Beberapa tahun silam, semua warung kopi kampung di kampung saya Keumala, Pidie, Aceh memanaskan air menggunakan kayu bakar. Saat kopi diseduh, airnya panas betul. Belum ada cara mengatur suhu air saat itu. 30 menit sebelum warung kopi dibuka, pemilik warung biasanya sudah menyalakan kayu bakar. Di atasnya, air putih yang diambil langsung dari sumur.
__
Asap dapur kopi dikeluarkan secara sederhana melalui sebuah corong pipa. Ujung pipa itu tembus ke atap warung. Seingat saya, dulu setiap warung kopi di kampung memiliki cerobong asap. Api di dapur kayu itu tidak boleh padam, hingga warung tutup pada malam hari, meskipun tidak ada pembeli. Tapi, dulu jarang sekali sepi pembeli.
__
Walau musim panen masih lama, pengunjung warung kopi tetap ramai. Orang-orang kampung begitu menikmati kopi. Selain kopi, satu lagi minuman yang dijual di warung kopi, yaitu teh. Hanya teh dan kopi yang dijual di warung, bahkan kue juga belum ada. Orang-orang akan membawa sendiri kuenya ke warung kopi.
__
Beberapa tahun kemudian, saat konflik mulai reda, pemerintah membagikan gas kecil kepada warga miskin, dan adanya program nasional penggunaan gas untuk memasak, cerobong asap warung kopi mulai hilang. Gas ukuran besar dan kecil mulai menggantikan fungsi kayu bakar.
__
Pemilik warung kini bisa mengatur suhu air, saat sepi pembeli api biasanya akan dikecilkan. Belakangan, minuman saset pun bermunculan, kue mulai dijual di warung, nasi, mie, martabak, dll. Sejak itu, pengunjung warung mulai sepi. Warung baru ramai hanya pada musim panen padi, setahun dua kali. Itupun hanya sebentar saja, selebihnya warung kembali sepi.
__
Lebaran kemarin, saya sengaja berkunjung ke sebuah warung kopi di Desa Lhok Keutapang, Tangse, Pidie, hanya untuk menikmati segelas kopi yang masih menggunakan kayu bakar. Orang lebih mengenal kopi ini dengan sebutan kopi arang.
__
Meski di pegunungan dan tidak ramai penduduk, warung kopi ini tetap selalu dipenuhi pengunjung. Cerobong asapnya masih berfungsi dengan baik. Saat saya menyeruputnya, aroma khas air yang dipanaskan oleh api kayu bakar menguat. Barangkali, ini kenikmatan kopi yang seutuhnya.[]