Jangan Pernah Berharap Kepada Orang Lain

in #life6 years ago

image
Di dalam kehidupan manusia, tentu tidak pernah lepas dari berbagai masalah, namun bukan permasalahnya yang penting, namun bagaimana sikap dalam menghadapi permasalahan tersebut jauh lebih penting. Dalam menghadapi permasalahan kandang kala tiap orang menempuh jalan yang berbeda, bahkan tidak sedikit yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sebagai jalan untuk mengakhiri permasalahan yang dihadapi.

Sebagian orang yang lain, dalam menghadapi permasalahan sering menggantungkan nasipnya kepada orang lain. Contohnya saat seseorang ingin membuat skripsi yang sudah hampir dateline atau seseorang yang ingin mencari pekerjaan, mereka sering mengharapkan agar orang lain membantu mereka. Padahal seharusnya mereka harus percaya diri untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sendiri, dikarenakan orang lain tidak mungkin dapat membantu sepenuhnya.

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan dua orang teman semasa kuliah. Salah seorang teman telah menyelesaikan kuliah dan saat ini sudah bekerja sebut saja namanya A, sedangkan salah seorang lagi masih kuliah dan sudah semester 14 dan apabila tidak menyelesaikan skripsi maka otomatis akan di Drop Out, dan kita panggil saja dia dengan B. Si B yang sudah merasa putus asa meminta yang terkesan memaksa kepada si A untuk membuat skripsi miliknya, si B juga berharap agar si A dapat selalu hadir ketempatnya. Saya sendiri juga diminta untuk membantu, saya memang tidak menjawab apa-apa saat itu, namun saya berpikir kenapa si B tidak mencoba membuat sendiri?.

Beberapa hari berlalu dan dateline pendaftaran sidang hanya tinggal dua hari saya menerima panggilan telepon dari si B, ia meminta untuk berjumpa dan membantunya membuat skripsi. Saya kemudian bertanya kepadanya bukankah skripsi miliknya telah dibantu oleh si A?, ia menjawab bahwa si A terlalu sibuk hingga tidak sempat mengerjakan skripsi, dan tidak mengerti keadaannya. Akhirnya saya setuju untuk berjumpa dengan si B, saat bertemu saya langsung bertanya mengapa kamu tidak mencoba membuat skripsi dengan usaha sendiri?, ia menjawab bahwa ia tidak mampu, dan saya kembali bertanya kalau memang tidak mampu ngapain juga kuliah?, dan apabila kamu perlu dengan orang lain, maka kamu harus paham orang lain juga punya kesibukan sendiri, sehingga kamu yamg harus pergi ke dia dan kamu pula yang harus mengerti keadaannya, bukan sebaliknya, ia pun terdiam.

Satu kisah lainnya tentang seorang teman yang merantau ke Banda Aceh untuk mencari pekerjaan, dan saat ini ia menumpang tinggal di warnet milik temannya. Saat berjumpa dengannya dia meminta saya untuk mencarikan pekerjaan buatnya, maka saya bertanya sudah berapa hari ia tinggal di warnet tersebut?, ia menjawab kurang lebih satu minggu. Saya kembali bertanya apa yang telah ia lakukan selama satu minggu tersebut, ia menjawab bahwa ia mencari informasi terkait lowongan pekerjaan yang ada di internet.

Disini saya mulai penasaran, kalau selama ini ia sudah mencari informasi lowongan pekerjaan mengapa ia masih mengharapkan bantuan dari orang lain?. Ia memberikan argumen bahwa semua pekerjaan yang ada di internet dan yang ditawarkan oleh beberapa teman lainya memiliki persyaratan yang ia tidak mengerti, ia mencontohkan dengan surat lamaran kerja dan CV yang belum pernah ia buat sebelumnya. Saya pun tertawa dan berkata kepadanya, kalau kamu memang mau pekerjaan kamu harus berusaha, apabila kamu tidak mengerti kamu harus mencari tahu agar bisa, kalau kamu cuma menunggu dan terus berfikir ini berat itu berat, maka kamu tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan. Dan apabila kamu terlalu berharap agar teman-teman mau membantu sampai hal-hal yang mendetail, maka secepatnya kamu bangun, dikarenakan saat ini jelas-jelas kamu sedang bermimpi.

Kemudian saya menutup pembicaraan dengan sebuah pepatah bahasa Aceh Ka ta puliek boh pisang, peu beu ta suleng lom la abah? (Sudah dikupas pisangnya, apa harus disuap lagi ke dalam mulut?).

Bukan berarti kita tidak boleh meminta bantuan dari orang lain, namun alangkah lebih bijaksana apabila mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut dengan usaha sendiri terlebih dahulu. Berharap terlalu berlebihan kepada orang lain akan menjadi bumerang bagi diri sendiri, dikarenakan orang lain juga punya permasalahannya sendiri. Hidup adalah pilihan, sehingga apabila kita telah membuat suatu pilihan, maka kita harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.