Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 diprediksi akan mengalami lonjakan meskipun menghadapi tahun politik dan indikasi krisis ekonomi siklus 10 tahunan seperti yang pernah terjadi pada 1998 dan 2008. Pemerintah telah menargetkan, pertumbuhan ekonomi 2018 mencapai 5,4 persen atau meningkat 0,3 persen dibanding target 2017 sebesar 5,1 persen.
Peneliti dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, angka yang ditargetkan oleh pemerintah itu terlalu tinggi. Lantaran, pertumbuhan ekonomi 2017 stagnan atau tidak melaju drastis.
Dengan digelarnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah pada 2018, investor asing diprediksi memilih wait and see hingga perhelatan itu selesai. Meskipun investor asing menurun, tetapi investor dari dalam negeri diperkirakan akan melonjak.
Di sisi lain, Pilkada akan berdampak pada meningkatnya daya beli negara. selain Pilkada, Indonesia menjadi juga jadi tuan rumah perhelatan besar seperti Asian Games 2018 dan International Monitory Fund (IMF) 2018. sektor-sektor yang dapat menimbulkan krisis seperti pembangunan ekonomi, laju inflasi, maupun obligasi Indonesia dinilai aman dari indikasi krisis.
Namun yang perlu diwaspadai adalah kebijakan ekonomi negara lain, karena banyaknya kerjasama ekonomi yang dilakukan Indonesia dengan berbagai negara. Dalam politik 2018 akan diwarnai dengan isu SARA, Pilkada DKI pada 2017 akan diduplikasi modelnya oleh kelompok tertentu sebagai strategi meraih kemenangan, hal ini juga berdampak pada stabilitas daerah maupun nasional.
Berkaca pada pengalaman krisis keuangan yang pernah terjadi di tahun 1998 dan 2008, ada kekhawatiran pada tahun 2018, krisis ekonomi nasional akan terjadi kembali.
Mengutip dari (Wikipedia dan teori ekonomi) definisi krisis keuangan sendiri juga belum terlalu jelas. Ada yang menggunakan tingkat pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto – PDB) sebagai indikator. Ada pula yang menggunakan nilai tukar mata uang, pertumbuhan instrumen investasi seperti saham dan obligasi sebagai acuan.
Resesi, dalam konteks ekonomi makro adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riel bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi adalah tahapan sebelum suatu kondisi perekonomian masuk ke dalam krisis keuangan.
Yang sangat menarik, jika mengacu kepada indikator tersebut. Indonesia pada tahun 2008 tingkat pertumbuhan PDB, kuartal I hingga IV adalah 6,32 %, 6,39 %, 6,1 % dan 5,2 %. Walaupun angkanya menurun, tapi angkanya tetap positif dan masih diatas 50%. Sedangkan kondisi pada tahun 1998 yang mengalami pertumbuhan PDB -13,10 persen.
Namun mengapa tahun 2008 dianggap mengalami krisis keuangan seperti halnya tahun 1998? Hal ini karena pada tahun 2008 kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah dari posisi awal tahun di level Rp 9.050 ke Rp 12.400 atau melemah 37 %.
Mantap ... ... buat asumsi nya bung @irvanni13
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.inforexnews.com/berita/potensi-terjadinya-krisis-keuangan-di-tahun-2018