Sepertinya platform berbasis blokchain yang bernama steemit ini tidak hanya diminati oleh generasi jaman now. Generasi tua seperti @yarmen-dinamika dan @kba13 yang namanya sudah dikenal diperhelatan dunia tulis menulis juga ikut bergabung di steemit.
Dua orang yang dikenal sebagai guru literasi yaitu Yarmen Dinamika (Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia dan Pembina Forum Aceh Menulis) dan Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad, PhD yang biasa dikenal dengan akronim KBA (Penulis buku Acehnologi) sekarang aktif di dunia steemit.
@yarmen-dianamika bergabung di steemit pada Februari dan baru aktif menulis di bulan Maret. Alasannya mulai melirik steemit karena dia merasakan kehadiran steemit wadah dalam menyalurkan tulisan yang bermutu dan mempunyai pengaruh besar. Steemit sangat menghargai orisinilitas dan konsistensi karya sekaligus memberikan reward kepada pribadi-pribadi yang kreatif dan produktif, tanpa batas usia. “Saya rasa ini sangat relevan dengan usia saya 'kepala lima' atau kaum ratih (rambut putih),” kata lelaki yang biasa disapa dengan panggilan YD.
Bila dipikir-pikir untuk apalagi seorang Yarmen yang namanya sudah tersohor di bumi Aceh, mau bergabung dengan platform yang baru didirikan pada tahun 2016 ini. Jika dilihat dari pengalaman Yarmen dalam dunia tulis menulis tentu kita mengira dia tidak akan tertarik oleh platform yang masih seumuran jagung ini. Tapi, begitulah kenyataannya dia mau menginvestasikan tulisannya di steemit.
Sekarang, hampir setiap hari dia menulis di steemit. “Semakin aktif terus menulis di steemit ya, Pak?” godaku saat dia mengirimkan link tulisannya ke pesan Whats App ku.
“Kan kata @rismanrachman harus konsisten sehari satu postingan. Hehe” jawabnya dengan nada bercanda.
Begitu juga dengan Prof. KBA yang baru bergabung di steemit bulan Maret. Meskipun sudah banyak menghasilkan buku dan penelitian ilmiah, dia selalu menyempatkan diri untuk menulis di steemit setiap hari.
Alasan KBA ialah sharing and caring for knowladge. Tahukan maksudnya? Biar kubantu jelaskan. Jadi Pak KBA sangat suka berbagi ilmu yang didapatnya, tidak peduli dalam cara atau media apa yang digunakan untuk menyampaikan ilmu itu, dia terus berbagi ilmu karena dia peduli akan ilmu itu.
Kita bisa melihat tulisan di akun steemit @kba13 yang sangat bermanfaat dan bisa dipraktikkan. Inilah akun yang selalu aku ikuti terus setiap harinya karena di tulisannya terdapat motivasi untuk menulis dan membaca. “Great leader is great reader” begitu salah satu kalimat dalam tulisannya.
Kelas Khusus FAMe untuk Calon Steemian
Aku begitu terkejut ketika Yarmen berinisiatif membuat kelas khusus FAMe untuk generasi 40 tahun ke atas. Suatu hal yang luar biasa menurutku mereka mau belajar dengan media sosial yang biasanya digandrungi oleh anak muda ini.
Dalam pesan singkat di grup Whats App FAMe, Yarmen membuat pemberitahuan kelas khusus FAMe yang akan diajarkan oleh @rismanrachman (yang juga generasi tua, saat ini aktif menjadi steemian di KSI Chapter Banda Aceh).
Kelas Khusus FAMe untuk Calon Steemian
Mengingat tingginya minat generasi 40 tahun ke atas untuk belajar Steemit, tapi sungkan belajar bareng dengan kids zaman now, maka FAMe menangkap kegelisahan ini dengan membuka kelas khusus pada minggu ketiga April. Instrukturnya adalah Steem Ambassador Indonesia, Risman A Rachman dan teman-teman dari KSI Chapter Banda Aceh.
Berikut nama-nama calon peserta yang berminat ikut:
- Mushaluddin Daud
- M. Adli Abdullah
- Cut Putri
- Saifuddin Bantasyam
- Saifullah Isri
- Sri Rahmi
- Mohd. Andalas
- Rahmi Zuliyanda
- Sulaiman Tripa
- Yanti Shakeenah
- Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad
- Cut Safrida
Narahubung : Yarmen Dinamika (Co-Instructor)
Itulah generasi tua yang dipastikan usianya 40 tahun ke atas yang berminat belajar steemit. Mungkin di antara nama tersebut ada yang pernah menjadi dosen atau gurunya steemians, tapi sekarang mereka mau belajar ilmu baru ini.
Bukankah belajar tanpa mengenal usia? Selama ilmu itu bermanfaat apa salahnya kita menggunakannya. Aku salut kepada mereka yang mau belajar steemit.
Berikut beberapa alasan dari generasi tua yang sempat aku tanyakan kepadanya.
@maitanur : “Saya tertarik menulis di steemit karena bisa berbagi informasi dan pengalaman serta memacu saya untuk menulis, walau hal-hal yang sederhana. Di samping itu juga bisa memiliki teman baru yang memiliki latar belakang dengan karakter yang berbeda. Walau sudah memiliki usia 40 tahun, semangat untuk tidak mau ketinggalan sama yang muda juga penting. Karena di steemit juga membawa pengaruh positif bagi saya untuk selalu mengapresiasi tulisan orang lain dengan baik.”
Ada juga yang belum punya akun steemit, tapi segera akan buat akun dan belajar di kelas khusus FAMe.
Sri Rahmi : “Alasanya karena memang saya suka menulis dan selalu ada ide untuk dituliskan. Dikarenakan ini zaman digital maka nggak gaul banget kalau nggak ikut menulis di platform steemit.” (Dosen UIN Ar-Raniry yang menyukai warna merah).
Saifuddin Bantasyam : Alasan menulis di steemit ada banyak. Diantaranya dapat mengekpresikan pemikiran kita kepada orang lain, ada proses self-editing dibanding yang dikirim oleh media, bisa saling kenal dan bertegur sapa, lebih menantang, dan tentu saja, bahkan mungkin ini yang paling utama: mendapat upvote (reward) yang masuk ke wallet kita.
Nah, bagaimana para generasi muda yang katanya kekinian? Hari gini masih belum punya akun steemit, perlu diperhatikan lagi media sosial mana yang memberi manfaat untukmu.
Bagi generasi tua yang mulai belajar menggunakan steemit, teruslah berbagi ilmu untuk kami para generasi muda ini karena bila jasad sudah tiada di bumi ini, tak ada yang lain bisa kami ambil manfaat, kecuali tulisan-tulisanmu.
Kelas FAMe yang ke-36. Sumber foto dari grup Whats App FAMe
Perputaran teknologi yang begitu masif itu membuat penulis generasi demi generasi hukumnya wajib mengikuti agar tidak tergerus jaman. Konsistensi dan mental jadi kuncinya
Yups, benar sekali. Semoga saja dengan adanya platform steemit ini mengajak semua lapisan masyarakat dari generasi ke generasi untuk menulis.
"Tuntutlah ilmu dari ayunan hinga ke liang lahat"
Sepertinya mahfudhat itu sangat cocok melihat semangat senior2 kita belajar Steemit Yel 😇
Kita pun bertambah semangat ya Fit, melihat semangat para sesepuh kita belajar steemit. Hehehe
Wah, keren banget postingan @yellsaints24 pagi ini. Kerjanya persis seperti wartawan dan peneliti profesional, menanyai semua narasumber dan jawabannya diikhtisarkan oleh Yelli untuk Steemian Indonesia. Ini sungguh kerja cerdas, setara dengan kecerdasan "kaum ratih" Aceh yang jago menulis dan jago berorasi untuk bergabung menjadi jamaah Steemiyah.
Karena wartawan dan peneliti professional slalu mengumpulkan data sebelum menulis pak. Dan Yelli sudah menuju tahap ituuu. Anak buah siapa dulu, kan turunan ilmu dari senior pembina FAMe juga 😅.
Salam kenal pak @yarmen-dinamika🙏🏻
Alhamdulillah Fit, terus menampung ilmu dari generasi "ratih". Ayolah sekali2 gabung di kelas FAMe😊
Salam kenal juga @fitrianizar. Asal disiplin menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik dan metodologi penelitian, insyaallah kita akan bisa seperti @yellsaints24
Aamiiin, teruslah berbagi ilmu dengan postingan2nya pak, setidaknya kalau belum pernah jumpa bisa belajar dr tulisan2 bapak disini. sudah di follow pak ya 🙏🏻
Hehehe, semua itu karena belajar dari generasi "ratih". Tanpa mereka, saya apalah bagai butiran debu yang berterbangan.😁
Bagus buk....untung saya masih muda bergabung di steemit 😁😁😁😁
Semoga kita benar-benar pemuda kreatif seperti disebutkan oleh Pak Yarmen..
Yups, semoga saja ya. Saatnya kebangkitan literasi di Aceh. 💪😁
Kalau sudah di lirik tim tua, itu artinya semangat berliterasi di Steemit sudah mulai di perhitungkan hahaha
Benar sekali. Kita jadikan steemit ini sebagai kebangkitan literasi di Aceh.
Stujuuuuu
Good job, sebenarnya tidak ada perbedaan umur yah? Berhubung baru sekarang mereka bergabung, kemaren sempat mendengar pak Yarmen mengajak ustaz faizal untuk bergabung di steemit juga, semoga ya, ilmu mereka luar biasa😇
Amin, semakin banyak manfaat yang bisa kita ambil dari tulisan-tulisan mereka :)
Wowwww...
Orang-orang hebat semua.
Semoga saja Aceh disesaki dgn penulis2 hebat lainnya..semoga semoga semoga.
Amin, saatnya kebangkitan literasi Aceh 😁
kapan ya saya bisa ikut kelas FAMe ? orang tua saja tak mau ketinggalan tapi saya anak muda malah ketinggalan...sedih sekali
Ayo gabung, kelasnya terbuka untuk umum setiap hari Rabu siang. Kecuali untuk kelas khusus harinya di spesialkan.😁
Kalau di banda sulit buat saya kak.. karena posisi saya di aceh utara...sebentar mau OJT belum tahu di terima atau tidak di serambi indonesia dibanda..
@yellsaints24 very good the your post
Ngak kenal lgi ya,
Mungkin kita bisa kenalan ya di dunia nyata 😁
Tentu donk..
Wa:082304541655
mantap saya resteem ya
Terima kasih @irwandi 😊🙏
Foto disampingnya ada tulisan komentar yang sangat berprotein, sekarang gaya foto seperti itu sangat laris di pasar digitar untuk anak muda dan juga kaum tua.
@yellsaints24 masih ingat pesan Bpk Ibnu Munzir [Peneliti Kebencanaan] "Anak Muda Harus Bisa Menerapkan dalam kehidupannya 4 K [Kritis - Kreatif - Kolaboratif dan Kontributif]" dan itulah yang sudah Adoe jalankan. Insya Allah, semangat nulismu terus digass tanpa batas. Ingat! Syukur Sujud kepada Allah, agar selalu dijaga dan dilindungiNya.
Yups, makasih Adun. Tentu masih ingat dengan ilmu yang diajarkan oleh para guru.
Luar biasa sekali kak. Seharusnya yang muda juga lah yang lebih semangat dri pada mereka.
Ayo, jangan mau kalah dari mereka😁
Jangan lupa teh dingin dua gelas ya hahaha
Jangan dua gelas bg, 10 pun Yel kasih 😄
Keren postingan ini. Tulisan yang ditulis dengan sungguh dan penuh keyakinan. Kita generasi muda tidak kalah semangat ama ratih ya...
Yups, pastinya kita harus semangat juga dong 💪
Aku sempat isi daftar itu, lupa umurku belum 40 Hahaaa, tapi segera kuhapus setelah sadar wkwkwkkk
Wahahaha, kita punya kelas lain kak, untuk generasi "rata" (rambut hitam)😁
Nice
Para guru kita itu usia aja tua, tapi semangatnya masih muda😅
*Eh, sebutnya "ratih" aja kali ya...
Biar guru kita gak terlihat tuanya 😂
Iya kak, lebih keren "ratih" kayaknya ya. Hehehe