ZAMAN NOW, secara pribadi saya memahami zaman now adalah zaman dimana segala sesuatu yang terjadi di ruang publik merupakan peristiwa akhir zaman (menjelang kiamat).
Masih menurut saya dalam pandangan pengetahuan yang terbatas, zaman now adalah zaman dimana perubahan menjadi sebuah keniscayaan, manusia dituntut berubah mengikuti perkembangan zaman.
Zaman now, adalah zaman keterbukaan. Semua hal seolah patut dan layak dipertontonkan. dinding media sosial terasa sangat lebar dalam mengulas setiap peristiwa, bahkan disini aib dan fitnah berhamburan.
Tak jarang kita mendapati, para pengguna media sosial mengabaikan etika dalam berinteraksi.
Sekali lagi, disini semua terbuka. Cacian dan makian hingga paha telanjang tersebarkan
Alhasil, tontonan hina dan nista menjadi tuntunan.
Bagi sebagian kelompok orang, zaman now dianggap sebagai zaman kebebasan (Jahiliyah), semua orang berhak berkehendak sesuai selera, serta bertindak suka suka asalkan saja tidak melanggar HAM.
Tentunya sudah lumrah sebagai makhluk sosial, kita hidup saling ketergantungan, saling membutuhkan, tak terkecuali kebutuhan seksual. Namun demikian, sebagai warga negara yang bermartabat, pantaskah kita menjadi banci (waria), sebagai insan yang beragama, pantaskah kita mengingkari nikmat tuhan?
Terkhusus Aceh, bumi serambinya syariat islam nusantara, layakkah dihuni oleh para banci?
Tulisan ini melayang tanpa maksud menghakimi para banci (waria) yang konon harus dibela eksistensinya, tapi tulisan ini merupakan bagian dari upaya dalam membangun kesadaran bersama (kolektif) bahwa waria itu bukan fitrah manusia. Waria adalah pilihan yang salah !
Beberapa hari ini, penertiban waria di wilayah Aceh Utara dinilai tidak manusiawi dan melanggar hukum. Ironisnya lagi, tindakan Kapolres Aceh utara pun dikecam oleh para pendukung kaum banci.
Sungguh, kita tidak rela ada dari bagian keluarga ataupun masyarakat kita beralih menjadi kelompok banci.
Untuk itu, marilah kita sama sama menjaga dan membina masyarakat kita, sudah semestinya kita saling menjaga.
The last, tulisan ini hanyalah sebagai dukungan dalam melindungi masyarakat kita terhadap prilaku prilaku yang menyalahi fitrah manusia, semoga kita bisa saling menasehati serta menjadi manusia yang bersyukur terhadap kelimpahan rahmat Rabb Empunya sekalian alam. AMIN.
Ka vote lon
https://steemit.com/good-karma/@musriadifahmi/memburu-kuliner-aceh-sunda-63443e0552de8