Bengawan Solo River's Nature School

in #indonesia7 years ago (edited)

That morning, the scenery was still deserted when we visited "Bengawan Solo River's Nature School".The shady trees welcomed us and attract us around to every yard. In every corner, we were fascinated the saung and tree house that stand up even though only made from wood and bamboo. In this saung, elementary school children spend time to learn and play like conventional school.

Mr Suyudi, a graduate student of Sebelas Maret University (UNS), who founded Bengawan Solo Nature School. The beginning of the founding this school is due to his apprehension for the formation of characters found in regular formal schools. Mr Suyudi helped by a young architect, Jefri Nur Arifin transforms wood and bamboo into a saung which later in 2011, this school has been officially opened.

One thing I still remember when three years ago visiting this school was my impression with character from students in this place. There is no uniform unlike qconventional school. Here, children are free to wear any shirt, as long as it is polite.

At that time, I'm (female) sitting near a male students. I want to ask how daily activities, whether he enjoys going to school here and etc. But suddenly there was one male student who approached us and saying,

"Male and female seats must be kept distance. it's not muhrim." He said that.

Hearing what he said made me embarrassed. So true, character education is priority in this school. When in conventional schools learn more about theory, in this school, children can practice it directly. For example from the lessons of growing vegetables, the students learn to honest and responsible in taking care of vegetables. Its treated well or died because not protect it.

Although three years ago I visited, it didn't reduce my impressed for the founders and students in this school. So it's true that "Smart students aren't only those who have high academic value, but smart students are also those who have good character."

If you want to know Bengawan Solo River's Nature School, you can visit in Gondangsari village, Juwiring district, Klaten regency, Central Java.

I'm sorry for the poor english. I hope you can enjoy with my article. Thank you.

image





Pagi itu suasana masih sepi saat pertama kali kami berkunjung ke Sekolah Alam Bengawan Solo. Nuansa sejuknya pepohonan menyambut kedatangan kami dan menarik kami untuk berkeliling ke setiap halaman. Di setiap sudut, kami terpukau dengan saung dan rumah pohon yang berdiri kokoh meski hanya terbuat dari kayu dan bambu. Di saung inilah anak-anak sekolah dasar menghabiskan waktu untuk belajar dan bermain layaknya sekolah formal biasanya.

Adalah Pak Suyudi, alumni mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), yang mendirikan Sekolah Alam Bengawan Solo ini. Awal mula berdirinya sekolah alam ini adalah karena keprihatinan beliau terhadap pembentukan karakter yang terdapat di sekolah-sekolah formal biasa. Pak Suyudi dibantu oleh seorang arsitek muda, Jefri Nur Arifin mengubah kayu dan bambu menjadi saung yang kemudian pada tahun 2011 sekolah ini sudah resmi dibuka.

Salah satu hal yang masih saya ingat ketika tiga tahun yang lalu berkunjung ke sekolah ini adalah kesan saya terhadap karakter murid-murid di tempat ini. Tidak ada seragam sekolah yang mereka pakai seperti sekolah formal. Di sini, anak-anak bebas menggunakan baju apapun, asalkan masih dalam nilai kesopanan.

Saat itu, saya yang notabene berjenis kelamin perempuan tengah duduk berdekatan dengan seorang anak laki-laki. Saya ingin bertanya bagimana kegiatan kesehariannya, apakah ia senang bersekolah di sini dan sebagainya. Namun tiba-tiba saja ada satu orang murid laki-laki yang mendekati kami seraya berkata,

"Jaga jarak, kan belum muhrim," ucapnya.

Mendengar apa yang dikatakannya membuat saya tertunduk malu. Maka benar, pendidikan karakter begitu di utamakan dalam sekolah ini. Ketika di sekolah formal lebih banyak belajar mengenai teori, di sekolah ini anak-anak dapat mempraktekkannya secara langsung. Dari pelajaran menanam sayuran misalnya, anak-anak dididik untuk belajar jujur dan bertanggung jawab dalam merawat sayurannya. Apakah sudah dirawat dengan baik atau malah mati karena tidak disiram.

Meski sudah tiga tahun yang lalu saya berkunjung, tidak mengurangi rasa kekaguman saya pada pendiri dan juga siswa di sekolah ini. Maka benar bahwa "Siswa yang pintar bukan hanya milik mereka yang memiliki nilai akademis tinggi saja, namun siswa pintar juga adalah milik mereka yang memiliki karakter yang baik."

Kalau kalian penasaran dan ingin mengenal Sekolah Alam Bengawan Solo lebih dekat bisa berkunjung ke Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.





Salam hangat,

@yulimia

Sort:  

Kesuksesan orang dalam menjalani hidup dan berkehidupan di dunia, bukan terletak pada nilai akademis.
Namun yang lebih penting adalah etika sopan santun dalam bekerja, bermasyarakat dan bersosialisasi.
Pemimpin bukan karena nilai tapi karena atitude dalam berkehidupan.
Postingan yang menarik dan bagus.
Mantap

Mantap sekali pak tambahannya. Terimakasih atas ilmunya pak

so miss that place, that moment with all the children :(