"Heumm asal ngomong gak tuh dia? ", kata saya dalam hati. Bagi saya yang masih unyu-unyu dalam dunia tulis menulis, kegiatan menulis itu rasanya seperti mengangkat beban 100 kilo gram beratnya, bukan main kan?
Dengan adanya media sosial seperti Twitter, Facebook kita di jerumuskan untuk menulis "_apa yang sedang anda pikirkan? _". Ya tentu kita menulis apa yang sedang kita pikirkan mulai dari curhat pribadi, dakwah, nasehat, protes atas kebijakan pemerintah, dan bagi wanita yang bercerita kalau mereka habis shopping di mall misalnya atau habis makan kue yang enak banget.
Meskipun hanya sepatah dua patah kalimat di Wall sosial media, begitulah ternyata setiap orang bisa menulis ya, baru sadar!
sumber google
Dengan kehadiran steemit, sebuah platform media sosial yang dibangun diatas teknologi blockchain, sebuah teknologi yang bersifat terdesentralisasi. Memang steemit sekilas pandang sama dengan media sosial lainnya, namun sejatinya sangatlah berbeda. Steemit ini memberi efek bak secara sosial-budaya dari steemit adalah kita semua akan didorong untuk tidak menjadi plagiat dan penyebar informasi sampah (spam).
Tetapi kita didorong untuk menjadi pribadi yang orisinal. Mendorong semua pribadi untuk menjadi diri yang kreatif dengan kemampuan diri sendiri.
Kita sebagai kreator yang menciptakan konten, dituntut untuk peka dengan keadaan. Dengan begitu sangat penting selalu terhubung secara akrab dengan keadaan. Karena semua keadaan memiliki sisi unik yang bila digali dapat menghasilkan konten yang menarik.
Sebenarnya dunia tulis menulis adalah hal yang baru bagi saya, karena memang saya belum terbiasa menulis dari kecil. Termasuk menulis keseharian saya tidak pernah saya lakukan.
@mynameisman pernah menyarankan saya menulis ngasal. Ini merupakan hal yang baru bagi saya. Sebuah tulisan yang inspiratif menurut saya, karena memang dengan menulis ngasal seolah kita tidak dibatasi oleh ide-ide yang sempit. Namanya juga ngasal, apapun bisa ditulis yang penting kita siap kalau ada yang mengkritik atau memberi saran dari pembaca tulisan kita
Tapi yang menarik dari kata teman saya sekaligus senior saya si @mynameisman ini, kurang lebih begini yang saya pahami maknanya "_kalau ada yang kritik atau komentar tulisan kita, biarkan saja Tetaplah menulis. Karena belum tentu orang yang komentari atau mengkritik tulisan kita sudah pernah menulis atau berani menulis _"
Betul juga sih, memang yang jadi komentator itu gampang dan biasa karena semua orang bisa, tetapi menjadi orang yang dikomentari itu sungguh luar biasa.
sumber google
Dan sampai disini tulisan saya hari ini, kembali pada judulnya Saya binggung mau menulis apa lagi untuk melanjutkannya, hehe.
Menulis itu seperti berjalan kaki menuju dataran tinggi. Pasti banyak rintangannya. Mulai dari jalan berlubang,berliku, sampai menanjak serius. Tapi pertanyaannya adalah apakah kita siap dengan segala resiko? Dan bagaimana cara tempuh menuju ke daratan tinggi tersebut.
Keep writing and smiling 🤘😊
Betul sekali bang, Saya akan terus berusaha melatih diri, Saya makin termotivasi ini 😊
Bingung tak tau mau menulis apa. Menceritakan bagaimana kebingungan itu saja dah melahirkan ratusan kata. Kita hanya tinggal, hentikan berpikir, teruskan apa yang kita pikirkan dalam bentuk tulisan.. Komentar utk orang pintar, tapi saya sendiri sebenarnya bingung juga saat memulai sebuah tulisan. Ha ha ha ha
Perbanyak membaca biar banyak menguasai kosa kata, disini kita sama sama belajar @pecandubuku.
Luar biasa, menulis tentang tak tau mau menulis apa, itu saja sudah menelurkan bejibun kata dan dan beberapa paragraf, mantap.
Hehehe that hek bak ku seumike