Ditengah padatnya lalu lalang kendaran dikota Bandung, aku melihat sesosok ibu tua sedang asyik memainkan kecapi di sudut toko. Alunan kecapi benar-benar memukau siapapun yang menyaksikannya.
Diseberang jalan aku pun memerhatikannya dengan seksama. Sejak pandemi melanda banyak orang kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Mungkin itu juga yang dirasakan ibu ini.
Barangkali ibu pemain kecapi ini satu dari sekian juta orang yang luput dari perhatian pemerintah atas perannya mensejahterakan rakyat di tengah wabah melanda. Tapi apa yang perlu diharapkan?
Aku melangkah pelan menyeberangi padatnya jalanan kota Bandung hingga berdekatan dengan ibu pemain kecapi ini. Namun ibu ini terus dengan asiknya memainkan alat musik tanpa memerhatikan sekitar, bahkan aku yang telah dihadapannya pun luput dari penglihatannya. Karena mukanya yag menunduk ke arah alat musik.
Kulihat ada sebuah gayung kecil di depannya tempat orang-orang yang punya belas kasih yang mau menaruh sedikit uang.
Dengan sigap aku merogoh kedalam kantong celana, aku dapati uang yang terperangkap ditangan ku uang pecahan lima puluh ribu rupiah, tak pikir panjang segera memasukkan kedalam gayung kecil si ibu. Semabari berharap mudahan dengan ini beliau bisa membeli makan untuk hari ini.
Kota Bandung yang sejuk memang tak selalu menyejukkan seluruh warganya. Barangkali dengan kehadiran kita bisa sedikit memberikan harapan kepada orang-orang yqng luput dari perhatian tadi.
Selasa,21 Juli 2020
Muhammad Irwan