Dilanjut lagi yeee punya kemaren.
Tiba-tiba aja…
Ga ada angin, ga ada hujan tiba-tiba See-Hi ngajakin Ji-Hoo nikah. Ji-Hoo kaget lah ya. Dia mempertanyakan “kenapa harus menikah?”,’ kenapa harus dengan dia?” dengan nada panic. Melihat ekspresi Ji-Hoo yang panic, See-Hi pun dengan wajah yang super duper datar tanpa ekspresi untuk melupakan apa yang sudah ia ucapkan. See-Hi pamit untuk tidur dan mempersilahkan Ji-Hoo untuk menempati kamar yang ia sewa kemaren. Karena uda keduluan panik diajakin nikah, Ji-Hoo langsung pamitan pulang padahal jam uda menunjukan pukul 03.00 AM. Tadinya Ji-Hoo bilang kalo dia sedang jalan-jalan aja, ga taunya nyampe kerumah See-Hi. See-Hi agak ragu dengan alasan “jalan-jalan”nya Ji-Hoo. Yakaliii jalan tengah malam dengan modal piyama doang trus bahunya melorot lagi. Ji-Hoo langsung pamit kabur. Setelah kabur, Ji-Hoo kebingungan sendiri mau kemana. Lalu tiba-tiba masuk sms dari See-Hi
“aku kirim sms karena kau tidak akan dapat taksi jam segini. Kata sandi rumahku sama seperti dulu”
Ji-Hoo pun kembali kerumah See-Hi. Sambil menerawang, Ji-Hoo mendengar bunyi pintu kamar See-Hi dikunci. Ji-Hoo emosi (emosi versi drama korea,lucu-lucu manja gimanaaa gitu) karena merasa dianggap sebagai wanita yang tak senonoh dan bertekad untuk keluar dari rumah See-Hi esok pagi dengan jadwal kereta bawah tanah paling pagi. Lalu ia mengatur alarm pukul 05.00 AM dan bergegas tidur.
Keesokan paginya ketika See-Hi hendak berangkat kerja, ia mendengar suara yang sangat keras. Ia mengira kalo itu suara tetangganya yang sedang melakukan perbaikan apartamen. Ia sampai menelepon pihak apartemen untuk melapor kejadian ini lalu tiba-tiba tersadar kalo itu suara dengkurannya Ji-Hoo.
Alarm di hp Ji-Hoo berbunyi, ia pun terbangun dari tidurnya kemudian keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Sebelum pergi, ia menyempatkan untuk member makan kucing kesayangan See-Hi.
Tiba-tiba See-Hi muncul dari pintu dan Ji-Hoo kaget:
J : “kamu habis dari mana?”
S : “kerja”
J : “jam segini?”
S : “ya.. apa kebetulan kamu baru bangun?”
J : “ya…”
S : “jam segini?”
Dilanjutkan dengan Ji-Hoo yang marah-marah karena ia merasa See-Hi bersikap kasar kepadanya. Dalam marah-marahnya, ia kaget ketika See-Hi bilang kalo sekarang sudah jam 5 sore. Ji-Hoo merasa malu dan malunya semakin bertambah ketika perutnya berbunyi karena kelaparan. Sambil makan ramyeon, See-Hi menjelaskan kenapa ia ingin menikahi Ji-Hoo. Penjelasannya secara See-Hi yaitu berdasarkan data, analisa dan logika. Menurut See-Hi, orang menikah karena saling membutuhkan. See-Hi membutuhkan Ji-Hoo sebagai penyewa rumahnya dan Ji-Hoo membutuhkan See-Hi sebagai pemilik rumah yang ia sewa (ini menurut See-Hi). Sementara bagi Ji-Hoo, orang menikah itu karena cinta dan kasih sayang.
Bos Penulis Ji-Hoo mempertemukan lagi antara Ji-Hoo dan teman penulisnya yang telah melakukan tindakan tidak senonoh padanya. Di pertemuan ini, bukannya penyelesaian yang didapat melainkan kesalahan itu berbalik ke dirinya. Ji-Hoo pun menyerah dan memutuskan untuk kembali ke kampung dimana orang tuanya tinggal.
Ji-Hoo kembali ke rumah See-Hi untuk mengambil koper yang dititipkan oleh temannya yang ia tinggalkan saat ia melarikan diri. See-Hi sedang tidak ada dirumah. Lalu pintu rumah terbuka, Ji-Hoo hendak menyapa See-Hi tapi ternyata See-Hi pulang bersama ibunya, Ji-Hoo seketika bersembunyi. Ji-Hoo mendengar semua percakapan antara See-Hi dan Ibunya tentang kencan buta yang telah dibuat oleh Ibu See-Hi. Jawaban See-Hi ngeles sana sini kayak bajai (persis kayak saya kalo ditanyain soal nikah) hahaaaii..
Ibunya sampai mengira kalo See-Hi ini adalah seorang gay. Sebelum pergi, ibunya mengatakan kalo ayahnya akan menceraikan si ibu apabila See-Hi tidak segera menikah.
Sepulangnya si Ibu, Ji-Hoo keluar dari persembunyiannya dan menyapa See-Hi. See-Hi kaget parah karena ia mengira kalo ia sendiri dirumah. Saking parahnya, benteng pertahanan ke-cool-an See-Hi ampe ambruk. Kaget sekaget-kagetnya manusia (adegan disini lucu parah). Ji-Hoo pamitan ke See-Hi karena ia akan pulang kampung dan tidak menetap di Seoul lagi. Dalam percakapan pamit-pamitan mereka, See-Hi mengucapkan kata-kata yang menggetarkan hatinya. Kata-kata itu terus terngiang dipikiran Ji-Hoo.
Dari dalam bus Ji-Hoo melihat See-Hi datang sambil membawa naskah tulisan yang sengaja ia tinggalkan di apartemen. See-Hi memasuki bus yang ditumpangi Ji-Hoo dan memberikan barang yang ketinggalan tersebut. Tapi sepertinya barang itu Cuma alesan aja buat ketemua ama Ji-Hoo. Sekayaknya disini See-Hi uda memiliki benih-benih cinta untuk Ji-Hoo. Setelah memberikan barang tersebut, See-Hi bergegas keluar bus, bus pun jalan. Lalu tiba-tiba Ji-Hoo keluar dari bus berlari kearah See-Hi dan menarik tangannya, lalu menanyakan sesuatu kepada Se-Hi.
Tiba-tibaaaa….
nice efforty, nice post, plese visit my blog if you have time
Ini setiap episode, endingnya tiba-tiba ya. Hahahaha
Kan biar penasaran, kakaaakk... 🤣🤣
Ini judul serinya apa?
Itu sama kayak judul tulisannya..
Because this is my first life