Almost a month, we are teaching at Mila. Mila is one of Pidie district which located near the mountain. This place is famous with rambutan and delicious durian. Last month I, Dedi brother and some of my friends had a plan about teaching English in every district in Pidie. Thanks God, the Mila leaders gave us permission to make their district as a pilot project.
Hampir satu kami mengajar Bahasa Inggris di Mila. Mila adalah salah satu kecamatan di Pidie yang terkenal dengan buah rambutan dan durian yang lezat. Bulan yang lalu, saya, bang Dedi dan beberapa teman lainnya membuat program tentang bimbinga Bahasa Inggris gratis di setiap kecamatan yang ada di Pidie. Alhamdulillah, pejabat desa dan kecamatan yang memimpin Mila menyambut baik program ini dan mengizinkan kami untuk memulainya di Mila sebagai program percontohan.
The thing that I would like to tell here is not about the student or the place, but about the teacher. When I broadcast the information in social media, their question was about the salary and I said no salary for this program. Immediately, they were not interested in. I tried to ask to my students in theater club, they received.
Yang ingi saya cerita disini bukanlah tentang siswa atau tempatnya, tetapi tentang gurunya. Ketika saya membagi informasi tentang kebutuhan guru di media sosial, mereka bertanya tentang gaji, dan saya menjawab tidak digaji. Segera mereka tidak tertarik. Lalu saya bertanya kepada siswa di klub teater, mereka bersedia.
They never left every meeting. I was happy because they came from some far area, they needed oil for their motorcycle, but by sincerity they taught the students there. Sometimes, they made jokes each other and selfie. When I asked them which they had any problem with this program because they did not get salary, they said that it was okay. They have another work to create money. There, they got happiness with the students and the people around. They can get new friends. And the other things, the people there were very respect for us. They gave everything they had for us.
Mereka tidak pernah absen untuk datang. Saya merasa senang karen meskipun mereka datang dari jauh tetapi mereka ikhlas mengajar siswa - siswa disana. Terkadang mereka bercanda sesama dan selfie. Ketika saya bertanya apakah mereka keberatan karena tidak digaji, mereka menjawab tidak sama sekali. Mereka bisa memiliki pekerjaan lain untuk mendapatkan uang. Disana, mereka mendapatkan kesenangan dengan siswa dan orang sekitar. Dan lagi, masyarakat disana sangat menghargai kami, mereka memberikan apa yang mereka miliki setiap kami datang.
I get one thing which I study from that experience, sometimes the happiness could not be measured by the money. Eventhough we need money to life.
Bisa saya simpulkan berdasarkan pengalaman yang saya dapat, terkadang kebahagiaan tidak bisa diukur dengan uang. Meskipun kita butuh uang untuk hidup.
Mantap.....
Follow aku ya @fajarnakal jngan lupa di vote ya hehehe
Sudah difollow ya!
Assalamualaikum
Postingan yang bagus.anda terlihat berpengalaman disini walaupun belum banyak menulis.saya suka dengan cara pemaparan yang anda sajikan.Terima Kasih untuk postingan ini dan sempatkan untuk membaca tulisan saya di @irhamlingga
Waalaikum salam
Terima kasih atas pujiannya. Sebenarnya sama juga, masih belajar nulis. Siipp..akan diikuti postingannya.
Yang penteng vote laju dilei, walaupun Hana kekuatan. Haha
Hahahahha....saba aduen, insyaallah akan na.
Happiness is not always about money 😁