"Jika kamu mencari sahabat, dekatkanlah kamu dengan dia disaat kamu masih belum ada apa-apa, karena jika kamu mendapatkan sahabat disaat kejayaan, maka mereka akan meninggalkanmu disaat kamu jatuh".
Ungkap seorang sahabat disaat kami duduk di salah satu warung kopi di kota Sigli. Pernyataan tersebut mewakili kata hatinya selama ini terhadap pergaulan yang dia jalani bersama sahabat-sahabatnya dulu saat dia masih mempunyai kejayaan.
Kami kenal satu sama lain baru beberapa bulan yang lalu, mungkin karena karakter yang kami miliki sedikit ada kesamaan, sehingga perkenalan ini menjadikan kami sahabat yang saling mengerti dan membuat hubungan ini menjadi lebih dekat dan saling memberikan dukungan satu sama lain.
Dalam kisahnya, dia menceritakan dulu disaat dia memiliki kejayaan, banyak sahabat yang datang kepadanya dari kaum muda dan tua, menjadikan hari-harinya dikala itu penuh dengan kebahagiaan setiap hari.
Pernah masa itu, sahabat-sahabatnya itu datang untuk meminta bantuan kepadanya, baik meminjam uang atau bantuan lainnya. Dia selalu membantu mereka tanpa membedakan satu sama lain, semua sama dimatanya.
Namun, sekarang disaat dia jatuh semua hilang bagaikan batu ditelan lumpur. Saat jumpa pun tak pernah lagi ada basa-basi, mungkin karena takut di minta hutang yang tak pernah mereka bayar atau mungkin takut tidak bisa menafkahi mereka dengan segelas kopi.
Kemudian dalam ceritanya, dia bertanya, apakah saya pernah mengalami hal yang demikian ?
Untuk menghibur dia kemudian saya menjawab, bahwa tidak semua orang memiliki sikap demikian, mungkin mereka tidak mau membebani saat bersama kita, jadi lebih memilih menghindar, karena sudah pasti dan mungkin sudah biasa bagi kita membantu jika nongkrong bersama-sama, takutnya kita sama - sama keterbatasan ekonomi dan akan menjadi beban buat kita.
Bagi saya sama saja, ada tidaknya kemampuan ekonomi yang kita miliki, tetap jika bisa membantu dengan ikhlas walaupun hanya semampunya saja.
Memang, jika dilihat dari lingkungan, banyak yang merasakan hal yang sama, tetapi menurut saya itu cuma pikiran negative kita disaat kita sedang dibebani perekonomian yang sulit.
Tetaplah positive thinking, jadikan kesabaran sebagai sandaran hati, karena ini termasuk ujian, kita tidak selalu di atas, semua akan merasakan apa yang orang lain rasakan, untuk menguji keimanan kita terhadap sesama manusia di dunia.
Saat itu dia mengangguk-angguk kepalanya, tanda dia setuju dengan pendapat saya, kemudian dia meminta maaf, jika selama ini dia selalu berpikiran negative terhadap apa yang dia rasakan selama ini, menurut dia, memang beda cara berhubungan dengan manusia jika selalu diutamakan dengan reputasi, semoga dia mampu menjalani dan tegar menghadapi masalah ini.
Nah, sahabat-sahabat semua, karena saya terinspirasi dengan sahabat saya ini, maka saya menulis di sini sebagai tanda ucapan saya untuk menghargainya, semoga dapat menumbuhkan semangat saya dalam menjalani kehidupan saya sekarang dan nantinya.
Salam sukses untuk kita semua
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by Oom Cie from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.