PENDIDIKAN dan KEBIJAKSANAAN dari Seorang ahli HIKMAH

in #life7 years ago

belajar.jpg

Sumber foto

Sahabat Steemians pasti mengenali Lukmanul Hakim. Ya, bahwa ia bukanlah seorang nabi. Dalam sebuah riwayat yang sahih, disebutkan bahwa Ia merupakan seorang budak belian yang berkulit hitam legam, postur badannya pendek, hidung pesek, wajah pas-pasan. Pekerjaannya hanyalah pengembala.

Ia sosok yang sangat sederhana, namun Allah mengabadikan namanya sebagai salah satu surah dalam Al - Qur’an, yaitu Surah Lukman (31), sebab ketakwaan dan kesalehannya. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menilai seorang hamba dari parasnya, hartanya, maupun kedudukannya, melainkan berdasarkan ketaatan dan konsistensinya dalam agama.

Lukman menikah dan dikaruniai banyak anak. Ada banyak sekali pesan Lukman kepada anaknya yang digambarkan dalam Al-Qur’an, yaitu:

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya, mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya si dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepadaku. Kemudian hanya kepadaKu tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.


(Lukman berkata) “Wahai anakku! Sungguh jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan memberikannya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha halus dan Maha teliti. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat kebaikan dan cegahlah (mereka) dari kemungkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian termasuk perkara yang penting. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. (Qur’an Surat Lukman; 13 – 18).


Beberapa ayat dari Surat Lukman di atas telah mencakup segala lini pendidikan. Menyangkut hubungan kita dengan Allah, dari pelajaran ketauhidan. Agar kita tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Pendidikan dalam interaksi horizontal; hubungan kita dengan orang tua. Bahwa kita dianjurkan untuk patuh pada kedua orang tua yang telah begitu banyak jasanya, melahirkan dan membesarkan dengan penuh kesungguhan dan susah payah. Jika pun orang tua melakukan kekeliruan, mengajak kita kepada kejahatan, kita tetap tidak dibenarkan berlaku kasar kepada mereka, meskipun tidak mengikuti apa yang kehendaki itu.

Dalam interaksi sosial pun demikian, kita dianjurkan untuk tidak berlaku sombong dan angkuh terhadap sesama, tidak melihat orang lain dengan pandangan kekejian; kebencian. Senantiasa mengajak kepada berbuat kebajikan dan menjauhi perbuatan buruk. Allah akan membalas segala kebaikan itu dengan kebaikan dan kejahatan dengan kejahatan.

image64.jpg

sumber foto

Disebutkan dalam sebuah riwayat, suatu hari anak Lukman bertanya, tentang hal apa yang harus dilakukannya untuk menyenangkan semua orang. Lukman yang mendapat gelar hikam (ahli hikmah) kemudian mengajak putranya untuk melakukan sebuah perjalanan. Perjalanan dilakukan dengan seekor keledai. Keledai adalah binatang tunggangan, alat transportasi yang paling umum pada waktu itu.

Berangkatlah Lukman bersama anaknya. Lukman meminta anaknya yang menunggang sedangkan dia menuntun. Semula anaknya keberatan karena tidak tega, tapi Lukman memintanya untuk menurut saja. Saat mereka telah mendekati sebuah kafilah (kelompok). Salah seorang dari kafilah itu berkata, “Hai! betapa buruk akhlak anakmu, dia membiarkan ayahnya menunutun, sedang dia menunggang keledai, benar-benar anak yang tidak tahu diuntung”

Lukman hanya tersenyum, melanjutkan perjalanan. Kemudian ia meminta anaknya untuk turun, menuntun keledai sedang dia menunggang. Hingga beberapa saat berlalu dalam perjalanan, kini telah tiba lagi pada kafilah yang lain. Salah seorang diantaranya berkata: “Hai! betapa engkau tidak mempunyai kasih sayang terhadap anakmu. Dia masih sangat muda untuk berjalan kaki dan menuntun keledai”

Lagi-lagi Lukman hanya tersenyum. Tidak memberi keterangan apa-apa untuk membela dirinya. Perjalanan dilanjutkan, Lukman mengajak anaknya untuk ikut menunggang bersamanya. Hingga berjumpa dengan kafilah yang berbeda. Berkata lagi salah seorang diantara mereka “Hai, celakalah kalian. Sekalipun keledai memang hewan tunggangan, tapi tidak semestinya kalian berdua menunggangi satu keledai, dengan kondisinya yang kurus begitu, tulang-tulangnya akan patah menopang berat kalian, betapa kalian zalim terhadap binatang”

Lukman beserta anaknya turun dari keledai kurus itu. Mereka berdua jalan beriringan menunutun keledai. Hingga sampai pada kafilah yang lainnya. Kafilah itu menertawai Lukman dan anaknya. “Betapa bodohnya kalian berdua. Keledai hanya dituntun tanpa penunggang. Tidakkah kalian memanfaatkannnya untuk memudahkan perjalanan. Sebodoh-bodohnya keledai, kalian lebih bodoh darinya”.

Lukman berkata kepada anaknya. “Wahai anakku! lakukanlah hal-hal baik yang memberi kemaslahatan bagimu dengan tidak menghiraukan penilaian manusia, karena selamanya engkau tidak akan mampu menyeragamkan hati mereka!”

Demikianlah beberapa hikmah yang diajarkan oleh Lukmanul hakim. Memberikan pendidikan kepada anak dengan kebijaksanaan. Sesungguhnya, baik buruk anak tergantung pada tiga hal, yaitu; Didikan orang tua, pengaruh lingkungan tempat dia bergaul dan dunia pendidikan tempat ia belajar.

Semoga bermanfaat ya, Sahabat Steemians
Follow me: @ainiaziz

MY WIFE STEEMIT - Copy.jpg

Sort:  

Enjoy the vote and reward!

Jroh that

Hehehe.
Alhamdulillah..

Tingkatkan loem yang bermanfaat di masa dikeu ☺

Insya Allah.. Terima kasih saran dan dukungannya, @satriafajri :)