Tidak semua orang bisa bertahan di steemit, platform sosial media paling populer ini. Ada beberapa kesulitan yang kuhadapi selama lebih dari sebulan berada di sini. Pertama, karena aku tidak aktif di komunitas manapun yang aku ikuti. Aku bergabung di Steemit orang-orang FAMe (Forum Aceh Menulis), dan juga ikut masuk dalam group Steemit Chapter Barsela (Barat Selatan Aceh), namun tetap saja, aku hanya menjadi "silent reader" tanpa mampu terlibat dalam diskusi-diskusi, sharing postingan terbaru dan ikut mengkomentari atau mem-vote postingan yang lain. Kedua, aku belum mampu berdisiplin untuk menulis setiap hari. Kenyataannya, menulis itu masih merupakan perkara sulit bagiku. Dan aku belum mampu untuk memaksa otakku bekerja disaat ia sedang tidak ingin bekerja. Ketiga, terlambat. Aku datang ke stemmit dalam keadaan terlambat, sedangkan platform ini sangat menghargai "jam terbang." Ini membuatku hanya menjadi "remeh peyek," di hadapan abg SMP yang curhat soal sendal jepit yang diukir logo klub bola, Intermilan. Tidak main-main, postingan remeh yang ditulis disela-sela menunggu guru masuk kelas itu bisa bernilai puluhan SBD sedangkan postingan yang kutulis dengan menguras otak dan dengkul, hanya bernilai 0.00 SBD. Keempat, steemit menghilangkan kefokusanku. Aku terlalu "tergoda" oleh stemmit, dan seorang teman memperingatkanku. "Tidak semua orang cocok di steemit, dan kau tidak cocok di steemit. Nge-Steem, hanya akan mengacaukan pikiran dan konsentrasi akademikmu. Kau bukan orang yang bisa membagi konsentrasi dan waktu. Lebih baik,.......(tidak dituliskan)" Kelima, sebaiknya kau mundur kawan. Dunia sosmed bukan bidang orang yang "pemalu," sepertimu. Disaat orang-orang berlomba men-share blog steemit mereka ke seluruh akun medsos-nya, kau malah menyingkir dan pulang kampung. Keenam, kalah tema. Jujur, aku tidak mampu menangkap peluang pasar dari stemmit ini. Disaat orang begitu tanggap menemukan dan mempreteli tema-tema populer, aku justru menulis tema-tema yang cocok untuk nostalgia kaum tua. Padahal, steemit itu lebih identik dengan platform kaum muda. Ketujuh, aku tidak mampu membuat konten yang menarik, dan tentu saja aku belum belajar bagaimana mengelola blog masa depan ini. Kedelapan, apakah aku harus mundur? Aku pikir, untuk sementara akan tetap mengaktifkan akun ini, sampai aku punya tiga alasan lagi untuk mundur dari platform "paling basah" ini atau melanjutkannya sambil terus menatapi angka 0.00 SBD.
Ini sudah 0.001 Ramliano De Cibro. Artinya harus tetap semangat. Hee
butuh dukungan seniore... kita belum menyerah...
saling menguatkan dan saling mengigatkan
jangan pernah mundur
maju aja pelan pelan
jangan dijadikan beban
terimakasih motivasinya komandan... semoga tetap istiqamah...