Setelah aku mengantarkan lamaran ke TVRI Aceh untuk menjadi penyiar, aku flashback kembali apa yang sudah pernah kulakukan sebelumnya yang berkaitan dengan dunia jurnalistik.
Mulanya aku tertarik menjadi jurnalis pasca tsunami, karena berbagai tayangan berita televisi yang melaporkan kejadian tersebut baik secara langsung atau pun melalui diskusi interaktif. Aku sangat suka melihat gaya presenter yang melaporkan kejadian tersebut, diantara presenter yang aku suka ialah Najwa Shihab.
Sedangkan program TV yang kusuka presenternya ialah Feny Rose yang dulunya pernah membawakan acara Silet. Aku suka melihat gayanya dan kadang aku menirukan gayanya berbicara lengkap dengan mimik wajah yang diperlihatkannya. Setajam Silet
Aku berkeinginan untuk menjadi jurnalis karena itulah aku sering menonton berita atau program TV yang ada presenternya. Itu pula yang membuat aku rebutan remote TV dengan kakakku yang ingin menonton sinetron atau abangku yang ingin menonton bola.
Cita-cita yang Berbalik Arah
Jika aku ingin menjadi jurnalis, harusnya aku masuk kuliah di jurusan ilmu komunikasi atau penyiaran, tapi aku malah masuk ke jurusan ilmu keperawatan. Akibatnya keinginanku menjadi seorang presenter dan jurnalis pun terkesampingkan. Apalagi di kosku tidak mempunyai TV, jadi aku tidak bisa lagi melihat berbagai tayangan berita di televisi.
Di awal tahun 2015 saat aku memiliki telpon pintar yang mempunyai akses internet, aku kembali berkeinginan untuk menjadi presenter. Saat itu aku sudah menyelesaikan pendidikan di S1 Keperawatan. Tapi aku bingung dan takut untuk melamar jadi penyiar, bahkan untuk penyiar radio sekalipun karena aku bukan kuliah di jurusan itu.
Akan tetapi dengan kemudahan teknologi aku bisa membuat video sendiri menggunakan telpon pintar dan meng-uploudnya ke media sosial. Jadilah aku jurnalis warga yang melaporkan berbagai macam kejadian menarik seputar keseharian untuk pemirsa warga net.
Aku membuka chanel YouTube dengan nama Yelli Sustarina untuk mempublikasikan video-video yang aku buat. Diantara video yang pernah kubuat ialah;
Semraut Wajah Aceh Selatan Ketika Pala Tak Lagi Berbunga Dipublikasikan pada 21 Januari 2018.
Catatan Pengrajin Kasab Dipublikasikan pada 31 Desember 2017.
Gelang Kasab Dipublikasikan pada 30 Desember 2017.
Ini Alasan Kenapa Aceh Selatan Tidak Terkena Tsunami 2004 Dipublikasikan pada 26 Desember 2017.
Talago Batu di Manggamat, Kluet Tengah Aceh Selatan Dipublikasikan pada 2 Desember 2017.
Ekspedisi Perempuan Peduli Leuser ke Lawe Melang Dipublikasikan pada 25 November 2017.
Peringatan Tahun Baru Islam Bersama Anak-anak TPA Dipublikasikan pada 21 September 2017.
Jembatan Patah di Gampong Air Sialang Dipublikasikan pada 04 September 2017.
Maulid Nabi Muhammad SAW di Gampong Lamreh Darussalam Aceh Besar Dipublikasikan pada 16 Februari 2017.
Ekspedisi ke Pulo Aceh, Kab. Aceh Besar Dipublikasikan pada 25 Desember 2015.
Chanel YouTube Yelli Sustarina
Kesempatan Menjadi Penyiar TVRI Aceh
Keinginan menjadi jurnalis pun kembali mencuat saat TVRI Aceh membuka lowongan untuk menjadi penyiar televisi. Awalnya aku ragu untuk memasukkan lamaran karena salah satu persyaratannya ialah tinggi badan minimal 155 cm untuk perempuan, sedangkan tinggiku 153 cm.
Untungnya sahabat dekatku terus memotivasiku dan menyuruh menanyakan kepada panitia pelaksana seleksi. Mereka membolehkannya dan aku pun mengantarkan lamaran itu ke TVRI Aceh.
Ini merupakan lamaran pertama yang kuantar menggunakan ijazah sarjana setelah setahun yang lalu dikukuhkan sebagai sarjana keperawatan.
Baca juga tentang Sensasi Tes Wawancara untuk Jadi Penyiar TVRI Aceh
Ternyata banyak teman-teman yang mendukung dan mendoakanku supaya lulus jadi penyiar TV yang dikepalai oleh Drs. Wisnugroho, MM ini.
Aku pun mulai mencari beberapa informasi tentang TVRI, termasuk program-program tayangannya. Yang aku tahu salah satu programnya ialah Seuramoe Putroe karena aku dulu pernah diundang sebagai bintang tamu di acara tersebut.
Rupanya banyak program lainnya yang sebenarnya menarik untuk diikuti diantaranya yaitu Indonesia Membangun, Dialog, Salam Syehdara, Warta Aceh, Senandung Islami, dan Jurnalisme Warga.
Diantara program tersebut yang paling kusuka ialah Jurnalisme Warga yang dibawakan oleh Cut Nita Maulida. Aku suka gaya penyampaiannya yang menurutku gayaku banget.
Program yang ditunjukkan berupa kumpulan video dari warga net yang disampaikan dalam bentuk berita, tapi dengan gaya santai dan menyenangkan. Acara ini ditayangkan sejak tahun 2016 lalu dan tayang setiap hari Minggu, pukul 17.30 WIB.
Menurut informasi yang kubaca tipe jurnalisme seperti ini akan menjadi paradigma dan tren terbaru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk informasi dan berita di masa mendatang.
Menurutku sih prorgram seperti ini cocok buatku kalau misalnya aku diterima jadi penyiar di sana. Tapi, itu semua tergantung produsernya juga kan? karena bila sudah masuk ke dunia kerja pasti kita harus mengikuti peraturan yang berlaku.
Jurnalis Warga bisa jalan-jalan keliling mencari Warga. Semangat Ibu Calon Penyiar TVRI Aceh, semoga Lulus ya - kita semua mendukung penuh. Sukses terus!!
Aku salah satu warga yang harus ditemukan Yelli nantinya wkwkwkwkkw
Iya, warga matahari terbit 😂
Termasuk mencari cinta kan? Hahahaha
jadi jurnalis youtobe aja kak yell... puas kita mau komat-kamit apa... hahaha
Itu yang di atas tu kan udah, sekarang mau tantangan yg baru pula. Hehehe
Kalo Iqbal sendiri sukanya jadi komentator sepakbola tapi belum kesampaian. Baru level pundit football saja.
Semoga kesampaian suatu saat Bal 😄
Luar biasa
Terima kasih sudah berkunjung
Wah,mantap kak
Alhamdulillah, mohon doanya ya.
👍