Assalammualaikum warahmatullah wa barakatuh.
Bagaimana kabar sahabat stemian? Saya berharap kalian dalam keadaan sehat semua baik dari segala lini. Saat ini saya ingin berbagi tulisan yang sangat menarik kepada sahabat semua tentang perlunya Islamisasi ilmu pengetahuan pada setiap jenis ilmu pengetahuan yang selalu kita cari.
Tulisan ini merupakan hasil kajian pustaka yang saya cari di saat masih menduduki semester tiga dan merupakan hasil original dan telah saya persentasikan dihadapan dosen serta Mahasiswa jurusan Hukum Keluarga Islam. Saya berharap dengan hadirnya tulisan ini mampu membuka dan menambah wawasan keilmuan seputar pengetahuan tentang sebuah ilmu.
Dunia Islam pada abad ini berada pada anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Sebagai korban segala macam penganiayaan dan agresi mereka adalah sasaran kebencian bagi orang non muslim, baik bagi orang-orang yang telah maju maupun terbelakang, baik bagi kaum kapitalis maupun marxis, baik bagi orang Barat maupun Timur, baik yang beradab maupun yang biadab. Mulai dari politik umat Islam terpecah-pecah, di bidang ekonomi umat Islam juga masih terbelakangi dalam banyak hal produksi barang dan jasa berada jauh di bawah tingkat kebutuhan umat manusia, di bidang agama dan budaya umat Islam juga masih mengalami hal yang tidak jauh beda dengan dua bidang sebelumnya. Dan ini menjadi perhatian yang serius bagi pakar Intelektual untuk memikirkan agar umat Islam ini tidak terjadi permasalahan seperti ini lagi.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka perlu dilakukan suatu upaya mengintegrasikan ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu keislaman, sehingga ilmu-ilmu umum tersebut tidak bebas sekuler dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Pendekatan interdisciplinary dan inter koneksitas antara disiplin ilmu agama dan umum perlu dibangun dan dikembangkan terus-menerus tanpa henti dan ini akan menjadi sebuah kebangkitan umat Islam.
Baik, langsung saja kita awali, yang masih terbenak di dalam pikiran kita apa sih itu islamisasi ilmu? Saya ingin menjelaskan berdasarkan ontologism berdasarkan pakar filsafat ilmu dunia yakni Sayyedd Naquib al-Attas, beliau mengatakan Secara ontologis, Islamisasi dimulai dari memasukkan metafisika sebagai dasar sains Islam. Karena sains modern dengan filsafat positivisme, materialisme, dan skularismenya menyingkirkan metafisika dalam dunia ilmu pengetahuan. Sains barat hanya menjadikan obyek yang teramati saja sebagai wilayah kajian sains. Menurut al-Attas dalam Islam ada dua obyek sains, yaitu alam material dan alam immaterial. Keduanya harus menjadi dasar pembangunan sains Islam.
()
Secara epistemologis, al-Attas mengatakan bahwa antara metode ilmu yang diterapkan dalam sains barat relatif sama dengan Islam. Ia berbeda pendapat dengan sains barat tentang ilmu. Jika barat memfokuskan sumber ilmu pada hal-hal yang bersifat empiris-teramati, sementara Islam melampaui wilayah teramati. Menurutnya, yang inderawi atau yang teramati hanyalah sebagian sumber ilmu pengetahuan. Selebihnya terdapat sumber lain yaitu, berita yang benar (khabar sadiq) dan akal.
Sumber berita yang benar itu adalah berita yang berasal dari pemegang otoritas mutlak, yaitu Allah SWT dan Nabi dan otoritas relatif, yaitu para ulama dan ilmuan. Islamisasi ilmu pengetahuan juga menjadi suatu keharusan dan sebagai alternatif dalam nuansa baru bagi peradaban modern yang kini sedang menghadapi krisis, karena peradaban modern telah banyak memunculkan problem-problem kemanusiaan dan lingkungan yang sangat serius.
Selain itu, Islamisasi merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi didengar. Islamisasi ilmu merupakan Istilah yang mendiskripsikan berbagai usaha dan pendekatan mensitesakan antar etika Islam dengan berbagai pikiran modern.
Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya, adalah suatu respons terhadap krisis masyarakat modern yang disebabkan karena pendidikan Barat yang bertumpu pada suatu pandangan dunia yang bersifat materialistis dan relavistis, menganggap bahwa pendidikan bukan untuk membuat manusia bijak, yakni mengenali dan mengakui posisi masing-masing dalam tertib realitas, tapi memandang realitas sebagai sesuatu yang bermakna secara material bagi manusia. Oleh karena itu, hubungan manusia dengan tertib realitas bersifat eksploitatif bukan harmonis Ini adalah salah satu penyebab penting munculnya krisis masyarakat modern.
Mulyanto memberikan pengertian islamisasi ilmu merupakan proses penerapan etika Islam dalam pemanfaatan ilmu tersebut. Selain itu, islamisasi itu sebagai proses pemurnian ilmu pada prinsip-prinsip tauhid, kesatuan makna kebenaran, dan kesatuan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pakar intelektual kesimpulannya adalah Islamisasi ilmu itu sangat lah diperlukan pada tatanan keilmuan seorang muslim karena mengapa? Segala bentuk keilmuan yang kita kuasai haruslah diikuti dengan paham paham ilmu keagamaan serta menjadikan pemahaman Islam itu menjadi prospek ilmu kebenaran ke depannya.
Islamisasi juga bagian dari proses memajukan pemikiran pemikiran yang sesuai dengan aturan serta anjuran Allah Subhanallahu wa taala agar segala ilmu itu diberkahi olehnya. Islamisasi juga bagian dari memajukan Islam dari paham paham idealis idealis barat dengan tumpuan pemikiran yang tidak berunsur kepada tuhan.
Justru itulah diperlukan Islamisasi Ilmu, Baca Filsafat Ilmu.
Postingan yang sangat menginspirasi @lucky22