_Tantangan dan peluang datang silih berganti yang membuat bumil berada di antara kebimbangan. Seiring kemajuan kehamilannya, bumil akan beradaptasi untuk meyelesaikan tantangan itu dan memilih mana peluang yang harus diambil dan mana yang harus direlakan demi mengalihkan perhatiannya ke dalam, yakni pada kandungannya_
Di awal kehamilan, berbagai tantangan kuhadapi. Mulai dari mual, muntah, pusing, nggak enak badan, dan berbagai macam persoalan lainnya hingga mengganggu jiwa dan perasaan.
Di saat itu pula peluang datang silih berganti. Ada yang mengajak farm trip gratis, beberapa kali ditawari jadi narasumber untuk acara kepenulisan, undangan berbagai workshop dengan materi yang luar biasa, hingga tawaran untuk menulis buku.
Namun, peluang itu dengan sedih hati aku tolak lantaran kondisi tubuh yang tidak mengizinkan. Jangankan untuk melakukan semua itu, melewati kehidupan sehari-hari saja susah dijalani.
Aku ingin waktu cepat berlalu dan bisa melakukan aktivitas seperti dulu. Bisa melakukan berbagai hal dengan bebas, mengambil tiap peluang dan kesempatan yang ada, dan bisa pergi ke mana saja tanpa ada kendala.
Keadaan berubah ketika aku hamil. Aku harus menetap di rumah orang tua yang berada di kampung, tepatnya Gampong Air Sialang Hilir, Samadua, Aceh Selatan.
Hidup di kampung tentunya sangat berbeda dengan di kota. Meskipun aku dikelilingi oleh keluarga yang menyayangi dan menyediakan semua kebutuhanku, tapi aku tidak enak hati karena sudah membebani mereka.
Apalagi tidak ada pemasukanku saat itu, satu-satunya sumber penghasilan yaitu jatah belanja dari suami. Aku tidak enak hati bila hanya menampung tanpa ada upaya untuk menghasilkan sendiri.
Aku merasa seperti mengalami post power syndrom yang dulunya aktif, kini hanya bisa duduk manis di rumah. Melihat berbagai aktivitas teman-temanku, muncul keinginan bisa seperti mereka. Melihat keadaanku saat ini, muncul perasaan tidak berdaya dan bersalah. Aku merasa hampa. Kalau bukan karena dukungan keluarga dan belajar dan memahami makna semua ini, mungkin aku sudah berfikir macam-macam tentang kehamilan ini.
Untungnya aku terus belajar memahami makna hidup ini karena tidak semua peluang bisa kita ambil. Ada saat-saat di mana peluang tersebut harus kita relakan untuk keperluan yang lebih penting.
Semua itu juga aku kembalikan kepada Sang Pencipta yang telah menitipkan amanah ini di rahimku. Aku pun berserah diri kepadanya, bersabar dan ikhals menjalanj proses menjadi ibu yang sedang berjuang menghidupkan seorang anak manusia.
Aku yakin, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih indah untukku. Peluang yang sekarang datang saat hamil merupakan cobaan dariNya. Apakah aku ikhlas dan sabar atau sebaliknya. Alhamdulillah aku bisa menerimanya dengan lapang dada karena Allah selalu ada bersamaku.
Penting diketahui bumil:
Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan stres, tapi berharga bagi bumil karena adanya proses menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab sebagai ibu.
Banyaknya rintangan dan peluang yang datang saat hamil dapat dijadikan cara untuk mematangkan emosi, baik bagi bumil maupun pasangan terhadap sikap dan tindakan yang diambil.