Alaram kecil dari tuhan
Ku rentang kan kedua tangan sembari menghembuskan napas lega. melepaskan seluruh penat yang menengelamkan semangat. Tiupan angin pantai menampar lembut kulit wajahku, ku ayunkan kaki sembari berlari-lari kecil menyusuri hamparan pasir pantai yang terbentang luas dengan air biru tua terpajang di depan mata. Melangkah menapak jejak kaki di atas pasir putih yang sedikit mengguning terkena cercahan cahaya senja, menikmati indahnya pemandangan laut-Mu yang tak bertepi, tenang dengan hembusan angin-Mu, gembira bermain air asin-Mu, tertawa dengan pasir-Mu, berkejar- kejaran dengan tarian ombak yang berusaha meraihku, kusebar pandangan kesekeliling begitu menakjubkan. Mata ini tak berkedip melihat hamparan panorama-Mu. Sesekali kuraih air yang terbentang biru terasa sejuk menyentuh kulit jemariku.
Ku tatap sekeliling hamparan ciptaan-Mu semua indah dipandang mata, wajah yang semula riang berubah muram. ketika ku palingkan pada pemandangan yang meluruhkan semangat ku.
“ahh…, mengapa aku harus melihat ini”. bisik ku dalam hati. Sosok yang mengetarkan tubuh dan mengores hati ku, suara desiran air seakan ber irama mengikuti getaran kalbu, dentuman ombak menghantam jiwa ku.
Tangan kecil dengan kulit yang terlihat mengering sekuat tenaga menarik tali yang ia lempar kedasar laut, sekuat tenaga ia tarik, kulit wajah yang memerah menahan beban, kaki mungil bergetar tetap tegar. telapak kaki yang terbuka tanpa alas, begitu semangat ia melakukan walau tampak berat baginya, tangan dan jemari kecil yang seharusnya memegang sebuah pulpen, kaki kecil yang seharusnya ia berlari untuk bermain terlihat beberapa goresan bekas luka, muka memerah yang seharusnya ia bercanda tawa dengan teman sebaya. Dan aku tertegun, ku hampiri dirinya tanpa menyapa, rasa perihatin pun timbul melihat nafas yang tersengal, telapak tangan yang penuh dengan goresan, keringat yang bercucuran tampak menempel di helai kain pembalut badannya, rambut yang terlihat menguning di warnai sang mentari, kulitnya yang kering terbakar panasnya terik matahari, dengan mata yang penuh harapan menatap jala yang terlihat samar. Pasang surut ombak mengayun jala yang ia lempar kedasar laut membuat ia kesusahan untuk mendaratkannya. Kegigihan terpahat di kerutan keningnya. Suara dentuman ombak tak menyurutkan keyakinannya. Tiupan kencang angin pantai semakin mengibarkan semangat nya.
Di bawah lembayung senja Tergambar di raut wajahnya menaruh harapan yang amat besar, dari bibirnya yang kering berkomat kamit seakan mengucapkan sesuatu, mungkin menyampaikan doa dalam hatinya kepada sang pemilik alam. ia tersenyum dan sangat bersemangat yang berapi-api ketika melihat ikan yang terperangkap di jaringnya. Ia terus menarik hingga jala mendarat ke atas pasir. seketika ia berlari mengumpulkan hasil tangkapannya. Ia beranjak menenteng ember yang tampak pecah diatasnya.
Ia tak peduli! dengan orang-orang disekitar lingkungan yang menatap sinis padanya. ia melangkah tegap meski terlihat beberapa tambalan dan sobekan di pakaiannya. Dengan rasa senang ia menadahkan kepala menatap langit yang menantang tanpa ada rasa sakit, menggeluh, meratap, malu dengan teman sebaya yang berlarian disekitarnya mengais rezeki.
Di bawah pohon yang tak jauh dari tempat ku berdiri tampak sesosok wanita yang berdiri dengan kain bercorak kan batik menutupi kepalanya melambaikan tanggan pada anak itu, dengan cepat anak itu pun semakin semangat berlari memperkencang lajunya sambil ia berteriak.
“ibuuuuu lihatlah yang ku bawa” sembari mengangkat bawaan yang di tentengnya.
Dari jauh terlihat wanita yang di panggilnya ibu tersenyum bangga dan mengusap kepala anak kecil itu ketika menghentikan langkah di depannya, lalu mengengam tangannya dan membawanya pergi. tampaknya sang anak berceloteh menceritakan yang ia alami. Dan wanita tersebut menatap anak itu sambil tersenyum dan tertawa kecil mendengar celotehan buah hatinya. Pemandangan yang luar biasa di balik keindahan dan kesuburan alam yang mengelilingi ku saat ini.
Semilir anggin berbisik lembut di telingaku, dengan sendirinya kakiku melangkah mengikuti sosok yang membuat ku penasaran akan dirinya. Tak pernah aku mengubris orang disekelilingku akan tetapi anak ini mampu menarik perhatian ku. Hampir satu kilo meter menyusuri jalan mengikuti langkahnya, aku sudah mulai merasa letih. kakiku seakan ingin patah rasanya. Bagaimana mungkin kaki kecil tanpa alas kuat berjalan sejauh ini. ‘Ahhh..’ dengan semangat terus ku ikuti langkah kedua sosok itu. Langkah ku terhenti di sebuah desa gelap tanpa penerang. Kedua sosok tersebut memasuki rumah yang beratapkan rumbia berdidingkan bambu sedikit miring dan tampak beberapa lubang.
Aku terdiam menyaksikannya. Mentari telah terbenam sempurna di upuk barat. Ku sandarkan tubuh yang letih di lantai balai sederhana yang terbuat dari anyamam bambu tampak cukup untuk ku beristirahat sejenak melepas penat. Dari sini aku dengan mudah memantau sosok anak tersebut
Di tiang yang terbuat dari bambu terlihat lapuk anak itu mengantungkan jala yang ia bawa, sosoknya pun tengelam dibalik dinding anyaman bambu hingga tak terlihat lagi. Hanya suara percakapan dentingan pingan yang terdengar samar dari balik anyaman bambu itu.
Obor penerang mulai tampak di beberapa rumah di ikuti oleh rumah di sekitar tersebut. Melihat keadaan desa ini membuat pikiranku mengelitik. Aku bersyukur kepada pencipta atas nikmat yang di beri pada ku, penat ini adalah rezeki dari-MU. Rezeki kecil yang engkau cabut akan sangat berharga untuk ku. Anak itu adalah contoh yang ia tunjukan untuk ku. Di balik semua ini adalah rencana-MU, di balik duka kami ada kesenangan seluas lautan yang “Engkau” siapkan untuk kami. Tanpa sadar bulir- bulir bening menetes dari sudut mata ku. Sembari menghela nafas dan bergegas kulangkahkan kaki untuk pulang, karena malam telah menyapa dan masih ada hari esok yang menanti jika diizinkan oleh-NYA.
Congratulations @desid6922yakusa! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Do not miss the last post from @steemitboard: