The Panasdalam Bank: Cerita di Balik Lagu Kopral Jono

in #indonesia6 years ago (edited)

image


wanita se-kodya bandung punya saingan
semenjak Jono jadi bencong
Jono yang dulu kopral kini sudah bukan
tapi bencong terkutuk..o..o


jika bicara seperti desir angin
bibirnya basah kuyup....
jika berjalan seperti tanpa tulang
si bencong tulang lunak...


Yaa Allah lindungilah kami
Dari bencong terkutuk
Yaa bencong lindungilah kami
Dari jono terkutuk


Yaa jono lindungilah kami
Dari kopral terkutuk
Yaa kopral lindungilah kami
Dari saling mengutuk


Kopral Jono - The Panasdalam Bank


Siang itu matahari sedang gagah-gagahnya bersinar. Tak ada tanda-tanda Bandung akan diguyur hujan. Sudah berhari-hari begitu dan sepertinya akan terus. Dan memang begitu yang kami harapkan sebab itu adalah hari terakhir proses pengambilan gambar untuk film Koboy Kampus - sebuah film yang menceritakan kisah perjalanan The Panasdalam mulai dari pendiriannya di kampus ITB dulu. Selanjutnya, proses pengambilan gambar akan dilanjutkan di kota Banjarmasin.

”Kang, ngomong-ngomong lagu Kopral Jono itu ceritanya soal apa ya?”

Itu aku yang bertanya ke Kang Budi sambil duduk santai di tepi kolam renang. Kang Budi itu adalah dia yang mengaku kepadaku sebagai presiden ke-6 The Panasdalam. Ianya juga diakui sebagai manajer The Panasdalam sekaligus manajer pribadinya Pidi Baiq. Waktu itu kami berdua sedang duduk di halaman belakang sebuah penginapan di daerah Ciumbuleuit, Bandung. Itu adalah penginapan yang beberapa kamarnya memang disewa sebagai tempat menginap para kru film Koboy Kampus. Lokasinya tak jauh dari sebuah rumah yang digunakan oleh para pemeran film tersebut untuk beradu akting di depan kamera.


image

Steemians yang baik hati, dulu pada suatu hari, yang waktu dan tanggal persisnya aku sudah lupa, pokoknya waktu itu Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sedang sibuk-sibuknya dengan proses pendaftaran mahasiswa baru. Sedangkan aku dan teman-teman sedang membunuh. Yaitu membunuh waktu dengan asik main gaple di depan kompleks kegiatan mahasiswa di sisi utara gedung Fakultas. Sementara itu, dari dalam ruang sekretariat Mapala Hukum Unsyiah Pidi Baiq sedang bernyanyi. Tentu saja dalam bentuknya sebagai empitri.

Oleh seorang kakak kelas yang juga ada disitu, aku diberitahu bahwa lagu yang sedang mengalun dari komputer tua itu berjudul “Kopral Jono”. Lagu tersebut dinyanyikan oleh grup musik The Panasdalam yang berasal dari Kota Bandung. Sebab mendengar penjelasan begitu rupa, kupasang baik-baik aku punya telinga. Aku bermaksud ingin tahu lebih jelas itu lagu liriknya seperti apa.

”Lagu itu katanya berisi kritik terhadap institusi tentara”

Seniorku itu melanjutkan khotbahnya. “Katanya” itu maksudnya kata siapa? Jelas saja aku tak tahu. Dengar lagunya saja aku baru kali itu.

“Soalnya tentara itu beraninya cuma sama mahasiswa. Kejadian pada Mei ’98 buktinya. Mereka yang gagah perwira, oleh The Panasdalam di ibaratkan sebagai banci karena cuma berani sama Mahasiwa yang notabene tak punya senjata”, Lanjut dia.

Sejak itu, karena aku tak punya sumber lain yang bisa kupercaya, maka apa yang dikatakan oleh kakak kelasku tadi kemudian kuanggap sebagai sebuah kebenaran belaka. Terlebih jika mengingat kisah soal demonstrasi ’98 yang kerap diceritakan dalam diskusi dikalangan mahasiswa, aku semakin merasa apa yang disampaikan kakak kelasku itu ada benarnya. Maka dari itu saat punya waktu berduaan sama Kang Budi, aku beranikan diri untuk bertanya tentang apa yang ada dibalik lagu itu tadi.


image
img source

“Dulu itu, tahun berapa ya? Sudah lama, ada lagu judulnya Kopral Jono. Kamu tahu?”, Kang Budi buka suara. Sedangkan seorang bocah bule diseberang kolam sana buka baju sebab ianya mau berenang.

“Tidak kang”, Jawabku.

Maksud Kang Budi itu lagu Kopral Jono karyanya seorang maestro musik Indonesia Ismail Marzuki. Oleh beberapa orang yang pernah dengar lagunya dan sempat ikut memperjuangkan kemerdekaan dengan cara berperang, Lagu itu dianggap mampu untuk membangkitkan semangat juang. Kopral Jono menurut sumber yang kubaca di Internet merupakan representasi lelaki idaman yang gagah perwira pada masanya.

”Terus lagunya The Panasdalam itu ada hubungannya sama tentara kang?”

”Enggak, itu lagu diciptakan awalnya karena si Fufus. Dia itu teman kami”, Jawab Kang Budi.

Si Fufus itu adalah seorang seniman dari ITB. Jadi pada awalnya pada suatu hari, Fufus itu berlagak seperti tentara. Mulai dari pakaian hingga prilakunya begitu rupa. Sangat lelaki sekali lah pokoknya. Namun tiba-tiba dan entah kenapa, Fufus merubah penampilannya menjadi lelaki menyaru wanita. Mulai dari gaya berpakaian sampai ke yang lainnya juga. Kecuali ia punya kelamin tentu saja.

”Itu tahun berapa ya Kang?” Aku lanjut nanya ke Kang Budi.

”tahun berapa ya? Lupa. Tanya ke si Ayah aja.” Kang Budi lalu merebahkan diri di atas kursi santai di tepi kolam lantas larut dalam musik yang diputar melalui ponsel pintar miliknya. Dihantarkan melalui perangkat suara yang disumpal ke telinga.

Oleh karena itu, semalam saat sedang asik ngopi di Kantin Nasi On rumah The Panas Dalam, aku mencegat Ayah Pidi disela-sela aktivitasnya melukis. Pada tulisan selanjutnya nanti akan kuceritakan pada kalian lebih rinci ianya melukis apa.

Padaku yang saat itu sedang ingin makan kupat tahu, ayah bertutur bahwasanya saat ini si Fufus sudah tidak bisa diwawancarai soal motivasinya berganti gaya dari tentara menjadi waria. Fufus itu adalah salah satu dari 18 warga negara ThePanasdalam saat pertama sekali didirikan.

“Sudah gila dianya. Sekarang berkeliaran di Indonesia, di Bandung tepatnya. Kalau mau nanya-nanya mah, silahkan. Tapi dia ga bakalan ngerti kamu nanya apa”, kata Ayah Pidi.

Soal kritik terhadap institusi tentara dan pendapat seniorku tentang lagu itu yang ada hubungannya dengan demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi tahun 1998 lalu, ayah mengatakan bahwa itu sama sekali salah. Soalnya lagu Kopral Jono diciptakan setahun sebelum demonstrasi mahasiswa pecah dan menyulut peristiwa mei berdarah di Jakarta. Lagu itu diciptakan tahun 1997 tepatnya dan dirilis secara resmi pada tahun 2000 dalam album The Panasdalam yang pertama.

”Tapi terserah orang-orang mau menafsirkan seperti apa. Bebas euy, hak asasi manusia”, Begitu tutur si ayah.

Jadi steemians, sekarang aku tahu bahwa apa yang dulu dikatakan kakak kelasku dikampus dan mau-maunya kupercaya itu sebenarnya salah. Lagu Kopral Jono – yang secara judul mirip dengan lagunya Ismail Marzuki itu, adalah lagu yang dibikin untuk mengenang seorang teman. Yaitu si Fufus yang saat ini telah memilih jalannya sendiri. Jalan yang secara duniawi berbeda dari kita tapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu masuk surga. Dan beruntung sekali Fufus telah memilih jalan yang benar, sebab nanti tidak perlu lagi mengantri untuk hisab di akhirat. Semoga nanti surga-Nya untukmu, Fufus!

Bandung, 8 Agustus 2018 Masehi
Salam Sayang

@thepanasdalam


image



Temukan kami juga di instagram!

@ thepanasdalam
@ thepanasdalamovie_official
@ thepanasdalam_publishing

Here’s an album for you… Voor Dilan (Remastered 2018 [Bonus Version]) by The Panasdalam Bank
👇👇👇


author:
Senja Jingga

Sort:  

Congratulations @thepanasdalam! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @thepanasdalam! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Nice story.. semoga si Fufus terlepas dari kutukan dan kembali ke jalan yang benar :)

sudah bener itu jalannya. orang begitu sudah dijamin masuk kedalam surga-Nya.

Ini salah satu lagu kesukaan saya dan istri. Terima kasih sudah membagi cerita di balik lagu ini.

sama-sama.... terima kasih sudah suka :)