Krueng Baru on My Track (Bilingual)

in #life7 years ago

Bekerja di Kabupaten Aceh Barat Daya telah membuatku menanggung rindu pada dua perempuan cantik yang setia menanti dekap peluk dan ciumku, biar terkadang aroma keringat perjuangan seorang lelaki telah menusuk hidung mereka namun kuyakin karena kerinduanlah maka pelukan itu makin kewaktu semakin menyiksa.

Menebas jarak 51 km dalam kurun waktu lebih kurang 1 jam perjalanan kulakukan setiap 3 hari sekali. Lelah itu terbayarkan walau terkadang tidak tuntas, namun kebahagian terbesar adalah nikmat kebersamaan itu walaupun terasa sangat singkat.

image

image

Membandingkan hidup dengan membayangkan mereka yang telah dipaksa keadaan harus terpisah lama seperti para TKI dan para perantau yang mengadu nasib, makin menambah rasa syukurku pada jalan hidup yang saat ini kujalani.

Di lintasan perjalanan Blangpidie-Sawang inilah, aku sering mengambil rehat di jembatan Krueng Baru, Labuhan Haji sambil menikmati keindahan Krueng Baru sebagai penghangat bathin.

Dari jembatan besi yang menghubungkan Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, kita bisa melihat dua sisi sungai yang mengalir, hamparan pegunungan yang menabjukkan mata dan langgam air sungai yang membuncah menuju muara.

Mengabadikan dalam gambar menjadi sebuah keharusan bagiku, bukan karena sekedar indahnya, namun Krueng Baru adalah saksi dari indahnya masa kanak kanak berlibur bersama keluarga, menjadi tempat janjian bertemu kekasih pada masa remaja. Dan selebihnya biar air dan bebatuan saja yang menceritakan hikayatnya tersendiri dari tempat pemandian umum ini.

Maaf, kedua gambar di ambil dalam moment yang berbeda, gambar aslinya telah sedikit diberi polesan, seumpama dua perempuan desa yang berdandan namun aura cantik alaminya tetap menawan.

image
Sisi sebelah pegunungan

image
Sisi sebelah muara.

English

Working in the District of Southwest Aceh has made me bear the longing for two beautiful ladies who waited for my hugs and kisses, sometimes the sweat of a man's struggle has pierced their nose but I am sure because of the longing that hug becomes more and more agonizing.

Breaking the distance of 51 km within a period of approximately 1 hour journey I do every 3 days. Tired is paid even though sometimes not complete, but the greatest happiness is the fondness of togetherness even though it feels very short.

image

image

Comparing life by imagining those who have been forced into circumstances must be separated as long as the migrant workers and migrants who try to fate, increasing my gratitude to the way I live today.

On this track of Blangpidie-Sawang, I often take a break at the Krueng Baru bridge, Labuhan Haji while enjoying the beauty of Krueng Baru as a warming spirit.

From the iron bridge connecting South Aceh and Southwest Aceh, we can see the two sides of the river flowing, the expanse of mountains that show the eyes and the river water that burst into the mouth of the river.

Capturing in the picture becomes a necessity for me, not because it's just beautiful, but Krueng Baru is a witness of the beautiful childhood of a vacation with family, a place to meet lovers in adolescence. The are still many stories but let it water and stones alone that tells the saga itself from the public baths.

Sorry, both images are taken in different moments, the original image has been slightly polished, as if two village women were dressed up but the beautiful natural aura remained charming.

image
The side next to the mountains

image
Side of the estuary.

Sort:  

Sangat Luar biasa @masripribumi, hidup dengan membayangkan mereka yang telah dipaksa keadaan harus terpisah lama seperti para TKI dan para perantau yang mengadu nasib, makin menambah rasa syukurku pada jalan hidup yang saat ini kujalani

Terimakasih @jordanjor, memang saat lelah seringkali hidup kita cari perbandingannya.