Perempuan dengan Kasab di Tangannya

in #indonesia6 years ago (edited)

"Alat penenun di tangan seorang perempuan, bisa bernilai baik dari pada tombak di tangan orang yang berjuang di jalan Allah swt (Aisyah r.a)".

Penggalan kalimat dari Aisyah istri Rasulullah tersebut pernah kubaca dan kujadikan quote, untuk para perempuan pengrajin kasab di kampungku.

8439b208-d240-4a9c-81dc-1874249237ff.jpg
Pengrajin Kasab di Kampung Air Sialang Hilir, Samadua Aceh Selatan

Bagi kamu yang tidak mengetahui apa itu kasab, sedikit kujelaskan kasab adalah benang sintesis bewarna emas yang digunakan untuk menyulam pelaminan. Di Aceh, saat acara prosesi adat baik itu pernikahan, sunatan, dan kematian, kasab yang sudah menjadi pelaminan selalu dipakai untuk mempercantik dekorasi ruangan.

Oleh sebab itulah, kebutuhan akan kasab ini terus ada dari masa ke masa hingga sampai hari ini. Kasab ini dibuat oleh para perempuan dan biasanya dikerjakan di rumahnya masing-masing.

Ada beberapa daerah yang menjadi pusat kerajinan kasab seperti di Samdua Aceh Selatan, Sama Tiga di Aceh Barat, Tunom di Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Singkil, dan Pidie. Masing-masing daerah mempunyai ke khasan masing-masing sesuai dengan pengrajinnya.

e07652c9-b296-4eb4-9938-6ecb917652ae.jpg
Pengrajin kasab di Pidie

Namun, yang ingin aku sampaikan dalam tulisan ini adalah tentang bagaimana kasab di tangan para perempuan ini lebih bernilai dibandingkan tombak di tangan orang yang berjuang di jalan Allah swt seperti yang pernah dikatakan Aisyah.

Pada Masa konfilk Aceh

Dulu saat konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), setiap aktivitas masyarakat selalu dipantau. Masyarakat sipil berada diambang ketakutan, entah itu TNI atau GAM keduanya sama saja membuat masyarakat gelisah akan keberdaan mereka.

Masyarakat sering kali menjadi sasaran keberingasan mereka, saling curiga pun terjadi, dan ada saja yang menuduh masyarakat berpihak kepada GAM atau pun TNI. Saat itu semua masyarakat sipil sangat berhati-hati dalam berucap termasuk melakukan aktivitasnya.

Bila para TNI memasuki kawasan kampung, seolah masyarakat menahan napas karena bisa jadi mereka dituduh menyimpan senjata atau melindungi anggota GAM. Begitu pula sebaliknya ketika GAM turun di kampung. Ada saja masyarakat yang dituduh bersekongkol dengan TNI tanpa mencari tahu kepastiannya dan langsung ditembak mati.

Banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi pada masa konflik. Baik itu pelakunya dari pihak GAM maupun TNI, keduanya sama-sama meninggalkan luka dalam bagi si korban dan keluarganya.

Ketika masyarakat banyak yang takut oleh kedua kelompok yang berkonflik itu, para perempuan pengrajin kasab di kampungku justru bersahabat dengan mereka. Aku masih ingat saat sekolompok TNI datang ke rumahku menyuruh Ibu dan beberapa perempuan lainnya yang berprofesi sebagai pengrajin kasab untuk dibuatkan suvenir dari kasab.

IMG_20150824_165202.jpg
Ibuku yang sedang menjahit kasab

Para TNI ini memesan kasab yang bertuliskan nama batalion mereka dan lambang yang mereka gunakan. Mereka memberikan contoh gambarnya untuk dilukiskan di kain beludru (kain yang digunakan untuk menjahit kasab). Tugas dari pengrajin kasab ini ialah menjahitkan benang kasab di atas kain beludru sesuai dengan motif yang mereka inginkan.

Selain itu, ada juga yang meminta dibuatkan motif rencong. “Ini sebagai kenangan kami saat bertugas di daerah konflik.” Kata Om Bima yang menjadi komandan TNI di salah satu batalion Samadua, Aceh Selatan.

IMG-20171113-WA0022.jpg
Lukisan merak, salah satu motif dipakai dalam kasab

Tentu mereka tidak memintanya dengan cuma-cuma. Ada harga yang harus dibayar oleh mereka karena mereka cukup menghargai usaha para perempuan pengrajin kasab ini. Satu motif rencong ukuran 50x50 cm yang bertuliskan nama batalion mereka dihargai dengan Rp150.000. Cukup menguntungkan saat itu membantu perekonomian para perempuan pengrajin kasab.

Hampir semua bawahan Om Bima memesan kasab di kelompok pengrajin yang dibuat oleh ibuku. Dikarenakan transaksi jual beli kasab ini, para perempuan pengrajain kasab sangat dihargai oleh TNI.

Jika di tempat lain ada berita perempuan disiksa dan diperkosa oleh pihak TNI, tapi di tempat kami tidak ada kasus yang seperti itu. Di kampungku Air Sialang, Samadua Aceh Selatan, rata-rata perempuannya berprofesi sebagai pengrajin kasab. Jadi, mereka cukup mengharagai aktivitas para perempuan ini.

Bahkan Om Bima sering mengunjungiku hanya untuk sekadar melepaskan rasa rindu kepada anaknya yang usianya sama denganku yaitu 8 tahun. Dikarenakan tugas negara, dia harus rela meninggalkan anak istrinya untuk pergi ke daerah kami yang sedang berkonflik.

20180523_081220.jpg
Kasab juga bisa dijadikan shal yang motifnya sesuai dengan permintaan pelanggan

Dia salah satu TNI yang baik menurutku selama konflik. Pernah dulu saat ayahku tidak masuk jadwal jaga ronda malam lantaran sakit, dia bersama anggotanya datang ke rumah untuk membesuk ayah. Mulanya ibu takut karena ayah tidak masuk jaga ronda, tapi Om Bima meminta ayah untuk istirahat saja dulu di rumah sampai ayah sembuh.

Mungkin karena ibuku perempuan pengrajin kasab sehingga tidak ada sedikit pun rasa curiga kepada keluarga kami. Padahal adik kandung ayahku sendiri adalah angota GAM. Aku dan ibu pernah mengantarkan makanan dan belanja untuk adik ayahku ke basecamp GAM. Kami bisa sampai ke sana lantaran kasab yang dijual ibuku.

Setiap kali melewati pos pemeriksaan TNI, ibu memperlihatkan barang bawaannya yang berisi kasab untuk dijual kepada pelanggannya, sehingga tidak ada kecurigaan dari pihak TNI.

Begitulah sekilas gambaran peran perempuan pengrajin kasab di masa konflik. Di tangan perempuan pengrajin kasab, konflik tiada arti karena sejatinya manusia senang akan karya seni dan menghargai orang yang berjiwa seni.

7ed3951c-3f6a-49e6-99b2-9a6e615080ee.jpg
Miniatur kasab yang digunakan sebagai hiasan gantung di dinding

Sort:  

karena sejatinya manusia senang akan karya seni dan menghargai orang yang berjiwa seni.

😎😎

Hehehe, quote dari YS tu kak 😄

Yes, Quote yang keren, suka

Irma juga suka quote ini

Jadi keingat masa lalu, hampir tiap hari diminta ayam sama orang itu, tapi ga pernah dibayarnya 😁

Waduh, bisa ditagih tu sekarang.
Untung yang minta jahit kasab orangnya baik? Kalau nggak, bisa bangkrut kami hehehe.

Ntah kmana orangnya ilang jejak kak hehe

Congratulations @yellsaints24! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of posts published

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Kisah yang menarik, Yel. Rejeki nggak ke mana ya, hehe...

Hehehe, iya kak. Meskipun dalam situasi konflik Allah sudah menjamin rezeki hambanya.