuali dengan senantiasa mengawasi hati dan anggota badan kita pada setiap waktu dan pada setiap tarikan nafas, dari pagi hingga sore. Ketahuilah bahwa Allah Swt. menangkap isi hati kita, mengawasi lahir dan batin kita, mengetahui semua lintasan pikiran kita, langkah-langkah kita, serta diam dan gerak kita. Saat bergaul dan menyendiri, kita sedang berada di hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, melainkan semuanya diketahui oleh Allah Swt. Sang Penguasa langit dan bumi serta antara keduanya.
“Dia mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan hati” (Q.S. Ghafir: 19).
“Dia Maha Mengetahui yang rahasia dan tersembunyi” (Q.S. Thaha: 7).
Hal itu hanya bisa terwujud jika kita bisa membagi waktu untuk melaksanakan semua perintah Allah Swt. baik yang diwajibkan maupun yang sunah-sunah, seperti shalat sunah, membaca Qur'an, zikir dan wirid-wirid dari pagi hingga petang, sejak dari bangun tidur hingga kita kembali ke pembaringan.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://kitabsufi.blogspot.com/
Sudah kami upvote yah..