Dalam adat pernikahan di Aceh terutama yang terdapat di wilayah Banda Aceh, setelah menikah pasangan pengantin baru itu akan menetap di rumah keluarga pihak perempuan. Hal yang banyak tidak lagi diketahui atau bahkan sekarang sudah mulai ditinggalkan di kota-kota terutama Banda Aceh.
Nah selanjutnya ketika lebaran pertama bagi pasangan pengantin, mereka akan merayakan lebaran pertamanya di rumah pengantin perempuan terlebih dahulu, sang isitri membawa suaminya ke rumah familinya untuk bersalaman, sekaligus memperkenalkan saudaranya kepada sang suami dan begitu juga sebaliknya. Dan begitu juga jika pasangan baru tersebut mengunjugi orang-orang yang dekat dengan mereka.
Saat lebaran pertama kalinya bagi pasangan pengantin, ada satu adat dalam budaya Aceh yang wajib dilakukan. Berkunjung ke keluarga besar dari kedua belah pihak. Seperti keluarga kandung ayah dan ibu dari kedua belah pihak pengantin baru. Bahkan bila kerabat yang tinggalnya agak sedikit jauh tapi masih sanggup untuk ditempuh, maka wajib dikunjungi.
Dan bagi pasangan pengantin ketika mereka bertamu ke rumah kerabat family mereka akan membawa kue kaleng, yang biasanya berupa biskuit khong guan yang legendaris itu. Dan diberikan kepada kerabat-kerabatnya baik dari kerabat perempuan maupun kerabat dari laki-laki. kemudian demi kemudahan, perjalanan berkunjung itu ternyata harus direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Misalnya urutan siapa terlebih dahulu yang akan dikunjungi dan biasanya akan mengujungi kerabat yang paling terdekat dulu. Dan biasanya juga dalam sehari itu bisa mengunjungi beberapa rumah kerabat atau jika tidak semua dapat bisa berkujung di hari itu juga bisa berkunjung pada hari esok harinya.
Bisa kita bayangkan juga penuh dengan perjuangan jika ternyata keluarga pasangan pengantin tersebut adalah keluarga besar. Bersyukur jika memiliki mobil, tapi jika tidak ada mobil bisa kita pastikan harus bolak balik karena tidak sopan jika membawa kue kaleng tersebut sekaligus banyak-banyak ketika bertamu ke tempat kerabatnya. Tapi ini kembali lagi bagaimana mereka mencari solusi dan mengatasinya sendiri.
Bukan hanya pengantin baru yang memberi hadiah kepada keluarga besar kedua belah pihak. Tetapi kerabat yang dikunjugi punya kewajiban juga untuk memberikan salam tempel, tradisi ini telah turun temurun berlaku di masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya. Jadi ketika pihak istri bertamu ke rumah kerabat suami, perempuan akan di berikan salam tempel oleh tuan rumah yang dikunjuginya tersebut (tapi hanya pihak perempuan saja yang diberikan), begitu juga sebaliknya jika pengantin laki-laki bertamu ke tempat kerabat istri juga di berikan salam tempel (dan disini juga hanya pihak suami saja yang diberikan). Ini terjadi ketika pasangan pengantin tersebut pamit untuk pulang dan lalu baru diberikan salam tempel Walaupun misalnya umur pernikahan pasangan pengantin tersebut sudah berjalan selama 10 bulan, tradisi fenomena salam tempel masih tetap dilakukan oleh kerabat khususnya pada waktu lebaran. Sampai sekarang tradisi ini masih tetap dijalankan oleh masyarakat Banda Aceh.
Bahkan jika pasangan yang baru menikah tidak melaksanakan ritual ini, mereka akan merasakan pernikahan tidak lengkap dan tidak mempunyai adat atau budaya. Pihak keluarga, tetangga, dan sahabat akan bertanya-tanya. Mereka terkadang dianggap tidak menjalankan tradisi endatu atau nenek moyang yang telah berlangsung secara turun temuran. Tapi ini balik lagi tergantung kondisi keuangana atau ekonomi dari pasangan atau keluarga pasangan pengantin tersebut.
Semoga bermanfaat. Tetima kasih.
produk mana ya Khong Guan dan Monde,,,,kenapa bukan produk kita, ya pasti senang tu dipromosikan
Follback kak :D
hhheee btol btoool
Posted using Partiko Android