Jika kalian sudah hidup lama di luar negeri, apakah perubahan yang paling kalian rasakan? Bagi sebagian orangm setelah hidup di dunia yang begitu teratur kemudian pulang ke Indonesia yang terkenal dengan ketidakteraturannya, mereka menjadi apatis dengan negerinya sendirinya. Mereka terus mengeluh tentang situasi indonesia. Membanding-bandingkannya dengan kehidupan ideal di luar negeri seperit Eropa.
Tapi ada yang mengalami justru keadaaan yang sebaliknya. Aku menghabiskan kuliahku di tingkat sarjana di Jogja, kemudian master di jerman. Tapi apa yang terjadi ketika aku kembali ke aceh? sebaliknya, aku jadi sangat suka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan aceh.
Dulu di waktu kecil, aku tidak terbiasa memakan masakan khas aceh seperti pliek u, telur asin, ikan asin, mie aceh dan sate matang terasa biasa saja. Namun, setelah mencoba pizza atau pasta selama dua tahun di jerman, aku justru jadi sangat suka sate matang mie aceh hingga pliek u. Rasanya masakan aceh jadi masakan paling enak di dunia. karena selama disanalah aku sadar, masakan aceh dan indonesia jauh lebih kaya rasa dibanding masakan eropa. kenapa? kita kaya rempah. Sehingga saat ini, ketika keluarga mengajak makan KFC atau mc donald, aku benar-benar merasa "masakan apaan ni? rasanya cuma begitu aja." Itu karena dulu saat kepepet deadline di Eropa, aku biasa makan kfc. Jadinya kfc mac donald menjadi masakan yang membosankan. Tapi jujur saja, kawan meksiko pernah mengatakan kfc itu "masakan sampah".
Sepulang dari sana, aku juga jadi lebih menyukai semua budaya aceh. Dulu di jerman, aku sempat menjadi syekh "dadakan" untuk tari likok pulo. Setelah melihat dunia luar, aku merasa seluruh dunia modern itu sama. Modernisasi memaksa dunia untuk berbudaya sama. Kota, baju, budaya sama. Disanalah aku sadar: dunia modern itu membosankan, sama. Dari jakarta, new york, berlin, semuanya sama. Sehingga sepulang ke aceh, aku menikmati kembali semua tarian aceh, lagu aceh. Sebelumnya, aku tidak pernah menikmati lagu aceh seperti saat ini. Sepulang dari sana, aku jadi sadar, budayalah yang membuat kita berbeda.
Sepulang dari sana, aku jadi menyukai dan menghargai setiap detail budaya peusijuek, meulot, adat pernikahan, adat pertunangan dan lain-lain ala Aceh. Sejauh apa pun kita pergi, masakan terbaik tetap masakan mama. Sejauh apa pun kita pergi, tempat yang terbaik adalah rumah kita.