Pernah ngga sih kamu tersenyum sendiri saat membaca kembali tulisan yang pernah kamu posting di media sosial? Seperti apa yang aku lakukan saat ini. Sembilan tahun lampau sebelum mengenal media sosial steemit, aku berkenalan terlebih dahulu dengan media sosial yang bernama facebook. Di platform inilah aku berteman dengan berbagai karakter manusia yang mana mayoritasnya adalah teman-teman sekolahku. Berbeda dengan steemit, yang membuatku memiliki teman-teman baru dimana antar steemian saling memberikan dukungan, seperti motivasi yang pernah diberikan steemian kepadaku, lewat kata-kata sederhana seperti, "Yuli, ayo posting! "
Pada laman yang di dominasi warna biru tersebut, aku rutin menulis apa saja, dari membuat status pendek hingga catatan panjang. Aku yakin temen-temen steemian yang memiliki akun facebook pun pernah melakukannya. Lalu, tulisan apa yang membuatku tersenyum sendiri? Kurang lebih begini tulisan yang pernah aku buat pada masa usiaku belum genap 18 tahun kala itu.
sumber dari facebook.com
Membaca lagi tulisan tersebut membuat saya meringis. Beberapa kali aku sempat menggaruk kepalaku yang tak gatal. Aku merasa geli sendiri dengan tulisan yang aku posting. Rasanya, satu per satu persedian tulangku seperti berbunyi,
"Kretek..kreteek, aduhai kenapa aku membuat tulisan seperti itu."
Semakin jauh aku menggeser apa yang pernah aku posting bertahun-tahun silam, kepalaku semakin terasa pening. Untung saja laman berlogo huruf F tersebut menyediakan menu delete pada setiap content yang kita buat. Sehingga cukup meredakan kepalaku yang mendadak ngilu. Aku mulai menyadari bahwa tulisan yang aku bagikan pada khalayak ramai tidak memberikan manfaat sedikitpun bagi orang lain. Seperti sampah yang seharusnya dibuang pada tempatnya.
Semenjak berkenalan dengan steemit aku belajar bagaimana pentingnya memilah-milah content yang akan dibagikan. Apalagi, di media sosial steemit ini tidak disediakan menu untuk menghapus tulisan yang telah dibagikan. Hanya terdapat menu edit, itupun cuma bisa dilakukan selama batas waktu kurang dari tujuh hari. Setelah tujuh hari, content yang kita bagikan benar-benar tidak bisa dihapus.
Steemit membuatku lebih berpikir kritis, bahwa tidak semua hal yang kita pikirkan dapat kita bagikan. Apakah content yang aku buat bisa memberikan manfaat untuk orang lain? Atau justru menimbulkan kebencian dan malah merugikan orang lain. Sebuah media sosial yang bisa membuat penggunanya lebih dewasa.
Salam hangat,
@yulimia
Pernah, terkadang terheran sendiri.
Good luck
Iya. Makasih ya 😊
Sama-sama
Jaman alay