Sore ini cuaca sangat cerah dan membuatku enggan untuk segera pulang. Maka, usai bekerja, aku mampir ke tempat penjualan bibit yang ada dikotaku, Cilacap. Ketika memasuki gang, aku benar-benar menjadi orang yang kebingungan. Hampir setiap rumah di sepanjang jalan meletakkan bibit di halaman rumahnya. Apalagi ini adalah kunjungan pertamaku ke tempat ini. "Duh, beli dimana ini?" gumamku dalam hati.
Dengan asal, aku menghentikan motorku di salah satu rumah yang memasang tulisan "Jual Bibit Tanaman Organik." Aku segera memasuki halaman rumah yang telah dipenuhi dengan polibag berbagai ukuran. Lagi, aku kembali bingung dan hanya bisa menggarukkan kepalaku yang tak gatal, karena tak kunjung bertemu dengan pemilik rumah. Krik krik. Untung saja hanya berlangsung beberapa menit. Seorang ibu berbaju hijau tosca datang menyambutku dengan ramah menanyakan perihal tujuanku.
"Saya mau nyari bunga matahari bu," ucapku sembari melihat bibit-bibit bunga yang tak aku ketahui namanya satu per satu.
"Matahari yang besar apa yang mini?"
"Pengennya yang besar bu."
Di tengah-tengah mencari bibit bunga matahari, temanku datang menyusul. Syukurlah jadi ada tukang foto gratis hehe.
Bingung. Tengok kanan. Tengok kiri. Rasanya pengen beli semua bibit yang ada disini. Untung saja ingat dengan pengalaman gagalnya merawat tanaman.
"Adanya bunga matahari mini mba." ucap si Ibu sembari menunjukkan bunga yang dimaksud.
Bibit-Bibit Bunga Matahari Mini
"Oh gitu, iya bu gapapa."
Bunga matahari sudah, beli bunga apalagi ya?
Hingga akhirnya pilihanku jatuh kepada bunga mawar merah dan satu lagi aku lupa namanya, bunganya berwarna ungu. Pokoknya, hari ini adalah hari bingungnya aku. Tapi temanku malah sibuk foto-foto. Dasar. Haha.
"Sinih fotoin aku." ucapku sembari memegang bibit matahari.
Muka Kucel Habis Kerja Jadi Ditutupin Bibit
Setelah selesai membeli bibit, kami tak langsung pulang. Tapi mampir ke rumah sebelah dan kembali melihat bibit. Aku tidak menyangka, halaman belakang rumah sudah berubah bak kerajaan tanaman. Di sisi kiri dan kanan sudah dipenuhi dengan bibit tanaman yang lagi-lagi tak aku ketahui satu per satu namanya.
Foto by Miftahul Huda
"Mba, mereka itu kerjanya dari pagi sampai sore ya kaya gitu terus lho." ucap temanku dengan penuh keyakinan.
"Hah beneran? Pengen." jawab saya begitu takjub.
Sayang, waktu sudah semakin sore. Itu artinya aku harus segera pulang. Tapi tak apa karena hari ini aku sangat senang. Lelahnya seharian bekerja telah sirna. Tak menyangka, tanaman bisa memberikan energi yang besar. Teringat dengan artikel yang pernah aku baca bahwa salah satu manfaat dari tanaman adalah bisa menghilangkan stress. Baiklah, kali ini aku juga setuju bahwa rutinitas yang begitu-begitu saja itu membosankan. Doakan aku semoga tanaman ini bisa terawat dengan baik. Haha.
Kata si Ibu ini namanya Mawar Batik
Cilacap, 27 Februari 2018
@yulimia
Wah sudah beli-beli bunga nih. Bunga Bank dijual gak disitu...hahaha
Hahaaa belum ada mas. Coba kalo ada ya 😂
Bagus sekali mbak tulisannya
Masih bagus tulisannya @bulanmaqfirah ini :) ayo semangat menulis