Percaya atau tidak, disadari atau tidak, bahwa takdir setiap manusia itu tidak bisa diganti, kecuali ada campur tangan Tuhan. Jika memang dia ditakdirkan untuk kita, dia akan menjadi milik kita. Dan jika dia tidak ditakdirkan untuk kita, maka kita tidak akan bisa memiliki dia, dia akan menghilang dengan sendirinya, dan akan dihadirkan orang lain yang memang tlah ditakdirkan untuk kita miliki.
Harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Tidak selamanya semesta berpihak pada kita. Adakalanya kita ditakdirkan mencintai seseorang bukan karena kita harus memilikinya, akan tetapi itu semua ujian sekalian pengalaman untuk membuat kita dewasa dalam menjalani hidup.
Sebagai manusia kita harus bersyukur dengan apa yang kita dapatkan. Jangan berkecil hati saat kita tidak bisa memiliki apa yang kita inginkan. Mencintai seseorang sah sah saja, tapi jika tidak bisa memilikinya jangan putus asa. Bukan berarti kita tidak bisa memiliknya,dia tidak baik untuk kita, bukan juga kita tidak baik untuk dia.
Karena takdir tidak ada yang tahu. Bisa jadi dia memang tidak ditakdirkan untuk kita. Kita hanya ditakdirkan mengenal,mencintainya,tidak untuk memilikinya. Kita harus paham dengan konsep semesta. Apa pun yang kita usahakan bila itu tidak ditakdirkan untuk kita, maka tetap tidak bisa kita miliki. Kita harus mengerti dengan semua itu.
kalau menurut saya, nikmat yang paling besar itu bukan memiliki. tapi mencintai. pun sebenarnya, kita tak pernah benar-benar memiliki, hakikatnya, semua adalah titipan. maka bahagialah ia yang mencintai dan memiliki. beruntunglah ia yang mencintai namun tak kuasa memiliki. tapi, yang terahmati hidupnya adalah mereka yang tetap mencintai, ada tiada, jauh dekat, abadi fana. ia tetap disitu, sebetapa keruhpun harapan itu.
@bosbond28 begini, jatuh cinta memang indah, akan tetapi jatuh cinta tanpa memiliki itu tidak benar-benar bahagia, bahagia itu akan lahir ketika kita saling mencintai, bukan jatuh cinta sendiri.
Karna jatuh cinta tanpa rasa ingin memiliki bukanlah cinta melaikan kagum atau sekedar suka.
relatif. tergantung bagaimana mengartikan cinta.
dan tak selamanya cinta sebelah mata hanya sekedar kekaguman.
seperti kisah Fatimah mengagumi ali
patutkah kta mengatakan bahwa cintanya hanya sekedar sebuah kekaguman semata?
tapi fatimah beruntung, cinta bersambut
sedar diluar sana, lebih banyak mereka yang tidak beruntung
@bosbond28Semua itu benar adanya. Sakarang kembali lagi pada diri kita masingmasing. Bagaimana menyikapinya. Yang intinya tetap bersyukur atas semua nikmat yang telah Tuhan berikan pada kita semua.
ya. A+ :D
Thanksyou