Tentang Jodoh Kata
Dear steemians.
Anda pasti sering menemukan frasa "terdiri dari" di dalam berbagai ragam kalimat. Misalnya:
- Keluarga kecil itu terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak.
- Anjungan Aceh Singkil di Taman Sultanah Safiatuddin Banda Aceh terdiri dari selasar, ruang tengah, dan ruang belakang.
- Terdiri dari apa sajakah kemajemukan bangsa Indonesia?
Nah, membaca kalimat seperti itu kalau kita tidak jeli maka seluruhnya akan kita anggap benar karena memang sudah lumrah. Dalam sikap berbahasa sebetulnya kita tidak dianjurkan membenarkan yang biasa, tapi biasakanlah yang benar.
Dalam tiga contoh kalimat di atas, frasa terdiri dari merupakan bentuk yang sudah biasa (lazim/lumrah), tapi sesungguhnya tidaklah benar. Pasangan untuk kata terdiri adalah atas (dalam bahasa Inggrisnya consist of), jadi jangan pasangkan kata terdiri dengan dari karena sesungguhnya dari itu merupakan pasangan tetap kata terbuat. Tak tepat juga kan kalau ada kalimat seperti ini?: Rini membawa pulang kue yang terbuat atas tepung terigu, mentega, gula, dan kismis.
Selain itu, kata terdiri juga berarti "sudah berdiri". Nah, cobalah sesekali bertanya kritis: sesuatu itu biasanya hanya bisa berdiri "di atas" atau justru "di dari" apa? Jelas "di atas" kan yang lebih pantas? Ya, itu karena jodoh kata terdiri tak lain adalah atas.
Nah, inilah yang saya sebut dengan istilah "jodoh kata", sebagaimana judul serial TBI edisi ke-26 ini. Sejak dari sono-nya para pengguna/penutur asli (native speaker), perumus, dan linguis bahasa Indonesia sudah menetapkan jodoh atau pasangan dari kata-kata tertentu. Jadi, sikap kita sebagai pengguna bahasa Indonesia generasi kesekian jangan pula merusak atau menyimpangi pakem (pedoman pokok) ketatabahasaan tersebut.
Kalau setelah membaca ulasan ini Anda masih tetap menggunakan kata terdiri dari itu menandakan bahwa Anda bukan saja tak menghargai pakem bahasa, tapi juga sekaligus mengindikasikan Anda tak menghargai jodoh atau pasangan hidup orang lain. Mudah bagi Anda untuk merebut atau mempertukarkannya. Hehe. Padahal, Islam mengajarkan: Jangan buat lamaran di atas lamaran orang lain.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa tak cuma makhluk hidup yang membutuhkan pasangan, tapi kata tertentu pun memerlukan atau memiliki pasangan sah (yang seharusnya).
Lalu, masih adakah kata lain dalam bahasa Indonesia yang jodohnya sudah ditentukan sejak dahulu kala? Oh, tentu masih banyak. Ini di antaranya:
- sehubungan dengan...
- berhubungan dengan...
- berkenaan dengan...
- sesuai dengan...
- terkait dengan...
- bersangkutan paut dengan...
- tergantung pada...
- terpulang kepada...
- pada dasarnya...
- pada hakikatnya...
- pada prinsipnya...
- oleh karena itu, ...
- oleh sebab itu, ...
- dalam konteks ini, ...
- dalam hubungan ini, ...
- sementara itu, ...
- sementara waktu
- biarpun begitu, ...
- biarpun demikian, ...
- sungguhpun begitu, ...
- sungguhpun demikian, ...
- walaupun demikian, ...
- meskipun demikian, ...
- barang siapa (siapa saja)
- jika ... maka ...(dipakai dalam ragam eksak)
- Yang dimaksud dengan ... adalah ...
- di satu pihak, ...
- di pihak lain, ...
- di sisi lain, ...
- satu sama lain
- tambahan lagi, ...
- tambahan pula, ...
Selain kosakata di atas, masih ada dua item lagi yang sangat perlu kita perhatikan terkait jodoh kata ini agar tidak kita pertukarkan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Dua item tersebut adalah:
Tidak..., melainkan...
Contoh:
Bentuk tak Baku
Para migran Rohingya yang ditampung di Aceh Utara mendapat bantuan tidak hanya dari pemkab setempat, melainkan juga dari Pemerintah Aceh.
Bentuk yang Seharusnya
Para migran Rohingya di Aceh Utara mendapat bantuan tidak hanya dari pemkab setempat, tetapi juga dari Pemerintah Aceh.
Bukan..., tetapi...
Contoh:
Bentuk tak Baku
Untuk pemulihan dampak tsunami, Aceh bukan saja mendapat bantuan dari pemerintah pusat, tetapi juga dari ratusan donor asing.
Bentuk yang Seharusnya
Untuk pemulihan dampak tsunami, Aceh bukan saja mendapat bantuan dari pemerintah pusat, melainkan juga dari ratusan donor asing.
Deklarasi FAMe pada Agustus 2017 di Auditorium Museum Negeri Aceh.
Satu lagi catatan penting, karena kata melainkan merupakan kata penghubung intrakalimat maka ia tidak boleh ditempatkan di awal kalimat! Kesalahan seperti ini pun masih sering kita dapati dalam berbagai teks. Semoga bukan Anda pelaku berikutnya.
Dari Irian asal cenderawasih,
cukup sekian, terima kasih.
Banda Aceh, 24 Juni 2018
Saleuem,
YD
Pembina FAMe dan Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia
Mantap..semakin berkelas p pembina
Kelas saya masih kelas teri Bung @abialmas, belum kelas kakap, dolphin, apalagi paus di majelis Steemit ini.
Jadi teringat waktu bedah tulisan Ihan, konsisten dengan terdiri dari.... Aduhhh....
Tenang Ihan, bukan @ihansunrise saja yang seperti itu. Ihan tak sandiri. Yang terpenting, jangan menjadi pelaku berikutnya.
Hadiiir sebagai pelaku berikutnya di hari kedua. Betul-betul khilaf. Hahaha
Aini @dyslexicmom selalu jujur buka rahasia. Semoga ini bagian dari kejujuran ilmiah yang sangat tinggi nilainya.
Semoga bukan sebagai pelaku berikutnya.. Terima kasih Pak Yarmen.
Selamat datang di Steemit Dek Na @mahdalena. Platform ini akan memperbanyak kanal bagi kita untuk belajar bahasa supaya benar-benar tertib dan santun berbahasa.
mantap pak yarmen
Terima kasih atas komentar singkatnya, Bung @toshare.