Source
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh...❗
Saya lahir dan besar dengan figur orang tua. Dari kecil saya selalu di ajarkan orang tua saya, untuk tidak melihat keburukan orang lain, tapi keburukan diri. Tapi itu terjadi ketika iman lemah, suasana agama sangat lemah, dakwah lemah, katanya lagi lalai lah ceritanya. Ya sudah, setan masuk pun, kita tidak sadar. Melihat orang kurang sedikit, kita sibuk ngomongin, "Ahh... Si ini begini, si itu begitu". Sudah selesai ngomong, Astaqfirullahal'azim ❗ ngomong apa ya barusan ? Langsungkan ada perasaan takut sekarang. Kalau dulu kan peduli amat. Kalau sekarang ada rasa takut, Astaqfirullah."Barang siapa membuka aib saudara sesama muslim, maka Allah akan membuka aibnya sendiri" ? Wah, ini gawat, kalau aib saya sampai di buka, mungkin nggak ada yang mau berteman sama saya, kalau sampai Allah SWT membuka aib saya. Orang tau aib saya seperti apa, wah... Habis semua, nggak akan ada yang peduli sama saya, mungkin ngobrol pun akan mau gitu kan ? Dan mungkin kehidupan ini serba pendek.
Banyak orang yang bunuh diri kalau Allah SWT tidak menutup kekurangan diri kita. Di antara Arrahman, Arrahimnya Allah SWT itu, Allah SWT tutup kelemahan-kelemahan, dan kekurangan kita. Sebab kalau aib itu di buka, di sampaikan terus, jadinya orang stress terus, bahwa saya pernah lakukan hal ini. Kita sebagai manusia biasa, yang selalu cari kesalahan-kesalahan orang lain, Misalnya "Ini, kenapa ya, sudah beragama masih gitu, udah shalat tapi kayak gini", Terus saja di cari-cari. Cuma hari-hari Alhamdulillah, kita diam di Mesjid.
Terlalu banyak ustadz-ustadz beri tausiyah. Allah SWT, berikan kita dua mata, dan itu untuk melihat keburukan diri sendiri, yang lain untuk melihat kebaikan orang lain. Lalu apabila kita ghibah, maka transfer amal saat itu, ini sedang berlangsung dari kita kepada orang lain. Jadi kita susah-susah buat amal agama, akhirnya rugi juga kitanya kan, tidak punya apa-apa, tidak mendapatkan apa-apa.
Lalu Nabi Isa. Alaihisalam, katanya zaman dulu di tanya, waktu melihat ada seekor bangkai anjing, lalu hitam, pokoknya jorok lah semuanya. Lalu katanya pengikutnya bertanya, kurang lebih seperti itu, "Wahai Nabi, adakah kebaikan dari anjing ini" ? Ada katanya ❗ apa ? Giginya putih. Jadi ini mengajarkan kita semua, bahwasanya kita harus melihat kebaikan orang lain, meskipun dia buruk terus-terusan. Kalau kita merasa lebih baik dari orang lain, inilah sifat iblis katanya, seperti itu, sombong lah maksudnya. Sombong itu adalah ketika orang meninggalkan kebenaran, menolak kebaikan, dan merendahkan orang lain. Itu artinya dia merasa lebih tinggi dari orang lain.
Dan kebetulan sombong itu tidak hanya semua kelebihan. Sombong karena ilmu ada, sombong karena cakep ada, karena kekayaan, bahkan sombong karena popularitas, atau apapun. Jadi kadang-kadang, sombong bukan hanya orang kaya, orang miskin pun bisa sombong, dalam hal-hal tertentu. Sombong atas ibadah juga ada itu. Artinya karena dia merasa, "Oh,,,, rajin shalat, atau sabar gitu ya" ? Nah batasan untuk kita ngomong orang, maksudnya kan kadang-kadang kita ngomongin orang jelek-jeleknya itu untuk contohnya kita. Misalnya ke adek, "kamu jangan contoh itu, itu jelek, hitam, munafik" ngomongin orang di belakang gitu kan ? Kalau itu ada ayatnya, yang menjelaskan tentang panduan pentingnya kita menjaga hati, dan bunyinya :
** "Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain, karena boleh jadi, mereka yang di olok itu lebih baik, dari yang mengolok-ngolok, dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-mengolok wanita lain, karena boleh jadi, wanita yang di perolok itu lebih baik dari, wanita-wanita mengolok-ngolok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seburuk-buruk panggilan, ialah panggilan buruk sesudah iman, dan barang siapa tidak bertaubat maka, mereka itulah orang-orang yang dzalim." **
Ayat Ke 12 berbunyi :
** "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, suka_kah kamu salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati, maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertaqwalah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT Maha menerima taubat, lagi Maha Penyayang (QS- Al-Hujurat. Ayat : 11-12)" **
Na'udzubillah Minzalik Subhanallah, sebelumnya peringatan yang luar biasa, karena kita tidak sadar, bahwa kita asyik membicarakan kejelekan orang. Sebetulnya boleh kalau itu untuk pelajaran yang sudah umum, Misalnya Fir'aun. Fir'aun itu jelas orangnya maksiat kepada Allah SWT, dan segala macam boleh untuk contoh. Qorun, karena memang sudah ada di dalam Alqur'an, Abu Lahab, Abu Jahal, itu boleh.
Makanya di situ sebagian prasangka itu yang jelek boleh nggak ? Boleh ❗ tapi hanya sebagian, misalnya bagi Kasat Serse, bagi Intel, memang begitu. Orang di bandara itu imigrasi, tugasnya adalah waspada ya ? Setiap orang di periksa, kita nggak boleh bilang, "Kamu kok su'udzon, kurang ajar". Karena memang itu tugasnya dia.
Source
Cadar yang begitu aja di Mekkah, Madinah, itu ada kalanya di perbolehkan, bahkan di anjurkan, misalnya kalau masuk hutan, begitu di periksa, suruh buka karena jangan sampai di salah gunakan. Ternyata yang pakek cadar berkumis, artinya di salah gunakan, itu juga bagian dari kewaspadaan.
Yang lebih parah adalah menggunjing ❗ Apa definisi menggunjing ? Mengatakan satu kejelekan orang lain, yang kalau orang lain dengar, dia tidak senang. Maka bahasanya orang yang menggunjing kayak memakan daging saudaranya yang sudah mati. Orang mengecam Sumanto, karena memakan jenazah, atau apapun. Padahal, mungkin hari-hari kita makan bangkai tanpa kita sadari, dalam arti, suka menggunjing orang, dan secara tidak sadar, kita sama saja dengan memakan daging orang, secara tidak langsung.
Maka dari itu, mari kita sama-sama hidup rukun, damai, dan tentram. Kita rawat terus persatuan, dan kesatuan, dalam segala hal. Jangan sekali-kali menilai buruk, ngatain orang hal-hal buruk tentang orang, menyindir juga tidak boleh, semua itu hanya akan merugikan kita sendiri. Untuk itu, mari kita jauhi sifat buruk seperti itu. Jangan menilai sesuatu dari sampul. Lalu kita sibuk membicarakan keburukan orang. Ingat ❗ Hidup hanya sekali, buat lebih berarti, mari sadar diri menuju keren.
Semoga bermanfa'at💫
~Keep Writing~
Salam Sahabat Inspiratif
I resteemed your blog I expect same favour from your side
thank you, your post I gave the value. Have a nice day