Sembari menunggu waktu berbuka, sore ini saya duduk termangu di depan teras. Menikmati semilir angin dari pepohonan yang seolah-olah tengah menyapa. Sejuk dan menenangkan. Salah satu hal yang sangat saya syukuri karena bisa tinggal di pemukiman yang jauh dari bisingnya kendaraan bermotor.
Di teras seluas kira-kira dua kali tiga meter persegi inilah saya sering menghabiskan waktu luang kala pagi atau sore menunggu senja. Sembari melihat anak-anak yang berjalan beriringan dengan tertawa-tawa, tetangga yang hilir mudik dengan sepeda mininya, hingga terkadang saya hanya diam menatap pohon jeruk yang tingginya sudah hampir mencapai dua meter. Duduk diam sembari membayangkan pangeran yang tak tahu kapan datangnya. Wew.
Entahlah kenapa jadi terbawa perasaan seperti ini. Bisa jadi, karena beberapa hari yang lalu saya habis melahap sebuah novel yang jalan ceritanya sedikit mirip dengan permasalahan yang saya dan mungkin beberapa teman lain yang dialami saat ini. Sebuah novel yang berjudul "Une Personne Au Bout De La Rue." Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "Seseorang di Ujung Jalan."
Judul novel ini memang menggunakan bahasa Perancis. Yayan D --selaku penulis novel ini- -menyelipkan beberapa dialog bahasa perancis di dalam bukunya. Namun secara keseluruhan, novel ini masih dominan menggunakan bahasa indonesia. Inilah novel yang membuat saya melamun di sore yang cerah ini.
Daiva --selaku tokoh utama dalam novel ini-- adalah seorang sekretaris perusahaan besar di Jakarta. Cantik, pintar, namun kesepian. Di usianya yang sudah mencapai 30 tahun, dia masih menyandang status sebagi tuna asmara. Akhir pekannya lebih banyak dihabiskan dengan membaca dan tidur di kos dengan rutinitas yang itu-itu saja. Ditengah kegundahannya akan pasangan hidup yang tak kunjung menghampiri, Daiva justru mendapati kabar dari kampung halamannya bahwa beberapa bulan lagi adiknya akan melangsungkan pernikahan. Sungguh hatinya tak rela akan dilangkahi, tapi bagaimana lagi misteri jodoh masih menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan dalam hidupnya.
Ditengah kepiluan hatinya, seseorang datang dalam kehidupannya. Tristan --vice president baru-- di kantornya. Pertemuan demi pertemuan rupanya telah menumbuhkan perasaan cinta pada diri Daiva. Namun, Tristan telah memiliki seorang tunangan. Apalagi Daiva sadar dengan posisinya sebagai sekretaris, tak seharusnya perasaan tersebut muncul. Hal tersebut membuatnya kembali murung. Sementara usianya terus berjalan. Meski sang pujaan belum jua datang, namun Daiva selalu yakin, bahwa pasti ada seseorang di ujung jalan yang telah menantinya.
Sebuah novel dengan gaya bahasa yang sangat ringan dan mudah sekali untuk dipahami. Membaca novel ini serasa saya sedang menonton sinetron Indonesia. Ya, gampang ditebak! Untung saja ceritanya bisa membuat saya senyum-senyum sendiri. Ah, rupanya novel ini merupakan salah satu novel populer yang terdapat di wattpad yang telah dibaca lebih dari empat juta kali, begitulah yang tertulis pada sampulnya. Apakah steemians sudah membacanya?
Salam hangat,
@yulimia
Kangen teras hitau kau, tak pernah lekang oleh waktu😂
Hahaaa 😂 pulang cilacap makanya sinih. Jangan berpetualang terus 😥
Saya pernah berkunjung ke Cilacap tahun 2015 waktu tes CPNSan tetapi sayangnya nasib baik tidak berpihak pada Saya hehehe.
"Seorang diujung Jalan"
Keren postingannya Teh @yulimia.
Apalagi klo dibahas sampe tuntas isi novelnya pasti tambah keren hehehe.
Saya belum membacanya mb, mau kah mb membacakanya untukku,😁😁😁