12 Februari menjadi momentum baru bagi perjalanan Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh.
Mulai tanggal 12 Februari secara resmi diumumkan pendaftaran calon komisioner Panwaslih periode 2018 - 2023 untuk Pemilu Presiden dan legislatif 2019. Ini momentum untuk melakukan penyegaran para komisioner yang sebelumnya sudah berkhidmat pada lembaga ini selama lima tahun.
Tentu di antara publik Aceh ada yang mengalami "dislokasi pemahaman" akibat penggunaan nama. Nama lembaga pengawas untuk momentum pilpres dan pileg yang selama ini dipahami adalah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Namun sejak disahkan UU Pemilu No. 7 tahun 2017 yang di dalam pasal itu mencabut dua pasal di dalam UU Pemerintahan Aceh No. 11 tahun 2006 (pasal 57 dan 60), yang semangat yang ingin diambil dari UU baru itu adalah unifikasi, maka nama lembaga pengawas di Aceh dinamakan Panwaslih. Semangat UU itu menginginkan tidak ada dualisme di Aceh, yaitu ada lembaga pengawas yang disebut Bawaslu dan ada yang disebut Panwaslu seperti terjadi selama ini.
Namun, UU baru itu digugat oleh perwakilan DPR Aceh di Mahkamah Konstitusi. Sejarah juga sudah mencatat dengan rapat bahwa gugatan itu dikabulkan, sehingga pasal 557 UU No. 7 tahun 2017 itu kuncup dan tenggelam di kolam teratai.
Akibatnya tentu saja, proses lembaga penyelenggara demokrasi elektoral di Aceh kembali set back, ke zaman pada masa ada dua lembaga dengan fungsi identik, tapi dipisahkan oleh proses seleksi berbeda.
Proses seleksi kali ini, yang saya dipercaya menjadi ketua tim seleksi independen, akan memilih 10 orang yang seterusnya akan disaring lima terbaik oleh Bawaslu R.I melalui mekanisme fit and proper test.
Proses ini akan memakan waktu 2 bulan sejak pendaftaran, seleksi administrasi, ujian tulis yang dirangkai dengan tes psikologi, dan terakhir tes wawancara dan dikumulasi dengan hasil tes kesehatan. Tentu kita tak ingin calon komisioner yang terpilih ini penyakitan apalagi sakit jiwa. Sebagai "hakim" yang akan memutuskan selurus dan seadilnya, kita memerlukan calon komisioner yang tenang secara mental dan cerdas secara intelektual.
Dari proses ini kita mengharapkan akan lahir pembela demokrasi yang seutuhnya. Yang kita inginkan adalah orang yang tidak terlibat dalam politik praktis, baik sebagai mantan calon legislatif, tim sukses, atau tim kampanye dan belum melewati masa naturalisasi sedikitnya lima tahun. Kalian tentu tahu kalau orang yang sudah larut dalam dunia politik, hasrat untuk selalu menang lebih mengemuka dibandingkan selalu benar. Selaput adil pasti sering robek di tangan politikus. Meskipun juga tidak berarti politikus selalu culas dan buas.
Maka, para Steemians yang ingin mencoba kesempatan ini tak ada salahnya. Bakat, pengetahuan, dan nurani kalian akan ditantang untuk mengambil tanggung jawab publik ini. Demokrasi akan sehat jika ada orang yang mau berkorban untuk memberikan contoh ke depan publik bagaimana berlaku adil, setara, sederhana, dan tegas. Demokrasi adalah sebuah tantangan dan talenta untuk meningkatkan kualitas manusia untuk mengontrol nafsu kekuasaan agar tidak menjadi tiran dan egois.
Silakan mendaftar dan mengikuti persyaratan yang terdapat di dalamnya. Hari ini iklan tentang seleksi calon komisioner Panwaslih Aceh terdapat di Serambi Indonesia. So check it out!
12 Februari 2018
Kalau pertamanya niat demokrasi, di tengahnya juga musti demokrasi dan di ujungnya juga harus demokrasi.
Sudah menjadi budaya, pertama demokrasi, tengah mulai kurang dan ujungnya mulai tidak peduli. Komitmen yang perlu.
@janvanhoess
Harus...dari hulu hingga hilir harus mengawal demokrasi... Jangan kuat di awal, lemah di akhir
Looks good.
Thanks dude
Selamat bertugas bung. Semoga terjaring calon-calon pengawas pesta demokrasi yang kredibel, berintegritas dan jujur.
Thanks @dsatria untuk doanya... Smg ada calon2 yang lebih wonderful dan awesome....wish for them
Pat acara nyan bang kamal
Banda Aceh
Sabee lam acara bg, vote sigogo bg bak rendirizki
Semoga calon2 panitia akan datang bisa melancarkan acara yang akan diselenggarakan nantinya
Amiin
Mantap bang@teukukemalfasya. Salam KSer.
Thanks @teukumuttaqien
Mantap bang, sukses acaranya. :)
Ya semoga saja akan lahir pengawal demokrasi yang bisa melihat yang benar itu benar.. Bukan yang membenarkan yang tidak benar sehingga yang salah diperkosa menjadi benar.
Ya kita harap jangan sampai terjadi pemerkosaan demokrasi lagi.... Harus disentuh secara alami dan berkembang auranya scr matang
Terima kasih infonya bang @teukukemalfasya
Semoga ada alumni KDAU yang mendaftar dan berkiprah sebagai Panwaslih 5 tahun mendatang.
Ayo beramai2 daftar