Rasanya semua kita mengenal rusa (Cervus equimus), tapi mungkin saja tak semua kita beruntung pernah makan daging rusa. Soalnya, di daerah tertentu rusa liar tergolong satwa langka.
Di Aceh populasi rusa tak banyak. Orang yang berburu rusa di hutan pun tak selamanya beruntung. Ya, namanya juga berburu, bisa dapat bisa tidak.
Pemburu yang mendapatkan rusa biasanya tak memakan semua hasil buruannya. Dia akan bagi kepada pawang, pemandu jalan, dan teman seperburuannya. Kalau sisanya masih lumayan banyak itulah yang dijual.
Nah, pemburu tertentu biasanya sudah mempunyai pelanggan yang akan membeli hasil buruannya. Di antara pembeli daging rusa hasil buruan itu tersebutlah Suherman, 76 tahun.
Suherman
Pria asal Jawa yang merantau tahun 1980 ke Medan, Sumatera Utara, kemudian tahun 1981 hijrah ke Aceh ini sudah berjualan gulai rusa sejak 1984.
Ia membuka warung nasi yang juga menyediakan mi aceh plus tapai ketan dan tapai singkong. Warung itu dia beri nama
Letaknya persis di seberang Masjid Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Kalau kita bertolak dari Banda Aceh ke arah Medan, warung tersebut berada di sisi kanan kita. Lokasinya persis di pinggir jalan Pasar Saree, Km 70 dari Banda Aceh.
Di Aceh, Saree dikenal sebagai kawasan berhawa sejuk, bertanah subur, dan banyak hasil buminya, seperti singkong, ubi rambat, jagung, kacang tanah, sawi, alpukat, labu, bahkan jeruk lemon. Saree difavoritkan sebagai tempat transit bagi pengemudi rute Banda Aceh-Medan.
Tahu bahwa Saree merupakan tempat transit bagi orang yang bepergian dari Banda Aceh ke arah timur maupun bagi orang yang bepergian dari arah Medan ke Banda Aceh, Suherman sengaja menyediakan menu gulai rusa di warungnya. Dan itu memang menu andalan di warung tersebut, di samping pepes ikan teri dan udang.
Pengunjung yang tahu bahwa di Warung Sempurna itu selalu tersedia gulai kari rusa, itulah alasan mereka mampir. Di warung ini seporsi gulai rusa dijual Rp 30.000, terdiri atas 15 hingga 20 potong ukuran kecil. Ini harga terbaru, edisi 2018. Dulu pernah hanya Rp 20.000 seporsi. Lalu naik jadi Rp 25.000 per mangkuk.
Karena untuk mendapatkan daging rusa makin susah dan harga belinya pun kian mahal (Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per kilogram), Suherman terpaksa menaikkan harga seporsi gulai rusa di warungnya menjadi Rp 30.000 per porsi. Lagi pula harga bumbu dapur pun terus naik.
Sejumlah pelanggan di warung Suherman bukan cuma menyantap satu-dua porsi gulai rusa yang empuk, tapi juga membelinya beberapa porsi untuk dibawa pulang ke rumah. Hanya tersedia gulai kari rusa di warung Suherman, tak ada goreng maupun sup atau rendang rusa.
Per dua hari sekali, kata Suherman, ia membeli 15 hingga 20 kg daging rusa dari pemburu. Terkadang rusa didapat di Lamtamot, Seulimuem, Panca, dan Jalin, semuanya di wilayah Aceh Besar.
Tak pernah ia membeli daging rusa lebih dari 20 kg, bukan karena tak cukup modal. "Tapi ini kan barang langka. Jarang tersedia stok di atas 20 kilogram per hari," ujar Suherman saat saya mampir ke warungnya, dua malam lalu sepulang dari Bireuen.
Suherman yakin, peminat daging rusa di Aceh tak akan berkurang, kecuali hewan pemakan tanaman dari famili Cervidae ini benar-benar punah. "Selagi stoknya masih ada, saya akan tetap jualan gulai rusa karena peminatnya pun ramai," kata Suherman.
Bagi yang berminat menyantap daging rusa di Aceh, Saree bukanlah satu-satunya tempat untuk menikmatinya. Daging rusa masak lada hitam atau cabai hijau tersedia setiap malam di Warung Kota Intan, Jalan Perdagangan, Lhokseumawe.
Sesekali menu daging rusa juga tersedia di kantin Taman Rusa, Lam Tanjong, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar. Tapi di sini lebih sering tak tersedia daripada tersedia. Begitupun, di Taman Rusa ada tiga ekor rusa hidup yang terbilang jinak. Mereka tak ragu merapat ke pengunjung yang memberinya umpan.
Menu daging rusa juga tersedia dalam aneka ragam olahan di Restoran Seafood Karibia, Jalan Mayjen T Hamzah Bendahara, Kota Banda Aceh. Di Warung Purnama Rasa (di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Aceh), Jalan Mr. Muhammad Hasan, Kota Banda Aceh juga sesekali ada dijual.
Selamat menikmati, bila Anda penyuka gurihnya daging rusa Aceh.
Wow. Keren sekali pak reportase kulinernya :) patut ditiru hehe...
Saya belajar menulis kuliner dari tulisan-tulisan Dokter @razack-pulo tentang kuliner. Saya suka dan mengagumi teknik reportasenya.
Rusa hewan yg dilindungi dalam aturan hukum Indonesia. Semoga perburuan tak semakin mempercepat kepunahannya. Saleum kanda
Ihan pernah makan di Tangse, rasanya benar-benar maknyus...
Di mana lokasi persisnya atau nama warungnya, Ihan? Biar lengkap data lokasi menu daging rusa di Aceh.
Di warung Lhok Kuala, Tangse, dekat jembatan, Pak. Ada juga yang di pasar Tangse, tapi Ihan lupa namanya.
Terima kasih Ihan. Akan saya tambahkan.
Pernah dua kali makan daging rusa, rasanya lebih yummy dari pada daging kambing. Biasanya orang kampung saya di Takengon, Aceh Tengah bila bulan Ramadhan tiba atau hari raya akan tiba mereka berburu ke hutan untuk mendapatkan hewan buruan yakni rusa.
Untuk melengkapi tradisi meugang.
Daging rusa memang sangat nikmat pak rasanya juga khas, apalagi jika digulai seperti itu, hehe di Lhokseumawe sering dijual daging rusa di jembatan cunda.
lah aku baru tau yang di jembatan itu daging rusa, abis bentuknya uda lain kirain kambing haha
Ini benar lucu. Paha kambing mana sampai seukuran paha rusa. Begitu pula ukuran kepala dan tanduknya.
uda lain bentuknya pak, jadi ngga ngeh. hahaha
Hehe benar pak, pengamatan yg salah dari @dinaagustina
Dulu waktu kecil sampai remaja, kami sekeluarga sering makan daging rusa, bahkan sampai bosan, soalnya Ayah saya dulu pernah jadi pemburu rusa 😁
Wah, @fardelynhacky bisa lanjutkan kisah tentang suka dukanya jadi pemburu rusa nih. Ditunggu.
Asma pernah makan daging rusa beberapa kali. Rasanya manis dan lebih empuk. Hehe...
tempat ini satu2nya di aceh apa tempat lain ya? jadi pengen