Pengalaman adalah sebuah kisah lampau. Cerita dimana kita mengalami atau melewati hal-hal baru pada saat itu. Entah itu hal positif atau negatif, hal baik atau hal buruk, bahkan hal sedih sampai bahagia.
Ada pepatah mengatakan; pengalaman adalah guru yang berharga. Ya, tentu saja kita sangat setuju dengan hal tersebut.
Guru adalah pengajar. Kita semua telah memahami bahwa dari guru kita bisa belajar serta mempelajari banyak hal. Ya, pengalaman memang bukan manusia, bukan pula seorang pengajar. Namun, saya sangat sadari bahwa dari ilmu balagoh/bilagah, kita tahu bahwa kata guru di sana adalah kinayah. Arti sesungguhnya adalah kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari sebuah pengalaman.
Saya tidak akan menyoroti masalah arti dari sebuah pepatah tersebut. Akan tetapi, saya sangat tertarik untuk menyoroti sedikit kalimat dalam ucapan dari seorang penulis, sutradara, komika, Ernest Prakasa dalam sebuah video unggahanya di youtube.
Dia tidak bercerita panjang lebar masalah pengalaman di sana. Karena, yang saya tonton itu bukan channel motivasi atau cerita, dan sebagainya. Saya menonton sebuah video unggahan Ernest sendiri yang isinya tentang sharing mengenai kepenulisan/teknik menulis.
Saya menonton pada bagian tugas seorang penulis pada saat menulis naskah. Part awal dia menyebutkan, seorang penulis memiliki dua tugas pokok dalam menulis. Pertama adalah menjadi seorang penulis, Ke dua adalah menjadi seorang editor.
Lalu saya sempat merenung sejenak saat dia berkata, "Saya akan pinjami pengalaman saya sama kalian, biar kalian gak perlu capek-capek mengalami kesalahan-kesalahan yang sama."
Wah, ini menarik. Tentunya saya korelasikan dengan kegiatan membaca, menonton, dan lain sebagainya.
Ya, saya suka membaca novel, terutama yang jenis faksi (fakta fiski)/ atau cerita true story. Saya berpikir, benar juga, secara tidak langsung, dengan membaca dan menonton kisah-kisah orang lain yang dituangkan dalam sebuah karya itu merupakan hal hebat. Suatu saat kita bisa meminjam pengalaman dari sebuah karya yang kita konsumsi.
Untuk itu, saya semakin tertarik untuk tetap menulis sebuah cerita atau novel. Ya selain bisa berbagi pengalaman yang bisa dipinjam oleh orang lain, kita juga bisa bercerita bebas demi kemanfaatan bersama. Insya Allah.
Intinya tulisan ini, saya ingin mengingatkan terutama pada diri sendiri, bahwa pengalaman atau yang sering kita sebut guru yang berharga itu setiap detik tercipta, setiap menit tersusun dan setiap jam terbungkus. Pengalaman bertebaran di mana-mana. Entah itu pengalaman pribadi, keluarga, teman, bahkan orang lain yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya.
Seujurus dengan pepatah dari ulama.
"Utlubul 'ilma minal mahdi ilallahdi."
Tuntutlah ilmu dari sejak buaian hingga liang lahat.
Walaupun kita tidak lagi sekolah/kuliah di sebuah lembaga formal atau informal, tapi kita bisa belajar dan menuntut ilmu dari hikmah dan pengalaman yang kita temukan.
Oh, sekali lagi, Tuhan begitu Maha Manis dalam menunjukan keindahan hidup.
Wallahu 'alam bissowwab.
Terima kasih sudah menyimak. :-)
Mari kita menjadi penulis dan editor
Hehehehe
Hehe siap, Bang. Laksanakan :-)
Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina Bang, yuk nyusul saya ke sini...
hehee😊
Ingin sekali .... mudah mudahan ada izin dari Allah dengan cara dikasih jalan dan ada rizkinya :-)
Spitcles kang rohmat ..👍👍👍
Terima kasih banyak sudah menyimak :-)
Sama-sama kang