Ada beberapa hadits Rasulullah saw yang menjelaskan keutamaan mengingat-ingat tentang kematian, diantaranya adalah:
- Perintah memperbanyak mengingat kematian.
Disebutkan dalam sebuah hadits: “Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian)”. (HR. At-Tirmidzi). - Mengingat kematian dapat melebur dosa dan berzuhud.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Perbanyaklah mengingat kematian, sebab yang sedemikian itu akan menghapuskan dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abiddunya). - Kematian sebagai penasehat pada diri sendiri.
“Cukuplah kematian itu sebagai peanasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi). - Orang yang cerdik ialah orang yang terbanyak mengingat kepada kematian. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah saw: “Secerdik-cerdik manusia adalah yang terbanyak ingatnya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat”. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunya).
Abdullah bin Muthrif mengatakan : “Kematian itu dapat melenyapkan kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang diliputi oleh kenikmatan itu. Oleh karena itu, carilah kenikmatan yang tidak ada kematiannya yakni yang tidak ada habisnya”.
Ketahuilah bahwa seseorang yang senantiasa berkecimpung dalam kemewahan keduniaan yang tenggelam karena tertipu oleh keindahannya serta yang amat mencintai kesyahwatan-kesyahwatan serta kesenangan-kesenangannya, pastilah terlupa hatinya dari mengingat-ingat kematian itu. Bahkan ia tidak ingat sama sekali bahwa pada suatu ketika ia juga akan mati. Jikalau diingatkan oleh orang lainpun, ia malahan membencinya dan lari dari nasehat yang baik tersebut. Golongan manusia yang semacam inilah yang disebutkan oleh Allah swt dalam firman-Nya (QS. Al-Jumu’ah : 8):
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
QUL INNAL MAUTAL LADZII TAFIRUUNA MINHU FAINNAHU MULAAQIIKUM TSUMMA TURADDUUNA ILAA ‘AALIMIL GHAIBI WASY SYAHAADATI FAYUNABBIUKUM BIMAA KUNTUM TA’MALUUN.
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan nyang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah : 8).
Itulah beberapa hadits Rasulullah saw yang mengemukakan tentang keutamaan mengingat kematian.
()