Fenomena ibadah di era digital

in #life7 years ago

Hello sahabat steemians bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga senantiasa dalam keadaan dan selalu dalam lindungan yang Maha Kuasa. Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan fenomena ibadah diera digital yang sepertinya tidak seperti kaidah sebenarnya ibadah. Era digital adalah dimana manusia telah memiliki dua dunia. Yaitu dunia nyata dan dunia Maya.

image

Media sosial kerap menjadi ladang eksistensi setiap orang dalam mengekspresikan perasaan, aktifitas, situasi dan sebagainya. Hal ini dilakukan dalam berbagai bentu, mungkin sebuah tulisan atau sebuah foto. Bahkan sebagian memalui foto dan penjelasan singkat mengenai foto tersebut. Baik ketika aktifitasnya dilakukan atau setelah selesai melakukan aktivitasnya. Hal ini ironisnya tidak hanya berlaku pada keadaan semata seperti saat sedang sedih, suka, gembira. Akan tetapi tidak sedikit yang melakukannya pada ibadah.

Tidak memahami esensi ibadah

Ketika seseorang melakukan publikasi ibadah dimedia sosial, seolah ibadah bukan lagi mengharapkan Ridha Allah, tetapi hanya untuk memberitahukan kepada khalayak ramai bahwa dirinya sedang atau usai melaksanakan sebuah kegiatan ibadah. Hal ini begitu banyak kita dapatkan saat Ramadhan dalam berbagai bentuk ekspresi. Mulai saat tarawih hingga ibadah puasa dengan berbagai nada dan status.

Semoga kuat tarawihnya ya Allah?
Taraweh malam ini terasa begitu lancar
Semoga puasa hari ini kuat sampai buka

Dan masih banyak ekspresi dalam bentuk kata-kata yang menjadi biang pembakar fahala ibadah itu sendiri.

Ungkapan ini diekpresikan dalam berbagai bentuk. Bisa berupa keluhan saat jelang puasa. Atau dengan unggahan beberapa foto sedang membeli menu bukaan dengan penjelasan tulisan singkat seperti saya jelaskan tadi diatas. Ini adalah bukti minimnya pengetahuan tentang esensi ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita umat manusia.

image

Pada prinsipnya ibadah adalah mengharapkan ridha Allah. Meminta dengan ikhlas kepada Allah agar setiap ibadah diterima dan diberikan ganjarannya saat hari pembalasan tiba. Bukan justru mengekspresikan kepada khalayak ramai agar di ketahui banyak orang bahwa kita rajin melakukan ibadah kepada Tuhan. Orang seperti ini lazimnya melakukan ibadah tidak dengan keikhlasan dan ridha Allah, akan tetapi hanya karena ingin diketahui oleh orang lain bahwa ia sangat rajin ibadah atau semacamnya. Dan biasanya yang terjadi malah sebaliknya hanya orang-orang malas yang melakukan hal semacam ini.

Ibadah hak privasi dengan Rabbi bukan untuk di publikasi

Beribadahlah hanya kepada Allah. Disana kita mengharapkan segala pembalasan atas segala amal kebaikan yang kita perbuat. Apa yang kita dapatkan jika hanya mengharapkan dari manusia. Tidak ada. Manusia hanya mampu sekedar memuji dengan sebuah komentar dan sebuah like. Apakah anda hanya membutuhkan itu? Tentu saja tidak.

Biarkan urusan ibadah atau melakukan kebaikan lainnya hak anda dengan Allah. Simpanlah segala kebaikan yang anda perbuat seperti anda menyimpan sebuah aib yang sangat memalukan jika itu diketahui oleh orang banyak. Jangan tiru wakil rakyat yang saat memberikan sesuatu butuh publikasi agar diketahui orang banyak. Mereka hanya butuh balasan dari manusia. Yaitu untuk memilihnya pada saat pemilihan wakil rakyat berikutnya. Tidak balasan dari Allah. Hehehe.


image

Sort:  

Terimah kasih telah berbagi @nasrud