Tertiblah Berbahasa Indonesia! (13)

in #indonesia7 years ago (edited)

Tentang Kata yang Suku Katanya
Dikurangi dan Kata Baku Tak Baku

Dalam sejarah kebahasaan di Indonesia, pernah ada satu masa di mana sejumlah kata yang fonemnya dinilai mubazir lalu disederhanakan atau dikurangi, sehingga jumlah suku katanya berkurang. Namun, pengurangan atau penyederhanaan itu tetap tak mengubah makna kata tersebut.

IMG-20180602-WA0017.jpg

Dalam teks Sumpah Pemuda (Soempah Pemoeda) 28 Oktober 1928, misalnya, kita masih temukan dua kata yang kemudian dinilai mubazir itu, yakni (Kami) 'poetera-poeteri' (Indonesia)....

Nah, pada era ejaan Soewandi (19 Maret 1947), huruf oe yang sebelumnya dipakai dalam ejaan Van Ophuijsen (1901-1947) diubah oleh Soewandi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI kala itu menjadi u, sehingga kata poetera-poeteri pun berubah menjadi putera-puteri. Kalau dieja berdasarkan suku katanya, maka jadinya akan seperti ini: pu-te-ra dan pu-te-ri. Masing-masing kata terdiri atas tiga suku kata.

Pada perkembangan selanjutnya, kata-kata bersuku kata tiga atau lebih ini mulai disederhanakan menjadi dua suku atau tiga suku kata saja. Itu terjadi saat Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan Presiden Soeharto pada saat pidato kenegaraannya, 16 Agustus 1972.

Nah, sejak saat itulah kata putera pun resmi menjadi putra, puteri menjadi putri, isteri menjadi istri, samudera menjadi samudra. Kalau dipenggal, suku katanya menjadi lebih simpel: put-ra, put-ri, dan sa-mud-ra.

Tak banyak memang kosakata Indonesia yang mengalami penyederhanaan suku kata seperti itu. Di antara yang tak banyak itu, inilah dia, saya pulung dari berbagai sumber.

                  ***

DULU ---------- SEKARANG

  • bahagian - bagian
  • ganderung - gandrung
  • isteri - istri
  • justeru - justru
  • mantera - mantra
  • putera - putra
  • puteri - putri
  • samudera - samudra
  • Sumatera - Sumatra
  • sutera - sutra

Selain itu, saya pilihkan juga kepada steemian sekalian senarai kata yang sering ditemukan dalam ragam cakap maupun ragam tulis yang sebenarnya bukanlah bentuk yang baku. Misalnya, gendrang, seharusnya genderang; cengkrama, seharusnya cengkerama; cendramata, seharusnya cendera mata; dan kadaluarsa, seharusnya kedaluwarsa.

TAK BAKU ------------ BAKU

  • anugrah - anugerah

bahgia - bahagia
bahtra - bahtera
bahula - baheula
batre/batrei - baterai
belangko - blangko
beledru - beledu
blacak - belacak
blacan - belacan
blacu - belacu
bludak - beludak
brantas - berantas
bronjong - beronjong

  • cari - cahari (khusus untuk mata
    pencaharian)
  • cedra/cidera - cedera
  • cendramata - cendera mata
  • cendrawasih - cenderawasih
  • cendrung - cenderung
  • cengkram - cengkeram
  • cengkrama - cengkerama

dulu - dahulu

  • gendrang - genderang

jendral - jenderal

  • kadaluarsa - kedaluwarsa
  • klas - kelas
  • kramat - keramat

lentra/lentara - lentera

  • matrai - materai
  • mentreng - mentereng
  • moderen - modern

Perancis - Prancis
plat - pelat
plonco - pelonco
perangko - prangko
prang - perang
pribahasa - peribahasa
primbas - perimbas

  • sandra - sandera
  • sastera - sastra
  • seludup - selundup
  • sejahtra - sejahtera
  • senderatari - sendratari (akronim)
  • senderatasik - sendratasik (akronim)
  • serigunting - srigunting
  • semraut - semrawut
  • stop - setop
  • slalu - selalu
  • srigala - serigala

rezki/rizki - rezeki

  • tangker - tanker
  • tapi - tetapi
  • taubat - tobat
  • tauladan - teladan
  • tentra/tentera - tentara
  • tentram - tenteram
  • trampil - terampil

Demikianlah, semoga bermanfaat.

IMG-20180519-WA0001.jpgSumber: @ferryanugerah.

Banda Aceh, 4 Juni 2018

Saleuem,

YD
Pembina FAMe dan Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia

Sort:  

Bagian kecil dari berbahasa kita, tapi jarang kita anggap sebagai kekeliruan. Postingan yang banyak manfaat untuk perbaikan

Posting yang penuh manfaat.
Sungguh berbahagia bisa belajar dari Bang YD. Kita tidak harus menghabiskan beberapa SKS untuk mendapat ilmu. terima kasih bang YD. kian jayalah steemian Indonesia. Makin tertib berbahasa dan kian bertuss semua tulisan kawan --kawan.
Salam dari Klaten Jawa Tengah

Terima kasih @rokhani. Semoga benar-benar bermanfaat bagi semua.

Terimakasih bapak ilmunya, salam hormat @nurm atau nurmasyithah dari Aceh Jaya.

Sama-sama @nurm. Semoga Anda termasuk awak FAMe dan KSI yang @rismanrachman dan saya pernah ajarkan materi tentang Cerdas Mengelola Steemit di Calang dua bulan lalu. Selamat, akhirnya kita bertemu di jagat Steemit.

Ya betul itu saya bapak, Saya dari FAMe Chapter Aceh Jaya. Saya doakan semoga bapak sehat selalu dan juga bg @rismanrachman. Salam hormat bapak Nurmasyithah

Perubahan demi perubahan, mesti diikuti terus, agar kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar tetap terpelihara. Terima kasih Pak Yarmen.

Selamat tuk Dek Na @magdalena, akhirnya nongol juga di Steemit. Selamat bergabung di platform yang penuh benefit maupun profit ini.

Sebaiknya langsung jadi profesor bahasa

Lo, Mas @fikarweda toh? Kok reputasinya baru 25? Sepertinya baru bikin akun baru lagi ya di Steemit?

Terimakasih Bapak @yarmen-dinamika atas ilmunya.
Terkadang saya sendiri masih harus belajar menulis dengan kata yang baku supaya sesuai dengan EYD. Karena bahasa sekarang banyak yang terpengaruh dengan bahasa gaul jaman now. Bagus nih kalau Bapak @yarmen-dinamika dijadikan duta bahasa hehehe.
Salam kenal dan sukses buat Bapak.

postingan bermanfaat

ternyata di Steemit ada ahli Bahasa Indonesia

Saya bukan ahli bahasa Neng @ranesa70. Saya autodidak di bidang bahasa. Profesi saya sebagai jurnalis yang mengharuskan saya tertib dan santun berbahasa. Kalau tak begitu, kasihan para pembaca koran dan berita online kami.

Bensin = Bengsin
Tentara = Tenggara

He he hiburan

Bermanfaat sekali,... Terima kasih

Semoga awak FAMe bisa khatam yang beginian heheee

Para Steemian yg postingannya pake bahasa indonesia HARUS baca dan ngikutin postingan abg terus ni. Biar g salah dalam memilih kata!
Salam kenal dr Medan bg.

Terimakasih kasih pak Yarmen telah memberikan ilmu kepada kami pembaca.
Tapi pak saya mau tanya, apakah penyederhanaan bahasa dikarenakan faktor budaya juga?