Ammaba’du, sebagai awal saya nyatakan bahwa ini tulisan dibuat untuk mengikuti Kontes Berhadiah Total 50 SBD, "Menulis tentang Steemit" yang diselenggarakan oleh akun @levycore. Namun di sisi yang lebih luas, mohon pula tuan dan puan paham bahwa tulisan ini juga sebagai usaha saya berbagi sedikit dari yang telah saya pelajari baik dari postingan orang, maupun diskusi sehingga mungkin menambah pengetahuan tuan dan puan perihal platform yang sedang menjadi primadona ini.
Jika rerata peserta lomba menulis tentang kelebihan platform, biarkanlah saya mencoba mencari titik kurangnya lalu memberi pandangan baiknya sekalian. Kekurangan di sini tentu saja berdasarkan perbandingan dengan media sosial lain yang sudah lebih dulu muncul dan berhasil menarik minat kita. Betapa pun media sosial lain tidak menawarkan reward nyata dalam bentuk pemasukan seperti Steemit, namun kita suka dan sudah kadung candu. Sebagai yang baru tiba di kancah permedia-sosialan, tentu kita berharap Steemit benar-benar bisa menjadi pesaing ketat dan kelak berhasil memenangkan pertarungan.
Baiklah, tanpa memperpanjang mukhaddimah, langsung saja kita banding-bandingkan antara Steemit dengan media sosial lain agar kita bisa mendapatkan kekurangan serta kelebihan tersembunyi dari platform ini.
Tampilan Aplikasi yang Terlalu Sederhana
Desain ruang pada platform Steemit agaknya sangat-sangat sederhana. Nampak seperti blog gratis tanpa tema dan tanpa modifikasi. Tidak ada semacam “hiasan” yang memenangkan mata. Alakadar saja. Jika pun kemudian kreator konten ingin membuat ruangnya terlihat menarik, paling hanya sebentuk modifikasi postingan (itu pun harus menggunakan aturan dan bahasa program) tidak pada tampilan platform itu sendiri.
Faktanya, tata ruang yang cantik akan membuat banyak orang tertarik. Steemit masih kalah tata ruang dari media sosial lain, harus diakui. Namun rasanya tidak pantas pula kita terlalu cepat menghakimi perihal ini. Steemit masih berada dalam tahap uji, versinya masih Beta yang berarti masih mungkin seiring jalan akan terus membaik desainnya.
Jika kita peka, dalam dua hari terakhir sudah terlihat upaya “mempercantik” desain ruang Steemit, meski hanya perubahan kecil.
Steemit didesain sesederhana itu agaknya punya maksud. Salah satunya mungkin agar pengguna lebih fokus terhadap konten. Kita seperti digiring untuk hanya berpikir mengisi platform dan terus melakukan itu. Kemungkinan lain agar kita tidak ribet dan ladat mengutak-atik tata tampilan. Habis waktu untuk merias tampilan, konten kelupaan.
Cobaan Penantian
Bergabung di Steemit membuat kita harus bersiap terhadap setidaknya 3 penantian: menanti password, menanti loading, menanti upvote. Kita mulai dari awal. Mendaftar akun Steemit tidak semudah dan secepat mendaftar akun media sosial lain. Setelah memasukkan data pendaftaran, kita diwajibkan menunggu untuk menerima konfirmasi pasword yang maha panjang dan tak boleh diutak-atik itu. Penantian ini bisa cepat dan bisa juga berakhir pada kekecewaan yang membuatmu harus mendaftar ulang. Terkadang, ada yang sampai harus berulang-ulang.
Memang tidak terdapat penjelasan secara terang tentang mengapa harus menunggu agak lama dan belum begitu pasti konfirmasi password itu. Namun jika ditinjau dalam Steem Whitepaper halaman 20, bagian Sybil Attack, dijelaskan bahwa situs ini dijalankan dengan cara terpusat untuk mencegah spam menembus tingkat pembatasan dan beberapa bentuk verifikasi ID. Bahkan sesederhana reCAPTCHA sudah cukup untuk membatasi pembuatan akun palsu. Jika seseorang menyalahgunakan akun mereka maka situs terpusat bebas untuk memblokir akun.
Saya pikir penjelasan tersebut agak-agak juga bisa dijadikan pegangan dan alasan mengapa dimustikan kepada para pengguna untuk menunggu beberapa waktu. Sistem Steem memperivikasi terlebih dahulu pendaftaran kita dan memastikan itu bukan akun palsu.
Penantian kedua adalah loading. Steemit adalah sebuah aplikasi yang masih berversi Beta, yaitu sebuah aplikasi yang masih dalam tahap uji dan sedang mengalami proses pengembangan. Pada haknya, aplikasi versi Beta memang belum begitu stabil, masih mengalami perbaikan di tampila dan fitur, dan terkadang membuat komputer melambat karena rakus processor dan memory. Ini pula yang membuat loading aplikasi Steemit tidak cepat dibandingkan media sosial lainnya meskipun kita menggunakan wifi sebagai jaringan penghubung.
Sejauh ini tampilan Steemit terlihat semakin membaik, memang. Sementara semakin hari kian banyak fitur yang dikembangkan pada aplikasi ini demi menunjang para kreator konten dari berbagai kearifan bidang kreasi.
Kelambatan loading ini memang jadi keresahan bagi kebanyakan kita. Namun sisi baiknya, kita akan (dan dituntut) lebih detail melihat konten yang hendak diposting, sebab jika tidak hati-hati butuh waktu lagi untuk mengedit. Selain itu, mungkin memang memperboros energi baik diri maupun materi, tetapi loading lambat tersebut juga membuat kita punya lebih banyak waktu untuk menikmati konten-konten milik orang lain. Mau cepat-cepat pindah? Yakali, untuk masuk satu konten saja butuh waktu dan kesabaran ekstra. ehehehe
Penantian ketiga yaitu perihal tibanya upvote pada postingan. Dengan semakin banyaknya Steemian, otomatis perhatian khusus terhadap satu akun akan semakin menipis. Hal ini memungkinkan semakin berkurang pula jumlah voting dalam sebuah postingan. Meski demikian, jika kita memiliki banyak hubungan, hal ini tidak begitu terkendala. Namun yang namanya jaringan, tidak serta merta pula ia akan luas. Perlu proses yang panjang dan kualitas konten yang baik serta konsisten. Menunggu luasnya hubungan di Steemit juga termasuk dalam kategori menunggu upvote, saya rasa. hehehe
Perlu diketahui bahwa di Steemit berlaku pembatasan jumlah upvote perhari. Semakin sering memberikan upvote kepada orang lain akan berimbas pada semakin berkurangnya daya vote sendiri.
Dalam Steem Whitepaper halaman 15, bagian Rate Limited Voting, paragraf kedua dituliskan sebagai berikut, “pengguna dapat memilih lebih banyak pos, namun masing-masing suara akan bernilai kurang, dan akan memakan waktu lebih lama untuk mencapai pemungutan suara penuh lagi. Voting power recharges pada fixed linear rate 20% per hari.”
Pada postingan berjudul “Ketika Voting Power ‘Membatasi’ Ruang Gerak Kurator” @alvaro017 menjelaskan perihal pembatasan ini dengan sangat jelas. Dia menulis penguatan, “...dengan terbatasnya voting power yang dimiliki, maka setiap steemian disarankan untuk lebih bijaksana dalam menggunakannya. Inilah yang kemudian menjadi pertimbangan para kurator untuk tidak sembarangan memberikan vote. Mereka memilih dan memilah konten dan memberikan kurasi sesuai dengan nilai konten tersebut.”
Baca di link: https://steemit.com/indonesia/@alvaro017/ketika-voting-power-membatasi-ruang-gerak-para-kurator
Pembatasan jumlah vote oleh Steemit terkadang menjadi keluhan. Bagaimana pun, kita terlanjur menganggap platform ini sebagai ruang berbagi baik dalam bentuk postingan maupun votingan. Mungkin kita berpikir, berbagi kok ditahan-tahan? Namun jika dinilai lebih bijak, sungguh pembatasan ini ada manfaatnya. Salah satu guna pembatasan tersebut adalah agar kita lebih selektif dalam memberikan penghargaan terhadap konten. Juga hal ini membuat kita bijak membagi antara voting sebab teman dan voting sebab kualitas konten yang benar-benar layak diberikan penghargaan. Selain itu, pembatasan jumlah upvote juga untuk menjaga stabilitas pergerakan koin Steem di dunia. Sudah tabiatnya, kita suka boros kalau dibebaskan menghabiskan uang.
Batas Panas dan Batas Apresiasi
Sebuah postingan di media sosial lain akan bertahan lama di beranda jika banyak ditanggapi serta didiskusikan, ia bisa terpantau dengan mudah setiap saat, Steemit tidak demikian. Postingan demi postingan yang baru terus menutup postingan lama. Cukup terbatas sebuah konten dibicarakan, ini sebenarnya masalah. Kau membuat sebuah postingan bagus, ia akan dikomentari banyak orang, namun itu tidak bertahan dan tidak pula serta merta muncul di beranda orang. Mungkin kontenmu masuk trending? Jika pun masuk trending, konten tersebut akan terbenam dengan konten-konten trending lain yang terus menerus muncul. Hal itu seolah-olah mengejawantahkan bahwa konten di Steemit seperti “cinta satu malam”.
Apakah itu buruk? Tidak mutlak. Steemit adalah ruang yang tidak membeda-bedakan, semua sama. Meski ia seorang kurator yang sudah mendapat delegasi maupun kita yang harus berjuang dengan kemampuan alakadar ini, tetap diberikan kesempatan yang sama untuk muncul dan terbenam. Artinya, cukup baik cara pembuat platform ini membagi peluang. Mereka kemudian memberikan “tombol” resteem yang jika ditekan oleh orang lain memungkinkan konten kita terbaca oleh orang di luar jaringan sendiri.
Selain itu, batas apresiasi sebuah konten juga dibatasi. Seminggu setelah diposting, konten tersebut tidak lagi diberikan kesempatan untuk diberikan reward. Bagaimana kalau sebuah konten yang kita buat justru ditemukan orang dari mesin pencarian seminggu setelahnya? Baiklah, begini. Batas apresiasi dibuat selaras dengan batas klaim dan pencairan reward. Kita suka buru-buru mengklaim reward namun mau lama-lama bertahan di pasar demi bertambahnya pemasukan. Tidak bisa begitu. Serakah namanya.
Jika sebuah postingan diberi ruang waktu pembagian reward tanpa batas, kita mungkin bisa tenang-tenang saja mempromosikan postingan tersebut. Bisa kapan-kapan. Namun sudah lumrah aturan industri bahwa untuk menjadi pemenang, engkau jangan malas dalam persaingan.
Bersumber dari diskusi, salah seorang yang paham kerap berkata bahwa konten tersebut sama dengan produk dagang. Bagaimana mungkin orang mengetahui produkmu sementara kamu malas mempromosikan dan lalai dalam persaingan. Intinya di bagian ini jelas kita dituntut bersaing dalam hal promosi demi mendapatkan reward yang baik.
Efek Sebut Nama
Jika di media sosial lain yang disebutkan namanya akan diberitahu, Steemit tidak. Terkadang ini jadi keluhan. Kau menulis tentang seseorang dengan judul yang tak menyentuh namanya, belum tentu tulisan itu tiba padanya. Meski di dalam tulisan kau sebutkan nama. Lalu apa tujuannya kebijakan tersebut? Semata-mata demi terhindar dari dua hal: kesal dan menjilat. Orang-orang populer di Steemit sering disebut namanya di postingan orang lain, masuk pemberitahuan tak berselang jam. Itu bikin kesal. Sementara bagi yang memposting, tidak tersampaikan nama yang disebutkan membuat ia terhindar dari tuduhan “menjilat” atau cari perhatian.
Demikian saja beberapa catatan yang bisa saya paparkan. Mestinya ada beberapa lagi, sengaja tidak ditulis sebab kalau ditulis akan panjang sekali. Tulisan sangat panjang tidak efektif secara ekonomi.
Sumber:
•https://steem.io/steem-bluepaper.pdf
•https://steem.io/SteemWhitePaper.pdf
•https://steemit.com/indonesia/@alvaro017/ketika-voting-power-membatasi-ruang-gerak-para-kurator
•Diskusi dengan orang yang lebih paham
sangat panjang tulisannya bg @gulistan..
tetapi saya juga mengakui postingan ini sangat bermanfaat.. hehe..
Good post bg @gulistan..👍👍
Ehehehee
Malah beberapa hal lain belum tertulis.
Mandum posting yang ikot kontes ta baca bagah khatam bak steemit nyo.
Lage haba itu, kiraju. 😂
Kapaloe,,,, sang nyoe juara..
Ya Allah ya Rahman. Lon mantong wajeb meuruno bak awak droe. Baik di Steemit maupun bak bidang film India. 😂😂
Juaranya sudah terlihat dengan jelas menurut saya. Luar biasa penulisan mu Abang da :D
Nyo neu balah bek neu kheun pomade beh haahahahah
Na 3 boh penentu juara, Ras. Allah, juri, dan usaha. Meunyo gata tamah saboh teuk, foto Ica Dekcha. Meunyoe na update jih, teuhah pikiran kah. 😂😂😂
Hahahhahaha that raya kukhem kalinyo. Sekarang kana foto adek laen lon, Bang :D
4 SKS ini dek bro... Hahaha, tp keren tulisannya. Banyak informasi yang di dapat
Masih harus tambah 4 sks lagi di semester selanjutnya, kak. 😂😂
Yang pah sit bg @gulistan jeut keu penulis Menteng😂😂
Luar biasa mang postingan droeneh 👍👍
Cit mantong menulis. 😂😂😂
Karena postingan ini, aku jadi tahu ada referensi bluepaper dan whitepaper itu. Aduh, ke mana aja ya 😂😂😂
Alhamdulillah ternyata berguna juga. 😂😂😂
Btw, itu banner yang paling bawah kok kece badai ya? *gagalfokus kakak jadinya. Haha.
Sudut pandang yang anti mainstream. Thanks for the post, adek lon, jadi tambah pengetahuan deh kakak ni. :)
Sukses ya!
Untuk kita semua, cutkak. Harapnya memang berguna.
Nanti kubuat untuk cutkak satu banner ya. ehehe
Password steemit yang maha panjang, haha
Moga menang yahwa Sadiya beuh!. 😁😎hehe..
Saya sangat setuju dengan point anda yang nomor 2 penantian password yang maha panjang dan tak boleh di utak atik dan password yang tak menentu( xputgdrejegenrthjek) , terlebih lagi jika password itu hilang maka sirnalah harapan user nya, karna di steem it pengembalian password tidak di berlakukan seperti media sosial yang lain. jadi jika password hilang sirnalah (virzha) harapan usernya