Selamat malam minggu semua sahabat Steemians.
Malam ini keluarga besar bosku merayakan festival musim gugur. Dalam kalender Cina pertengahan musim gugur diperingati setiap tanggal 15 bulan 8, dan jatuh pada tanggal 24 September tahun masehi.
Masih hari senin nanti, tapi mereka mengambil hari ini untuk merayakannya.
Acaranya makan barbekyu bersama di pelataran rumah. Sebelum mendekati tanggal perayaan, banyak orang Taiwan saling memberi pamelos/jeruk bali, kue bulan dan jenis kue isi lainnya ke kerabat maupun relasi.
Di dalam kotak ini isinya kue nastar. Berisi selai nanas yang nikmat sesuai harganya yang mahal. Satu kotak senilai 360 NT atau setara Rp.172.800. Dan Tuan membeli berkotak-kotak untuk dimakan sendiri dan dibagikan ke relasinya. Oh, iya, dia juga memberi guru terapi anaknya yang ada di rumah sakit.
Kue bulan atau mooncake adalah salah satu kue yang harus ada di perayaan bulan panen di akhir musim gugur. Kue bulan atau bulan purnama adalah simbol keutuhan keluarga, dimana saat ini jika diadakan acara barbekyu mereka bisa berkumpul bersama dan menikmati santapan yang ada.
Kebersamaan dan keutuhan.
Jenis kue lainnya yang biasa dibagikan di perayaan ini. Isinya bisa kacang merah, kacang hijau, taro, mocha dan kuning telur. Meski porsinya kecil taoi kalori yang dikandung sangat banyak, maka tidak disarankam yang sedang diet menyantapnya dalam jumlah banyak.
Kalau aku sendiri lebih suka makan fung li se atau kue nanas. Tapi dalam jumlah yang dikendalikan sebab kalorinya banyak. Dan juga salah satu temanku menyarankan untuk berhati-hati ketika mau makan sebab kebanyakan dari bahan yang digunakan mengandung minyak babi. Itulah salah satu keadaan dimana kita berada yang minoritas muslim.
Tadi aku makan 2 ikan, 1 udang, 1 lembar roti tawar, dan sup jamur. Memastikan tidak bercampur dengan panggangan mereka yang lebih banyak daging babinya.
Bekerja di tempat yang mayoritas non muslim bukan sekadar berat dalam beradaptasi, dalam kerjaan, bahasa ataupun kerinduan pada keluarga karena jarak yang terbentang begitu jauh. Tapi yang paling berat adalah memilih makanan yang benar-benar halal.
Tak dipungkiri mungkin tanpa sengaja mulut ini makan yang tak sepantasnya. Tapi banyak juga yang iatiqomah dalam mencari makanan yang barokah atau halal.
Yang halal bisa jadi garam dan haram tak kan pernah bisa jadi halal.
Jika bisa memilih maka berada di kampung halaman meski dengan makanan seadanya itu akan lebih aman dan nyaman dibanding kerja di luar.
Maka bersyukurlah jika kalian tidak perlu merasakan moment-moment seperti ini dalam hidup kalian.
Jika memandang glamornya kehidupan di luar negeri mungkin banyak kepala akan menggeleng heran dan iri. Tapi sungguh kehidulan di sini tak seindah yang ada dalam angan kalian. Jika tidak percaya silahkan mencoba.
Kembali ke perayaan, sampai saat ini pun mereka belum selesai menikmati barbekyu. Dan karena hari senin nanti tanggal merah maka aku dan pasien juga akan berlibur hingga senin, maksudku di sini, libur di rumah, dan tidak ke rumah sakit.
Sekian kisah malam mingguku, Sobat.
Dan ini udang besar yang aku nikmati tadi. Gurih dan manis.
Salam Aksara Senja dari Formosa @ucizahra
Taiwan, 22/9/2018
Photo by Samsung J5 dan sumber
Udangnya menggoda :)
Saat kerja begini mbak baru bisa makan udang kalau di rumah indo tidak bis menikmatinya
Posted using Partiko Android
Aku mau ikan bakar 😍😍
Habis Bang.. 😊
Posted using Partiko Android