Selesai sholat Jum'at, saya dan teman saya tidak langsung pulang kerumah, kami mampir dulu kesebuah warung kopi, yang lokasinya tidak jauh dengan Mesjid. Saat kami memasuki warung kopi, belum 5 menit kami duduk, tiba-tiba terdengar suara dari belakang, kemudian saya menoleh, karena penasaran, siapa gerangan, terlihat sosok pria tua dengan kaki pincang, dituntun oleh bocah yang usianya sekitar 4 tahun, sembari menadahkan tangannya kearah kami
Source
Sosok pria dengan pakaian compang-camping, kemudian pria tua dengan kaki pincang tersebut, berkata " tuloeng brie sedekah bacut neuk, sep deuk loen, ka dua uroe, hana loen pajoeh bue, tuloeng brie bacut, nyoe na kemudahan, sialakada" kemudian saya dan teman saya tadi, mengeluarkan uang, dan memberikan kepada pengemis tersebut.
Dari kejadian ini, terjadilah diskusi hangat antara saya dan teman saya tadi. Jadi begini ya, saya khawatirnya ini, kita ngomong kemana-mana, ternyata kriteria pengemis, kalau kita tidak tau, jangan sampai omongan kita salah arah ya ? Saya nanya tadi, sama teman saya, pertanyaan saya gini *" kriteria pengemis itu, atau kategori pengemis apa *"? Lalu teman saya menjawab " kriteria pengemis itu adalah, orang yang tidak punya penghasilan tetap, dan rumah tinggal tetap".
Inilah kesalahan fatal yang mau tidak mau kita ikuti selama ini.
Orang yang tidak punya tempat tinggal tetap, dan tidak punya penghasilan tetap dianggap pengemis dan gelandangan. Saya punya data. Teman saya itu tinggalnya tidak tetap, karena dia punya 20 rumah, kadang dia tinggalnya di rumah yang di Medan, kadang di Banda Aceh, itu tidak tetap tinggalnya, tapi rumahnya 20, apakah disebut pengemis ? Bukan !
Berarti anggapan dari teman saya itu tadi salah total. Kemudian, pengemis tidak punya pekerjaan tetap. Saya juga punya teman kebetulan, dia itu saya lihat tiap hari kerjanya ngemis terus, tetap itu pekerjaannya, kok dibilang nggak punya pekerjaan tetap. Itu kesalahan yang harus kita sepakati, hati-hati ya ? Jangan asal ngomong kalau tidak tau, karena ketidaktahuan akan memunculkan kesesatan, lebih-lebih dalam soal agama.
Jadi yang jelas, yang dinamakan pengemis, dan gelandangan, itu lebih tepatnya adalah, Orang yang tetap tidak punya rumah, atau tetap mengemis minta-minta, atau tetap punya pekerjaan. Pengemis dan gelandangan itu masuk kategori orang miskin, anda tau nggak kriteria orang miskin ? Hampir semua, atau 50% orang, kriteria ditentukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik).
Maksud saya begini, kenapa sekarang jumlah orang miskin bertambah, saya punya catatan, ini sangat mengejutkan, saya takut nanti anda terkejut, jadi tidak saya sebutkan. Tapi, yang akan ingin saya berikan adalah stimulasi, supaya anda bergairah, dan ikut mensukseskan, mengentas kemiskinan, itu yang penting.
Kita harus belajar dari Tegar, penyanyi cilik tegar, yang tahun kemaren sempat tenar, sekarang bagaimana kabarnya Wallahua'alam, anda masih ingat lagunya ? Seorang anak yang bisa belajar, dia move on 🎵Aku yang dulu...bukanlah yang sekarang...dulu ditendang...sekarang apalagi 🎵kurang lebih liriknya seperti itu, saya nggak jago nyanyi, maklum saja kalau salah.
Sebagai pemimpin, siapapun anda adalah calon pemimpin, minim anda mimpin diri sendiri. Kalau semua bisa kita pelajari, tidak ada alasan kita untuk menjadi miskin. Karena miskin itu bisa dari keturunan, bisa dari kelakuan, orang yang terlahir miskin, bukan berarti dia terus hidup miskin, ingat itu !
Amerika pernah mengumpulkan di lima negara bagiannya, negara yang bagiannya Arizona, dari lima negara yang ada pengemisnya, ketika dikumpulkan di Arizona, apa yang terjadi ? Arizona semakin banyak pengemis, artinya apa ? Kenapa pengemis dan orang miskin semakin banyak ? Karena pemerintah tidak becus membuka lapangan kerja, mereka hanya memasukkan saudara, dan orang-orang terdekat mereka, di perusahaan atau PT. Punya pemerintah, makanya masyarakat kita sekarang banyak yang nganggur, dan kadang, bahkan jadi pengemis.
Tapi, saya punya program yang kalau ini dijalankan, saya yakin yang namanya orang miskin akan hilang, saya sedikit ingin menggaris bawahi ya ? Masalah kemiskinan itu bukan hanya masalah negara kita, ini masalah internasional. Negara maju, semaju apapun punya masalah dengan ini. Jadi kita jangan minder, jangan pernah minder punya masalah dengan kemiskinan.
Hanya saja, secara filosofi PERDA itu adalah maksudnya begini, jangan memberi orang yang meminta-minta, jangan minta-minta orang untuk memberi, itu prinsip yang harus dipegang. Jadi ini harus dua sisi, ketika anda melarang orang untuk memberi, sebaliknya kita harus mendidik orang yang minta-minta, untuk tidak minta orang tidak memberi.
Berikutnya ini yang perlu dicatat, negara kita Indonesia tidak akan hancur, karena banyak orang miskin yang mengemis. Tapi negara kita bisa hancur karena banyaknya orang kaya yang korupsi, itu yang harus diingat. Terus saya ingin berpesan, sebelum mengakhiri tulisan ini, saya harap siapapun anda yang membaca tulisan ini, tetap semangat, jangan takut hidup anda menjadi miskin, tapi takutlah, kalau hati anda yang miskin.
Keep Writing
Salam Sahabat Inspiratif
Hebat... terus berkarya bang. Kekritisan ini pasti membuahkan hasil positif.
Ayo, mari sama-sama kita berjuang, dan terus berkarya 😃
Bagus bang karena diantara hasil gaji kita ada hak untuk mereka
Iya, betul, oleh karena itu, kita harus sering-sering berbagi, bila ada kemudahan rezeki, karena berbagi itu hebat