Saat kita dengan beraninya berbuat maksiat, yaitu mengerjakan sesuatu yang telah dengan jelas dan tegasnya dilarang atau melanggar hukum baik agama maupun negara, ada sebuah jawaban tegas yang terkesan sedikit lucu saat seorang pemuda menanyakan sebuah pertanyaan kepada seorang Ustadz.
"Bolehkah saya melakukan maksiat?" Tanya seorang pemuda pada seorang Ustadz
"Boleh, lakukan saja maksiat asal kamu melakukannya di tempat yang tidak di lihat oleh Allah." Jawab Ustadz
Dari jawaban tersebut, betapa kita dapat memahami bahwa sesungguhnya tidak ada sedikit pun toleransi kepada seorang pelaku maksiat. Ya, bahkan jika seseorang sudah sangat ngotot ingin bermaksiat, mungkin saja dibolehkan asal perbuatan maksiat tersebut luput dari pandangan Allah.
Sangat mustahil, bukan?
Lalu, adakah solusi bagi kita untuk persoalan ini? Solusinya adalah dengan kembali mengingat dan merenung dengan renungan-renungan keaguman Tuhan, sang pencipta semesta alam dengan segala isinya.
Siapa kita? Mungkin pertanyaan itu juga bisa kita tanamkan selalu di hati. Dengan selalu mempertanyaan siapa kita, untuk apa kita diciptakan barangkali akan menjadi obat dan jawaban saat kita hendak melakukan suatu maksiat.
Rasionalnya mungkin begini, pernahkan Anda melihat sebuah peta melalui google maps atau google earth? Mungkin kita ingin melihat sebuah lokasi tujuan, atau penasaran dengan suatu tempat tertentu yang ingin kita kunjungi. Jika google maps saja dapat menangkap lokasi kita dari atas apakah mungkin kita akan berpikir jika Tuhan akan kesulitan mengawasi gerak gerik seorang yang diciptakan oleh-Nya.
Sekali lagi, tidak akan ada pembenaran dalam perbuatan maksiat. Sekecil apapun kesalahan kita, semua itu akan kembali kita pertanggungjawabkan nantinya. Kecuali kita telah bertaubat dengan taubatan nasuha. Itupun bila kasusnya dengan Tuhan, adapun dalam beberapa hal lain seperti mencuri, melakukan fitnah dan perbuatan yang dinilai bisa merugikan orang lain, bertaubatnya dengan cara yang berbeda pula.
Ya, bila mencuri tentu seseorang harus mengembalikan harta orang lain yang pernah diambilnya dengan jumlah yang sama. Begitu pula seterusnya. Intinya, jangan pernah tepikirkan oleh kita bahwa akan ada perbuatan maksiat tertentu yang dibolehkan atau akan luput dari pandangan Tuhan. Tidak, itu tidak akan pernah terjadi. Sadarlah!
Posted from my blog with SteemPress : http://ayuramona.epizy.com/2018/12/15/bermaksiatlah-dimana-allah-tidak-melihatmu/
Sungguh tidak ada tempat untuk bermaksiat, karena seluruh alam dan isinya adalah milik Allah dan semuanya tidak lepas dari penglihatan Allah. Mantap bg. :)
Posted using Partiko Android
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by ayuramona from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.